Tujuhbelas.

177K 9.5K 375
                                    

"Let me be the one who can love you till the end."
-Anantha Rizky Romazy

🌻🌻🌻

Sehari setelah ulang tahun Deandra, Nantha mengajaknya jalan-jalan. Tentu gadis itu sangat senang saat pria itu memberitahunya bahwa 1 hari ini waktunya full untuk dirinya saja. Deandra tengah memilih baju santai untuk digunakannya berjalan-jalan dengan Nantha.

"Nant, pilihin dong. Yang item atau yang putih?" Deandra mengangkat baju santai miliknya. Dia memutuskan untuk memakai celana jeans dan baju atasan yang simple. Nantha melarikan tangannya ke dagu, terlihat berpikir baju mana yang cocok di badan Deandra.

"Yang item aja bagus deh."

Deandra melihat baju kaosnya yang berwarna hitam yang berada di tangan kanannya. "Nant, kita mau jalan-jalan. Bukan mau ke pemakaman. Yakali gue pake hitam semua." Deandra menaruh baju hitamnya di lemari dan memutuskan untuk memakai yang putih. Nantha memutar bolamatanya.

"Ya terus kenapa lo nyuruh gue buat milih sih? Dasar tulul."

Deandra hanya memeletkan lidahnya dan berlari menuju kamar mandi untuk mengganti bajunya. Tidak mungkin kan dia memberikan tontonan gratis ke Nantha?

Ketika semuanya sudah siap, Nantha menggandeng Deandra keluar rumah dan membukakan pintu mobil untuknya lalu berangkat menuju taman yang diinginkan Deandra.

***

"Nant, gue mau gulali. Itu di abang-abang yang disana."

Deandra bergelayut di lengan Nantha. Nantha menariknya ke dalam rangkulannya lalu berjalan ke penjual gulali. Deandra seperti anak kecil, memilih gulali yang tersedia banyak warna di hadapannya.

"Warna ungu bagus, eh pink bagusan. Ih, ini yang biru aja deh." Deandra mengambil gulali yang berwarna biru. Nantha mengeluarkan dompetnya untuk membayar gulali tersebut.

Nantha merangkul gadis itu untuk mencari bangku. Deandra masih dengan aktivitas memakan gulalinya. Nantha serasa membawa seorang anak kecil saja. Lihatlah wajah Deandra yang imut itu, mulut belepotan, ada sedikit gulali yang menempel di hidungnya.

Nantha duduk disamping Deandra sambil memperhatikan gadis itu dari samping. Ah, dirinya beruntung sekali memiliki istri sepertinya. Walaupun bersikap ke kanak-kanakan, tetapi hendaknya Deandra juga bisa bersikap serius dan dewasa ketika memang sedang serius-seriusnya.

Nantha menarik badan Deandra untuk menghadap ke arahnya. Gadis itu sedang memegang gulalinya yang tinggal setengah sambil menatap Nantha bingung.

"Ada apa, Nant?"

Nantha memajukan tubuhnya, sangat dekat dengan Deandra. Lalu, Deandra terkejut bukan main. Hidungnya dicium oleh Nantha, tidak, tidak hanya dicium, bahkan gulali yang sebelumnya menempel di hidungnya kini hilang karena ciuman Nantha. Jantung Deandra berasa mau copot. Gadis itu memukul lengan Nantha.

"Kok dipukul sih?" Nantha mengusap lengannya yang dipukul tadi oleh Deandra. Deandra menatapnya kesal.

"Ini tempat umum! Lo main nyosor aja. Banyak anak kecil tau."

Nantha terkekeh lalu membawa Deandra menuju dekapannya. Mendekapnya dengan gemas. "Iya, dan lo anak kecilnya. Santai aja kali, nggak ada yang peduli juga."

My Destiny✔️ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang