16

304 40 2
                                    

Kapan penderitaan ini berakhir? Kapan aku bisa bahagia bersama wanita yang ku cintai?

Mendengar ucapan dokter tadi membuat emosi Jimin sudah di ubun-ubun, Jimin menyalahkan Alfian atas semua yang terjadi pada Yujim dan Jimin tidak akan membiarkan Alfian lolos begitu saja.

"Kau harus bertanggung jawab atas perbuatanmu sialan" Umpat Jimin sambil berlari dan mencegah taksi yang lewat di depannya.

Segera Jimin memperlihatkan ponselnya pada sopir taksi dimana tujuannya, dan sopir taksi segera melaju mengarah ke alamat yang dimaksud.

****

Dilain tempat Alfian menelpon Ayah Yujim untuk datang ke rumahnya setelah mendapat telepon dari menantu kesayangannya Ayah Yujim segera berangkat bersama Yura.

Yura sedikit gelisah kenapa Alfian menyuruh ia dan Ayahnya untuk datang malam-malam begini.

Setelah sampai, Ayahnya segera masuk ke dalam rumah mewah Alfian.

"Nak, ada apa memanggil malam-malam begini?" Ujar Ayah Yujim.

"Ayah aku barusan kedatangan tamu tak di undang?" Ucap Alfian dan membuat Yura merasa ke khawatirannya terjadi, apa Jimin datang? Itu yang ada dalam pikiran Yura sekarang.

"Tamu tak di undang? Maksdumu?" Tanya Ayah Yujim yang tidak mengerti dengan ucapan Alfian.

Sebelum Alfian melanjutkan perkataannya, tiba - tiba Jimin datang memukul wajah Alfian bertubi-tubi dan membuat Yura memekik.

"Oppa, ada apa ini? Kenapa kau tiba-tiba memukul Alfian?" Tanya Yura tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Kau, kau sudah membuat Yujim kehilangannya bayinya, brengsek" Umpat Jimin.

Ayah Yujim dan Alfian tak paham dengan perkataan Jimin karena Jimin berbahasa Korea tapi hanya Yura yang mengerti apa ucapan Jimin.

"APA? Yujim kehilangan bayinya?" Pekik Yura dn membuat Ayahnya menatap dirinya.

"Bayi? Apa maksudnya ini?" Tanya Ayah Yujim.

"Eh? A-anu i-itu" Ucap Yura dan dia mengutuk mulutnya sendiri kenapa dia kelepasan.

"Ayah, sebelum aku menikahi Yujim, dia sudah mengandung anak pria yang barusan memukulku" Ujar Alfian.

Bagai di sambar petir, Ayah Yujim begitu terkejut dengan ucapan Alfian dan tiba-tiba pria paruh baya itu memegang dadanya karena terasa sesak.

BRUK

Tubuh Ayah Yujim ambruk seketika karena mendengar perkataan Alfian.

"KENAPA KAU LAKUKAN INI PADA AYAHKU, KAU TAK LEBIH DARI LAKI-LAKI BRENGSEK" Teriak Yura

Yura menangis sambil mengarahkan kepala Ayahnya ke pahanya dan terus terisak dia tidak mau terjadi apa-apa pada Ayahnya.

"Yura-ya lebih baik kita bawa Ayahmu ke rumah sakit" Tawar Jimin dan segera mereka menuju ke taksi yang menunggu Jimin.

Selama perjalanan Yura terus saja mengutuk Alfian, kalau sampai terjadi sesuatu pada Ayahnya Yura pastikan hidup Alfian tidak akan tenang.

"Oppa, bagaimana ini aaarrgghh hiks hiks Ayah-- Ayah ayo bangun Ayah hiks hiks" Isak pilu Yura.

Setelah sampai di rumah sakit dimana Yujim juga di rawat, para perawat segera berlari dengan membawa brankar untuk membaringkan Ayah Yujim.

"Tolong selamatkan Ayahku hiks hiks kumohon" Ujar Yura kepada para perawat yang membawa Ayahnya.

"Yak, ada apa ini? Apa yang terjadi?" Tanya Taehyung pada Jimin

"Alfian membongkar semuanya, dan membuat jantung Ayah Yujim kumat" Jelas Jimin.

Taehyung melihat Yura yang terus terisak datang dan tiba-tiba memeluk Yura hangat, itu yang Yura rasakan sekarang.

"Tenang, kau jangan menangis, kau harus berdoa semoga Ayahmu tidak kenapa-napa" Ujar taehyung dan Yura membalas pelukan Taehyung begitu erat.

Lain hal dengan Jimin yang berdiri tepat di depan pintu ruangan Yujim di rawat. Ia takut apakah Yujim bisa menerima ini semua?

"Jimin-ah, lebih baik kau masuk Yujim sudah sadar dan dia menunggumu dan sepertinya kau harus menjelaskan soal bayi kalian" Ujar Namjoon.

Akhirnya Jimin masuk ke ruangan Yujim, dan mendapati Yujim berbaring menghadap tembok.

"Yujim-ah" Lirih Jimin dan Yujim tak bergeming masih dengan posisi yang sama tapi Jimin bisa mendengar samar-samar kalau Yujim menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Yujim-ah, bayi kit--" Belum sempat Jimin menyelesaikan kalimatnya Yujim berbalik dan menatap tajam ke arah Jimin.

"INIKAN MAUMU? KAU MAU JANIN YANG ADA DALAM KANDUNGANKU MATI HAH" Teriak Yujim frustasi.

"Ani, bukan seperti itu, aku menginginkan bayi itu tapi--"

"TAPI APA BRENGSEK? LEBIH SEKARANG KAU KELUAR"

"T-tapi Yujim-ah ak-aku" Ujar Jimin terbata

"APA KAU SUDAH TULI? AKU MAU KELUAR! KELUAAAARRR!" Teriakan Yujim membuat semua member termasuk Yura datang ke ruangan Yujim.

"Ada apa ini?" Tanya Taehyung.

"Eonni, Ayah" Ujar Yura

"Ayah? Kenapa dengan Ayah?" Tanya Yujim.

"Ayah hiks hiks Ayah m-meninggal"

Dheg

Bagai disambar petir Yujim harus menerima dua kenyataan sekaligus. Tiba-tiba penglihatan Yujim kabur dan semuanya gelap. Yujim pingsan.

"Aarrggg b-bagaimana ini hiks hiks aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi hiks hiks" Isak pilu Yura membuat semua merasa sedih.

Tiba-tiba dokter datang untuk memeriksa kondisi Yujim.

"Sebaiknya kalian menunggu diluar dan saya harap jangan membuat pasien stres karena kondisi emosionalnya tidak stabil ini akibat keguguran yang ia alami" Jelas dokter yang menangani Yujim.

Mendengar ucapan dokter, mereka semua keluar dan menunggu sampai Yujim sadar kembali.

"Oppa, ini semua salahmu kalau saja kau mau mendengar penjelasan Yujim semuanya tidak akan seperti ini" Ujar Yura menyalahkan semuanya pada Jimin.

"Yura-ya kau tidak boleh seperti ini, lebih baik kita fokus pada pemakaman Ayahmu dan sebaiknya kalian berdua ke Korea dan memulai hidup baru" Tawar Taehyung.

"Aku tidak ikhlas, semua ini salahnya aku pikir Alfianlah pria terbrengsek di dunia, ternyata aku salah penghargaan pria terbrengsek itu cocok buatmu" Ujar Yura dan Jimin sama sekali tak menjawab ucapan Yura, dia hanya menunduk sambil menangis.

-TBC

Only One (Sequel Funny Marriage) [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang