#14: Bruno Mars

296 59 3
                                    

Sambil menunggu Gemma datang, aku menyibukan diri dengan membaca novel yang kusimpan di handphone-ku. Aku sedang berada di taman dekat Golden Gate. Aku menyingkirkan rambutku yang menutupi wajahku akibat angin. London kali ini sedikit berangin sehingga membuat bibirku kering. Berkali-kali aku membasahi bibirku dengan lidah, tapi tetap saja bibirku kembali kering.

Gemma datang dan langsung duduk di sampingku. Aku segera menyimpan ponselku kedalam tas, menyerongkan tubuhku agar bisa berdahapan langsung dengan Gemma.

"Hi, maaf membuatmu lama menunggu." Kata Gemma dengan senyumnya yang manis seperti Harry.

Saoloh! Heh!

Udah atuh ih!

Masih ae mikirin si Harry.

"Tidak, aku belum terlalu lama menunggu." Jawabku. "Jadi begini, umm... aku sudah menghubungi Simon dan menanyakan segala hal mengenai Harry, tapi dia tidak tau menau masalah Harry dan Kendall." Jelasnya.

Aku mengangkat kedua alisku, masih kurang paham dengan perkataan Gemma. "Dan aku tak tau kau sudah mengetahui berita Harry dan Kendall yang berlibur di Miami di yacht, dan aku tau kau pasti sedang sangat sakit hati. Aku tidak akan mewakili adik-ku untuk meminta maaf. Aku ingin dia sendiri yang melakukannya padamu."

Aku sedikit terkekeh dengan perkataan Gemma, walaupun aku yakin jika kekehanku terdengar sangat rapuh. "Sudahlah Gems, aku tau aku ini siapa. Aku hanya seorang fans yang kebetulan sempat dekat dengan idolanya. Aku akan merelakan Harry dan aku akan pergi. Dia pantas bahagia Gems," Aku menarik nafasku sebentar sebelum melanjutkan perkataanku.

"Aku sudah memaafkannya, terima kasih kau sudah mau bertemu denganku. Aku harus pulang karena aku harus kuliah." Kataku sebelum bangkit dari posisi. "Abel, mungkin kau memang sudah muak dengan ini semua dan kau sudah tidak menginginkan Harry lagi. Tapi bisakah kita tetap berteman?" Tanyanya, sorot matanya nampak tulus.

Aku tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja Gems." Kataku sebelum akhirnya pergi meninggalkan Gemma yang masih terduduk di kursi taman. Aku berjalan seorang diri menuju halte bus. Aku kembali membaca novel sambil menunggu bus datang.

Tapi seseorang mengagetkanku dengan menepuk pundak-ku, dia Louis dan Liam. Aku mengerutkan dahi dan menatap mereka berdua dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu pada Gemma?" Tanya Louis dengan nada tinggi di akhir kalimatnya. "Kau ingin melepas Harry begitu saja? Tidak! Aku tidak mau jika dia berkencan dengan Kendall!" Tambah Liam.

Baru saja aku membuka mulutku untuk berbicara, Louis menutup mulutku dan Liam memikul tubuhku seperti memikul karung semen di bahunya dan memasukan diriku ke mobil. Kami bertiga duduk di backseat dengan aku dijepit diantara dua pria yang aneh ini.

"Kenapa aku dibawa kesini?! Aku ingin pulang!" Aku hampir menjerit. "Kami akan mengantarmu pulang asal kau tidak melepas Harry begitu saja! Ayolah, kau dan Harry sudah hampir dua tahun!" Kata Liam.

"Benar Bel, kau tidak boleh membiarkan Harry dengan Kendall. Aku yakin dia masih sangat mencintaimu." Tambah Louis. Aku menghembuskan nafasku dengan kasar dan mengelap air mata yang mulai keluar di sudut mataku dengan kasar.

"Aku bukanlah seorang putri, ini bukanlah dongeng. Aku bukanlah orang yang akan dia usap kakinya, menuntunnya naiki tangga. Ini bukanlah Hollywood, ini hanya London. Dulu aku seorang pemimpi, sorang fangirl sebelum dia datang dan mengecewakanku."

Perkataanku sukses membuat Liam dan Louis terdiam, dan di kesempatan itulah aku merangkak melangkahi tubuh Louis untuk bisa keluar dari mobil mereka. Aku kembali menuju halte tadi dan memasuki bus yang ternyata sedang berhenti.

Gemma POV.
Entah kenapa tapi ada rasa sakit saat aku mendengar Abel rela untuk melepas Harry. Aku terlanjur menyayangi Abel, aku tau Harry sangat tergila-gila terhadapnya. Dan entah kenapa berat rasanya saat mengetahui Harry sedang dekat dengan Kendall. Aku sebagai kakak akan selalu mendukung keputusan Harry selama itu membuatnya bahagia, tapi rasanya ini tidak benar.

Fanzone 2Where stories live. Discover now