Akhirnya mata kuliah berakhir untuk hari ini. Semua siswa merasa lega dan segera berhamburan keluar area kampus, termasuk aku dan Sahar. Bukan, kami bukan pergi untuk pulang atau untuk bersenang-senang, tetapi untuk bekerja.
"Aku tak menyangka Mr. Darwin yang biasanya sangat baik bisa berubah begitu jahat pada hari ini. Mana mungkin tugas sebanyak itu bisa selesai dan diletakan dengan rapi diatas mejanya besok siang." Aku terus mengumpat sedangkan Sahar hanya memberi respon kekehan kecil.
Tapi aku menghentikan langkahku saat menemukan Harry di area parkir. Aku segera menarik tangan Sahar dan menghampiri si ikal. "Hi Bells, dan hi Sahar. Sudah lama aku tidak melihatmu." Sapa Harry dengan sangat ceria sambil menunjukkan dimplesnya.
"Hi." Balas Sahar. "Ummm...aku tidak memintamu untuk menjemputku, lalu apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku langsung karena aku tak mau bertele-tele, disisi lain aku tak mau terlambat bekerja.
"Aku kemari untuk menjemputmu, aku tau kau sudah bisa pulang." Katanya. "Tapi aku harus pergi bekerja, dan aku akan pulang malam." Kataku. Harry menggeleng, "Tidak, kau sudah tidak bekerja disana lagi. Aku sudah menyuruh Paul untuk mencabutmu dari pekerjaanmu itu." Jelasnya.
Aku langsung mengernyitkan dahiku dan merasa sedikit kesal. Tak seharusnya dia berbuat seperti itu. "Kenapa?" Tanyaku, kali ini aku melipat tanganku didepan dada. "Aku tak bisa membiarkanmu bekerja seperti itu. Kau tau jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa memintaku jika kau malu meminta pada orang tuamu." Jelasnya sembari memegang kedua bahuku.
"Dan kau tau jika aku tak suka diperlakukan seperti itu, dan kau tau aku ingin mandiri. Aku bisa saja melakukan itu semua. Tapi aku sangt ingin mandiri, Harry." Sahar mengusap punggungku untuk menenangkanku. Aku tau maksud Harry baik, tapi aku tidak suka jika dia memperlakukan aku dengan cara seperti itu. "Bel, aku tak bisa terus berada disini dan menonton perdebatan kalian. Aku harus bekerja. Dah, sampai nanti." Pamit Sahar sebelum akhirnya berlalu.
Dan Harry berdiri didepanku, menunduk dan tak bergeming. Dia bahkan tak berani menatapku, aku tau dia merasa bersalah atas perbuatannya.
Aku menghembuskan nafas pelan dan melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya, menempelkan kepalaku di dada bidangnya, tapi dia tidak membalas pelukanku. "Tak ada yang perlu disesali. Semuanya sudah terjadi." Kataku. Kali ini aku mendongakan wajah—menatap wajahnya yang tertunduk dengan perasaan bersalah, merengkuhnya dengan kedua tanganku dan menciumnya beberapa detik. "Sekarang kita pulang." Kataku lalu menarik tangannya agar masuk ke dalam mobil. Tapi dia menahan tanganku. "Kau tidak marah padaku? Aku sudah merusak semuanya."
"Kau merusak semuanya jika kau terus memasang wajah bersalahmu itu." Jawabku. Dia langsung menegakan kepalaya dan menarikku agar masuk ke dalam mobil. Senyumnya merekah selama dia menyetir dan aku tak pernah bosan melihatnya.
"Aku ingin kau ikut denganku malam ini." Katanya sambil terus fokus menyetir. "Kemana?" Tanyaku. "Ke sebuah tempat dan aku yakin kau belun pernah kesana sebelumnya." Katanya lalu meraih tanganku untuk digenggamnya dan diletakannya di pangkuannya. "Aku tidak bisa, aku punya tugas yang sangat banyak dan itu semua harus dikumpulkan besok pagi." Aku menolak secara halus. Jujur aku sangat ingin ikut, tapi tugas sialan itu menghalangiku.
"Akan kusuruh Paul untuk mengerjakannya." Kata Harry, dan itu membuatku tertawa dengan cukup kencang dan Harry hanya tertawa kecil. "Harry? Kau bercanda? Aku tidak yakin Paul bisa mengerjakannya." Kataku masih tertawa.
"Tidak, maksudku Paul bisa saja mencari orang ahli untuk mengerjakan tugasmu." Katanya.
.
Tak bisa kusangkal keinginan hatiku untuk ikut dengan Harry dan aku tak bisa menyangkal jika Harry memang ingin aku ikut bersamanya. Dan sekarang dia menyuruhku untuk membawa semua perlengkapan yang akan aku butuhkan disana, dia bilang kita akan menghabiskan malam sembari menatap bintang-bintang disebuah bukit. Tapi entahlah, aku juga tak tau. Planing personil One Direction biasanya tidak mulus.
YOU ARE READING
Fanzone 2
FanfictionAbel: He's not perfect, but he's all i want. Harry: She never love the sound of her voice on tape, she never want to know how much her weight. She still have to squeeze into her jeans but she's perfect to me.