#10: Luke

304 59 2
                                    

Author POV
Liam tau masalah pihak Modest yang menyuruh Harry untuk mengencani Kendall, tapi Liam juga tau bahwa hati Harry hanya diperuntukkan untuk Abel. Belakangan ini Abel dan One Direction sama-sama sibuk, tapi Liam tak tega jika harus melihat Harry yang sering melamun karena memikirkan Abel, Harry merindukan Abel.

Jadi, Liam dan the boys berencana memberikan kejutan untuk Harry dengan mendatangkan Abel.

Disisi lain, Abel tengah mengobrol dengan Luke disebuah café yang tak jauh dari rumah Abel. Abel sadar jika Luke tidak berubah, walaupun penampilannya yang sekarang terlihat punk rock, tapi dia masih tetap Luke yang dulu.

"Ya, itu pertanyaan yang bagus. Tak heran jika kau tidak mengetahui kenapa aku bisa terkenal. Karena kau sibuk dengan fandom-mu, Directioner." Katanya dengan kekehan.

Abel mengernyitkan dahi dan tertawa. Abel tidak bisa mengelak karena itu memang realita, Luke masih ingat betul kebiasaan Abel.

"Ayolah... ceritakan padaku..." Rengek Abel. "Baiklah, aku dan teman-temanku membuat video dan menguploadnya ke youtube. Video-video itu berisi tentang lagu-lagu orang yang kami cover." Luke menjelaskan dan Abel menyimak.

"Kami menyebut group kami dengan 5 Seconds of Summer." Abel tertawa seketika. "Nama macam apa itu?! Lima detik musim panas?!" Ejek Abel masih dengan tertawa.

Luke ikut tertawa—lebih tepatnya terkekeh. "Siapa saja teman-temanmu yang ikut?" Tanyaku penasaran. "Teman-teman sekolahku. Ashton, Calum, dan Michael."

Abel mengernyitkan dahinya. "Calum? Calum ketua asrama?" Tanya Abel sedikit tidak percaya. Luke segera menggeleng. "Tidak, Calum yang ini berbeda, dia muda dan bergaya." Katanya dengan sedikit kekehan di akhirnya.

"Kami mulai terkenal saat seorang produser musik merekrut kami untuk menjadi sebuah band, dan kami berhasil sampai sekarang. Kami sudah menjadi band yang besar dan terkenal." Jelas Luke.

Abel hanya mengangguk dan merasa sedikit tidak percaya. Mantan kekasihnya ini menjadi terkenal. Apakah dia sama terkenalnya dengan One Direction?

"Dan besok, kami akan pergi ke London karena ada pekerjaan." Luke berkata sebelum dia mengunyah pastry-nya. Abel mengangguk—meng-iyakan perkataannya. Gadis itu melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Mmm sepertinya aku harus pulang." katanya berpamitan. "Baiklah, oh ya Abel." Perkataannya menahanku yang sudah bangkit dari kursi. "Bolehkah aku mengajakmu jalan-jalan malam ini?" Tanya Luke.

Abel diam, berpikir sejenak. "Aku tau ini terlihat canggung. Tapi Abel, kita berkenalan secara baik-baik dan aku ingin kita tetap seperti itu dan aku tau aku salah. Tapi izinkan aku untuk mengajakmu pergi, malam ini saja." Luke jelas memohon agar Abel mau pergi dengannya.

Didalam lubuk hatinya yang paling dalam, dia masih menyimpan perasaannya pada Abel. Dia belum bisa melupakan Abel sepenuhnya. Dia menyesal telah menyia-nyiakan gadis seperti Abel.

Perkataan Luke membuyarkan pemikiran Abel dan gadis itu mengangguk seketika. "Ya, kau boleh mengajakku keluar." Balas gadis itu dengan senyum. Luke tersenyum dengan bangganya, perasaannya dipenuhi kebahagiaan yang tak bisa dijelaskan kata-kata. Yang dia tau, jantungnya melompat keluar dari dadanya tiga atau empat kali.

===

Abel membuka matanya saat dia menerima telphone dari Liam. Dia mengerutkan dahinya dan mengucek matanya sekejab untuk meyakinkan caller id yang masuk.

Ada apa Liam menelphone ku sore-sore begini?

Abel mengangkat telphone itu. "Abel, ini penting untuk Harry. Bisakah kau izin kuliah beberapa hari?" Tanya Liam langsung tanpa berbasa-basi terlebih dahulu.

Fanzone 2Where stories live. Discover now