Malam ini Nindi pergi bersama Aldo ke pesta ulang tahun Sindi teman satu kelas Aldo.Mereka sekarang sudah sampai di depan sebuah gedung mewah tempat acara dilaksanakan.
Tiba-tiba Aldo menggenggam erat tangan Nindi dan menariknya masuk, yang membuat jantung Nindi kembali bekerja diluar kendalinya. Dia benar-benar merasa gugup.
"Nggak usah gugup, gue ada disni." Kata Aldo yang menyadari kegugupan yang Nindi rasakan.
Mungkin Aldo tidak sadar, bukan pesta ini yang membuatnya gugup, melainkan sentuhan yang ia berikan seakan seperti sengatan listrik bagi diri Nindi.
Berbagai pujian yang dilontarkan oleh para tamu undangan yang datang terutama dari kaum hawa tak hentinya mengagumi ketampanan Aldo malam ini.
Celana jins hitam dengan kemeja warna senada dan rambut yang dibiarkan acak-acakan membuat ketampanannya bertambah dua kali lipat dari biasanya.
Sedangkan Nindi dengan balutan dress baby pink selutut dengan make-up naturan dan rambut yang biasanya diurai sekarang digulung memperlihatkan leher jenjang nya yang membuat siapan pun yang melihatnya langsung terpikat dengan pesona yang dia miliki. Benar-benar pasangan yang sempurna.
Dengan sikap dinginnya, Aldo tak menanggapi semua pujian itu. Dia sudah terbiasa dengan semua pujian yang orang lain katakan kepadanya, malahan dia sudah bosan mendengarnya.
Malam semakin larut, semua orang menikmati pesta tersebut, terkecuali Nindi. Dia sudah sangat merasa bosan dan ngantuk. Sedangkan Aldo sampai sekarang Nindi tidak tau keberadaannya. Tadi dia cuman minta izin ke toilet, namun Nindi sudah menunggunya hampir satu jam tidak kembali.
Aldo berjalan untuk menemui Nindi dan mengajaknya pulang, jam sudah menunjukkan pukul 11.30 malam. Namun langkahnya terhenti tepat didepan sebuah kamar yang kebetulan pintunya tidak tertutup rapat. Samar-samar ia mendengar suara seseorang yang sedang berbicara. Karena merasa familiar, dia berusaha mendekat untuk mendengar pembicaraan tersebut.
"Jadi selama ini lo deketin Aldo cuman mau mamfaatin ketenaran nya." Kata seorang cewe rambut sebahu itu.
"Kan dari dulu gue udah bilang, gue itu nggak pernah suka sama dia, lo tau sendiri kan dia orangnya gimana, nggak ada romantisnya sama sekali."
"Tapi kenapa sekarang lo mau deketin dia lagi? Bukannya lo sendiri yang bilang kemarin kalian putus karena Aldo jalan sama cowe lain."
"Sebenarnya alasan gue bukan itu, masa bodoh lah gue juga nggak urus dia mau dekat sama siapa, toh selama ini gue emang nggak pernah sayang sama dia. Dan sekarang gue emang rencana buat deketin dia lagi karena gue rasa gue masih butuh dia."
"Memangnya dia masih mau sama lo?"
"Yakinlah, dia itu udah tergila-gila banget sama gue. Mana mungkin dia nolak, palingan sangking senengnya gue ajak balikan dia kasih gue hadiah de, kan dia tajir lumayan lah. Dan soal tu cewe yang dia ajak dekat, gue rasa Aldo cuman jadiin pelampiasan, meskipun dia cantik si tapi lebih cantikan gue kemana-mana."
"Terus hubungan lo sama Rendi gimana?"
"Itu si nggak masalah, gue itu sayang banget sama dia, dulu sebelum gue pacaran sama Aldo dan bahkan pas gue pacaran sama dia perasaan gue sama Rendi itu tetap sama. Nggak ada yang bisa gantiin dia dihati gue. Dan gue bakalan lakuin apa aja biar Rendi juga bisa balas perasaan gue, dan caranya adalah deketin Aldo.
"Maksudnya?". Tanya gadis itu lagi dengan alis berkerut.
"Lo kan tau Aldo sama Rendi itu kan musuhan, terus kemarin Rendi nemuin gue dan bilang dia bakalan jadi pacar gue asalkan dengerin perintah dia. Dan untuk melancarkan misi kita berdua gue harus dekat lagi sama Aldo, gue rasa itu nggak sulit, dan--
KAMU SEDANG MEMBACA
Anindia
Genç KurguAnindi lestari bratmaja Cantik, kulit putih, hidung mancung, dengan rambut panjangnya membuat semua orang mengaguminya. Tak terkecuali orang yang sangat ia benci. Aldo, seorang ketua osis dengan mata hazelnya. Menurut Nindi, bertemu dengan Aldo adal...