Author
Kelompok lain sudah mulai ribut, membahas tugas ataupun hal tidak penting lain. Sedangkan kami bertujuh hanya duduk diam. Eunji tadi kesal sekali, tapi setelah Myungsoo masuk kesalnya seperti langsung hilang. Jiyeon tidak bisa menahan diri untuk tersenyum, rupanya setelah dua tahun pun dia masih menyukai Myungsoo.
Sunggyu memandang wajah-wajah orang di sekelilingnya lalu menghembuskan napas. Hampir seperti putus asa. "Ini akan sulit. Betapa sialnya aku..," katanya mengalihkan pandangan pada luar jendela.
Setelah beberapa jam akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring. Jiyeon langsung membereskan barang-barangnya, memasukkan semuanya ke dalam tas secara rapi. Dia belum membeli buku-buku pelajaran yang dipakai sekolah ini, maka untuk sementara dia hanya membawa buku catatan dan buku yang diberikan guru homeschooling-nya. Sedikit berbeda, tapi intinya sama. Sejak pagi tadi dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik tanpa merasa ketinggalan. Keputusan untuk homeschooling selama berada di Seoul tidak buruk juga.
"Akhirnya~!" pekik Borin senang. Dia melompat berdiri dan meregangkan tangannya.
"Hei, jangan senang dulu, kita masih harus mengikuti kelas tambahan." Chaesuk mengingatkan sahabatnya.
Spontan Borin duduk kembali, tasnya dibiarkan jatuh ke lantai. "Ah! Berarti aku nanti pulang malam..," ucapnya sedih.
Sungjong mendekat pada Myungsoo, "Myungsoo, hari ini-"
"Aku tahu kau akan pulang bersama Hwayoung," lanjut Myungsoo. "Makanya aku sudah menyuruh supir untuk menjemputku."
Sungjong tersenyum, "Wah.. benar sekali! Ya sudah, sampai jumpa nanti malam!" Setelah dapat anggukan dari Myungsoo, dia menarik Hwayoung yang sedang berbicara dengan Jiyeon.
Hwayoung langsung menyudahi pembicaraannya. "Ya begitulah, bye bye~!"
Jiyeon mengangguk seraya tersenyum. "Ya, sampai jumpa," ucapnya lalu berdiri membawa tas. Myungsoo sejak tadi memperhatikannya. Saat gadis itu keluar kelas, Myungsoo menyusulnya.
Jiyeon berjalan dengan langkah cepat di lorong panjang saat mengetahui Myungsoo mengikutinya. "Jiyeon, tunggu!" suruh Myungsoo. Namun itu membuat langkah Jiyeon semakin cepat. "Park Jiyeon, dengarkan aku!" Myungsoo berseru keras hingga orang-orang yang berada di lorong semuanya menoleh. Jiyeon akhirnya berhenti, dia tidak ingin orang-orang mempertanyakan hal ini.
Myungsoo sampai tepat di belakang Jiyeon. "Kau pasti sangat marah padaku. Minta maaf pun tidak akan cukup, tapi aku tidak tahu lagi harus melakukan apa.. Kejadian dua tahun lal-"
Jiyeon membalikkan tubuhnya dan segera menyela. "Cukup! Aku sudah benar-benar melupakannya, jadi jangan bicarakan tentang hari itu lagi." Gadis itu menarik napas sebentar. "Terserah kau mau melakukan apa karena aku sudah tidak peduli. Myungsoo, aku tidak ingin terlibat denganmu sama sekali." Jiyeon menegaskan kalimat terakhirnya. Dia menatap wajah Myungsoo yang terlihat menyesal dengan tajam.
.....................
Infinite Billiard merupakan tempat favorit Myungsoo dan teman-temannya untuk berkumpul bermain billiard. Ada tiga ruangan di lantai berbeda yang lumayan luas untuk disewakan. Fasilitas permainan billiard di sana terhitung lengkap dan berkualitas, mulai dari meja sampai bola billiardnya. Ruangannya ber-AC, bila udara malam dingin seperti ini, pemanas udara bisa dinyalakan. Makanan dan minuman pengiring permainan bisa didapatkan dengan memesan lewat telepon ke mini bar lantai dasar.
"Shoot!"
Bola putih hanya menyenggol bola nomor lima dan berhenti di pinggir. Woohyun mengetukkan tongkat kayunya ke lantai, terlihat gemas. "Ya, kau bisa bermain atau tidak?" tanya laki-laki itu pada Myungsoo. Sejak tadi partnernya itu tidak menyumbang poin untuk tim mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Show You 2
Fiksi PenggemarTerkubur dalam-dalam oleh kebencian, rasa itu telah hilang sepenuhnya. Semua terhapus oleh besarnya luka yang kau beri. Aku tidak ingin mengenalmu. Aku sangat membencimu. . . . . . Aku ti...