박지연
Ketika Jung-sonsaengnim datang, anak-anak lain langsung masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing. Aku dibawa masuk oleh Jung-sonsaengnim dan berdiri di depan kelas untuk memperkenalkan diri.
"Kenapa satu meja itu ber-tas tapi kosong?" Jung-sonsaengnim menunjuk meja yang berada di tengah barisan paling belakang. Sungjong yang duduk di depan tempat itu, menoleh ke belakang. "Apa Myungsoo bolos lagi?" tanyanya mengangkat kedua bahunya seperti tidak peduli.
Jung-sonsaengnim mengerutkan keningnya, "Sungjong, sebagai temannya kau harus mengajaknya ke kelas. Kenapa kau membiarkan dia sering melewatkan kelas?"
Mata Sungjong melebar karena merasa dituduh, "Aku kan.."
"Joesonghaeyo, sonsaengnim."
Seisi kelas menoleh pada laki-laki yang terlambat masuk kelas itu, kecuali aku. Jelas sekali, siapa lagi kalau bukan Kim Myungsoo yang suka seenaknya itu.. Laki-laki itu berjalan ke belakang dan duduk di kursinya.
"Baiklah, semua sudah di sini," guru kami mengangguk-angguk.
"Berdiri, beri hormat!" kata sebuah suara dari ujung belakang. Semua langsung berdiri dan membungkuk pada Jung-sonsaengnim. Kuperhatikan ketua kelas si pemilik suara yang terlihat asing itu. Sama sekali aku tidak mengingatnya, sepertinya dia murid baru. Mungkin dia datang ke sekolah ini setelah aku pindah.
"Kita kedatangan murid baru pagi ini.. Tidak, bukan, kita kedatangan teman lama kita Park Jiyeon. Selamat datang kembali." Jung-sonsaengnim tersenyum padaku. Dari dulu dia adalah guru favoritku. Selain muda dan cantik, dia adalah guru yang menurutku paling baik. Sementara guru lain selalu kesal karena aku sulit disuruh bicara, hanya dia yang sabar menghadapiku. Aku tahu dari Hwayoung kemarin bahwa dia adalah wali kelas kelas kami.
Aku membalas senyumnya lalu membungkuk pada semuanya. "Annyeonghaseo, Park Jiyeon Imnida."
Teman-temanku- ah! Sulit menyebut mereka sebagai teman-temanku. Tapi bagaimana lagi..
Teman-teman sekelasku bersorak senang setelah aku memperkenalkan diri dengan singkat. "Yeeeee! Tidak diragukan lagi bahwa kelas kita adalah kelas terbaik!!!" seru Kwon Borin, laki-laki terhiperaktif tingkat sekolah, sambil berdiri mengangkat tangannya menunjuk langit-langit ruangan.
"Benar! Pertama ada Myungsoo si namja populer, Hwayoung si supermodel, lalu Park Jiyeon si superstar~!" sahut temannya menunjuk Borin. Anak-anak lain bersorak setuju.
"Ya!" Eunji ikut berdiri. "Kenapa kalian ribut-ribut soal sesuatu yang tidak penting?!" protesnya. Aku baru sadar hanya dia, Chorong, dan Naeun yang memasang ekspresi marah. Setelah tahu siapa Park Jiyeon ini, mereka pasti merasa gengsi. Di tambah lagi Borin tidak menyebutkan soal Eunji beserta gengnya sebagai orang penting di sekolah ini.
"Eunji-ya, ini tentang kasta kelas ini, wajar kami senang! Benar kan teman-teman?" Perkataan Borin disambut sorakan lagi dari teman-temannya. Hwayoung dan Sungjong hanya tertawa saja menyaksikan itu. Ketika aku menoleh pada Jung-sonsaengnim, aku melihatnya sedang menggeleng-geleng tidak habis pikir.
"Anak-anak! Anak anak, tenang!!" suara Jung-sonsaengnim membuat mereka menoleh walaupun masih ribut. "Mari kita biarkan Jiyeon duduk dulu."
"Ayo duduk di tempatku!"
"Tidak, disini saja!" Kwon Borin lagi-lagi mengeluarkan suara paling keras. Dia menunjuk yang berada tepat di sebelah miliknya, bangku yang Eunji pakai.
Tentu saja Eunji langsung memarahinya, "Jadi kau mengusirku?!!" tanyanya dengan kemarahan tingkat tinggi. Aku memperhatikan raut wajahnya, tiba-tiba dia merasa begitu tersingkir. Dulu aku ingat Kwon Borin dengan susah payah memohon agar dia bisa duduk di sebelah Eunji nan cantik jelita (menurutnya), tapi sekarang oleh keberadaanku, dia tidak memikirkan Eunji lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Show You 2
FanfictionTerkubur dalam-dalam oleh kebencian, rasa itu telah hilang sepenuhnya. Semua terhapus oleh besarnya luka yang kau beri. Aku tidak ingin mengenalmu. Aku sangat membencimu. . . . . . Aku ti...