Duapuluhempat.

160K 7.6K 182
                                    

"Ajari aku caranya bahagia, sampai aku lupa caranya menangis."
-Deandra Anggita.

🌻🌻🌻

Rene sedang berada di restoran. Menikmati makanannya sambil menunggu seseorang disana. Sesekali ia mengecek ponselnya untuk mengetahui apakah orang yang ditunggunya sudah sampai atau belum.

Pintu restoran terbuka, menampilkan pria bertubuh tinggi dengan pakaian santainya. Rene berdiri menyambut pria itu dengan senyuman manisnya.

"Hai! Lo apa kabar?" Rene memeluk hangat pria itu. Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum.

"Baik." Pria itu duduk di hadapan Rene. Melihat wajah Rene yang tengah berseri itu ketika bertemu dengannya. Ia hanya tersenyum miring.

Gio Ferdinand. Sang mantan kekasih dari Rene. Gio mau menemuinya dan terbang ke Indonesia hanya untuk membantu misinya. Misinya untuk memisahkan Deandra karena pria ini juga memiliki dendam pada Nantha.

"Cepet omongin. Gue nggak ada waktu."

Rene tertegun melihat sikap dingin lelaki itu. Gio yang dulu sudah berubah ternyata. Rene menarik nafas lalu menghembuskannya pelan, lalu mendekatkan diri untuk berbisik pada pria itu.

Gio mendengar bisikan pelan dari Rene. Mengangguk mengerti lalu tersenyum miring. Rene juga ikut tersenyum ketika Gio menyetujui rencananya.

"Oke. Gue tau gimana caranya. Yaudah, gue pergi dulu." Gio beranjak dan langsung saja pergi dari hadapan Rene.

Rene tersenyum licik. Merasa yakin bahwa rencananya kali ini akan berhasil. "Liat aja, Dean. Lo bakal buat Nantha menjauh dengan sendirinya dari lo."

***

"Baik, kita sudahi saja rapatnya. Terima kasih atas partisipasinya."

Nantha membereskan berkasnya yang ada di atas meja rapat. Menyalami client nya satu-satu untuk menunjukan rasa hormat bagi pemilik perusahaan Romazy Holding Inc. Ya, Nantha telah diangkat menjadi CEO baru di perusahaannya. Perusahaan yang didirikan oleh Papanya dan bekerjasama dengan Perusahaan milik Papa Deandra.

Nantha keluar dari ruangan rapat, menghampiri meja sekretarisnya untuk menyerahkan berkasnya agar segera di selesaikan dan melesat ke ruangannya sendiri.

Membuka jas kerjanya dan menggantungnya di kursi kerjanya. Nantha duduk di sofanya, menopang pipinya untuk mencari kenyamanan.

"Aduh!" Nantha meringis, merasakan sakit di pipi kanannya. Ah, ternyata luka lebamnya ini masih belum hilang. Nantha beranjak untuk mengambil handuk berisi es batu. Mengompres lukanya sendiri.

Tiba-tiba ada yang membuka pintunya tanpa izin darinya. Nantha menoleh dan mendapati wanitanya tengah berdiri di depan pintu dengan senyum manisnya. Seketika mood Nantha kembali bagus.

Deandra berjalan menghampiri Nantha dan mengernyit bingung ketika melihat pria itu memegang sebuah handuk dan ditempelkan ke pipinya.

"Lo ngapain?" Deandra menaruh tas kecilnya disamping Nantha. Duduk di sebelah pria itu dan melihat apa yang dilakukan olehnya.

Deandra melihat pipi lebam itu, menggelengkan kepalanya, Deandra merebut handuk itu lalu menekan-nekan pelan pipi Nantha.

Nantha tersenyum dan menunduk. Kembali menatap wajah serius istrinya yang tengah mengobatinya itu. Deandra menyadari tatapan Nantha, mengarahkan handuk berisi es batu itu ke matanya.

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang