Abel POV
Kicau burung dan sinar matahari yang menyilaukan itu membangunkanku dari tidur nyenyak. Langit biru telah menggantikan malam yang indah dan menyenangkan. Aku menggosok kedua mataku lalu memosisikan tubuh agar duduk. Harry sudah tidak ada disampingku. Ku edarkan pandanganku ke sekitar dan menemukan Harry yang hanya menggunakan boxer dan basah kuyup."Harry, kenapa kau tak pakai baju dan kenapa kau basah kuyup?" Tanyaku yang masih menatapnya dengan heran.
"Aku berenang di sungai sebelah sana." Katanya sambil menunjuk kearah timur. "Memangnya ada?" Tanyaku. Dia mengangguk sembari mencari sesuatu di dalam snapbagnya, setelah menemukan apa yang dia cari—handuk—dia langsung menggosokan pada tubuhnya dan juga rambutnya yang panjang.
"Kau ingin berenang?" Tawarnya dan aku menolak. Menggeleng, "Tidak, aku akan membuat sarapan saja." Jawabku.
"Kenapa?"
"Karena ini sangat dingin." Kataku sembari memeluk tubuhku. "Well, aku bisa menghangatkan tubuhmu." Katanya dengan seringaiyan. Aku terkekeh dan menggeleng. "Tidak, lebih baik aku menyiapkan sarapan." Kataku.
Harry merentangkan tangannya dan berkata "Ayolah..."
Aku bangkit dan beranjak menuju box pendingin. "Coba kita lihat apa yang bisa kita makan?" Aku berkata pada diriku sendiri dan aku bisa mendengar Harry mengumpat dibelakangku.
"Ternyata ada telur dan juga bacon. Aku bisa memasaknya."
Aku menoleh ke arah Harry dan dia masih memasang wajah kusutnya. Astaga, hanya karena aku menolak ajakannya! Dia sangat lucu!
"Sementara aku membuat sarapan, sebaiknya kau memakai baju atau kau akan mati kedinginan." Kataku dan kembali repot mengeluarkan beberapa telur dan bacon.
"Kau bisa menghangatkanku." Dia memasang wajah puppy face dan itu sangat menggemaskan, tapi aku harus bisa menahannya.
"Aku tidak mau menghangatkanmu jika kau masih basah kuyup seperti itu."
.
Kami sampai di rumah, Harry terlihat sangat lelah sehingga dia langsung terkapar tidur di kasur. Sebenarnya aku juga ingin berbaring seperti itu karena punggungku rasanya seperti terbakar. Tapi aku harus mengeluarkan pakaian-pakaian kotor dari ransel sebelum mereka berbau tak sedap dan membusuk disana.
Mengingat aku belum mandi dari pagi tadi, aku pun beranjak ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Yeks, badanku bau. Aku menggosok sekujur tubuhku sampai bersih dan wangi.
Setelah mandi, aku mengambil segelas air putih dari dalam kulkas dan meminumnya sampai habis. Aku segera bergegas menuju ruang tamu saat mendengar ponselku berdering. Ada nama mama di layar dan aku segera mengangkatnya.
"Bagaimana kabarmu?"
"Aku baik, bagaimana denganmu?"
"Baik. Sayang, sudah mama dan papa bilang bahwa dia tidak cocok untukmu. Jangan pikirkan dia lagi, sebaiknya sekarang kau fokus pada kuliahmu dan lupakan dia."
Aku mengerutkan dahiku, berusaha mencerna perkataan mama yang sama sekali tidak kumengerti. "Ma? Apa yang kau bicarakan?"
"Maaf, kau pasti masih sakit hati. Jadi sekarang kau tinggal dimana?"
YOU ARE READING
Fanzone 2
FanfictionAbel: He's not perfect, but he's all i want. Harry: She never love the sound of her voice on tape, she never want to know how much her weight. She still have to squeeze into her jeans but she's perfect to me.