Chapter 2

3.7K 162 0
                                    

Only One NC21+[PRIVATE]

Author : Rie
Wattpad : @jeon_hye
Cast : Park Jimin || Park Yujim (o/c) || Member BTS
Other Cast : Hana
Genre : Fluff, Sad
Rate : NC21+
Length : Chaptered
Editor : Jimmy

=====^^^=======
Chapter 2

•Author POV

Hana masih bertanya-tanya apakah benar wanita yang akan dijodohkan itu adalah Yujim sahabatnya sendiri. Hana sangat yakin kalau itu adalah Yujim dan kenapa Yujim merahasiakan hal penting itu dari Hana? Apa Yujim tidak mempercayai Hana? Apa Yujim masih meragukan Hana sebagai sabahatnya sendiri?

"Yujim-ah. Aku akan mencari tahu semua itu," monolog Hana sambil berjalan menyusul Yujim.

Sementara itu Yujim berlarian dikoridor Big Hit dengan napas yang terengah-engah. Ia mengedarkan pandangannya dipenjuru ruangan yang ia masuki itu. Ia mencari disemua ruangan kantor Big Hit tetapi dia tidak menemukan sesorang yang ia cari.

Huuuhhh. "Dimana dia. Kenapa dari tadi aku tidak menemukannya? Kenapa mananger-nim harus membeli gedung seluas ini? Aku tidak bisa menemukannya. Bahkan batang hidungnya saja aku tidak melihatnya," protes Yujim masih dengan napas yang terengah.

"Yaak! Yujim Noona." Teriak Taehyung yang muncul entah dari mana dan dengan cepatnya Yujim berbalik ke belakang.

"Eoh! Huuuh. Aku mencari jimin, apa kau melihatnya?"

"Jiminnie?" tanya Taehyung dengan wajah polosnya dan diangguki oleh Yujim.

"Dia diruang rapat bersama yang lainnya. Aku juga akan kesana, kajja." Taehyung dengan sopannya menarik tangan Yujim.

•Jimin POV

Sebenarnya apa yang Yujim sembunyikan dariku? Kenapa tiba-tiba aku merasa takut kehilangan dirinya. Sebenarnya apa arti pesan singkat itu? Kenapa pesan itu membuatku begitu gelisah?

Aku masih saja menatap layar ponselku. Pesan ini sangat membuatku gelisah.

"Jungkook-ah..." tegurku pada Jungkook yang duduk disebelahku. Jungkook pun menatapku dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Apa istrimu bisa berbahasa indonesia seperti Yujim?" tanyaku hati-hati.

"Nde! Ada apa hyung? Kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Jungkook bingung.

"Ani. Hanya saja aku penasaran dengan pesan singkat ini," ucapku seraya memperlihatkan pesan singkat yang ada diponselku.

"Hm, sepertinya dia bisa. Kirimkan aku pesan singkat itu. Aku akan memperlihatkannya pada hana."

Tok

Tok

Setelah memberikan pesan singkat tersebut, aku terkejut dengan kedatangan Taehyung yang dengan santainya menggandeng tangan Yujim.

"Yaak. Kim Taehyung lepaskan tanganmu dari kekasihku!" ucapku melihat Taehyung dengan lancangnya memegang tangan Yujim.

"Huh! Mianhae... mianhae. Aku tidak sengaja kkk."

"Chagiyah ada apa kau kemari? Bukankah pekerjaanmu sudah selesai?" tanyaku bingung melihat Yujim masih berkeliaran dikantor.

"Eoh. Hana memberitahuku bahwa kau mencariku. Kenapa kau malah bicara seperti itu?"

"Benarkah? Haha. Aku lupa. Chagiyah, malam ini aku ingin menginap di appartementmu." Frontalku danh sontak membuat mata Yujim dan yang lain menatapku dengan intens.

"Jimin-ah apa kau sedang merencanakan sesuatu?" selidik Yoongi hyung.

"Haha. Mboya? Aku hanya ingin menghabiskan malam ini bersama kekasihku. Entah kenapa akhir-akhir ini aku tidak ingin jauh darinya," jelasku dengan kekehan.

"It cuma akal-akalanmu saja. Aku tau apa yang ada didalam otakmu," timpal Namjoon hyung.

"Terserah kalian saja."

•Yujim POV

Kenapa tiba-tiba Jimin ingin menginap di appartementku? Sepertinya ada yang aneh dengannya. Tapi sebenarnya aku juga ingin Jimin berada disampinya. Aku tidak mungkin menolaknya.

Setelah menyetujui permintaan Jimin. Aku memutuskan untuk menunggunya pulang agar aku bisa pulang bersama dengannya.

"Eoh, oppa apa latihanmu sudah selesai? Ini sudah larut malam," ucapku sambil melihat ke arah jam tanganku dan benar saja sekarang sudah tengah malam.

"Mianhae. Mari kita pulang."

Dalam perjalanan pualng, Jimin terus memegang tanganku begitu erat seakan tidak mau dilepas.

Ada apa dengan jimin? Aku tidak takut bertanya padanya. Sepertinya moodnya sedang tidak baik.

"Yujim-ah kenapa kau diam saja?" kata Jimin membuka keheningan seraya mencium punggung tanganku.

"Gwenchana. Aku hanya sedikit kelelahan. Oppa kau ingin makan?" tawarku.

"Ani. Itu tidak perlu. Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganmu," rayunya.

Tumben sekali, aku jadi makin penasaran. Setelah sampai di lobby appartement Jimin tidak pernah melepaskan tangannya padaku. Aku jadi makin bingung apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Ekh. Yujim-ah... a-aku... punya permintaan. Apa kau bisa mengabulkannya?" ucap Jimin tiba-tiba.

"Permintaan? Kenapa hari ini oppa begitu serius?"

"Nanti saja setelah sampai di appartementmu."

Setelah sampai, aku segera memasukkan digit passwordku yang kami buat. Dengan cekatan akupun mendorong cepat pintu apartementku. Semua itu salah Jimin, karena keinginnya yang membuatku penasarannya. Aku takut dia akan memutuskanku. Akhirnya aku yang tidak sabaran menarik Jimin masuk dan bertanya soal keinginannya.

"Oppa. Katakan apa keinginanmu?" kataku antusias.

Jimin memandangku dengan lembut. "A-aku... aku takut kau akan menolak," gugupnya.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau aku akan menolak atau tidak. Kau saja belum mengatakannya padaku."

"Baiklah. Yujim-ah, kau tau kau adalah wanita satu-satunya yang aku cintai," ungkapnya dan ku balas dengan anggukan.

"Kau tau bahwa kau adalah pilihanku. Aku tidak mau kau menjadi milik orang lain selain diriku. Aku ingin kau menjadi milikku seutuhnya," lanjutnya.

"Kau bicara apa? Apa kau sakit? Biarkan aku memeriksamu dulu."

"Aku serius. Aku tidak bercanda, aku ingin memilikimu seutuhnya," ucap Jimin penuh penekanan dengan meramas kedua pundakku kuat. Baru kali ini aku merasa takut padanya.

"Apa yang kau bicarakan?" tanyaku hati-hati.

"Aku tahu ini sangat egois. Aku tahu ini sangat tidak masuk akal tapi ini jalan satu-satunya agar aku bisa memilikimu seutuhnya, agar aku—," ucap Jimin mulai terisak.

"Park Jimin. Ku mohon tenangkan dirimu." Akupun menariknya ke pelukanku sekedar menenangkannya. Baru kali ini aku melihatnya kacau seperti ini, apa yang membuatmu jadi pria yang cengeng?

"Yujim-ah... aku ingin melakukannya denganmu." Aku terkejut mendengar permintaanya. Segera saja aku melepaskan pelukannya padaku.

"Mwo!"

TBC

-rie

Only One (Sequel Funny Marriage) [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang