[ Broken Heart ]

506 15 0
                                    

"Nih es krim lo berdua"tangannya menyodorkan dua eskrim ke bryna dan jendra. "Makasih banget ya blend" ucap bryna sambil menanggapi kedua eskrim dan memberikannya ke jendra. "Loh?ada ka nando?" kini bryna baru menyadari kehadiran nando tepat dibelakang blenda "iya kebetulan gue juga lagi mampir kesini eh ketemu lo pada deh". "Gue sama ka nando mau pergi ya,hmm jendra gue titip bryna". Bryna menatap bingung kearah kembarannya itu "tapi....". Baru hendak membantah blenda sudah langsung menarik lengan nando dan pergi dari hadapan kedua orang itu.

Blenda menarik nando kearah danau yang agak jauh dari taman itu. Kini langkahnya terhenti,matanya menatap kosong kearah danau. Angin membuat rambutnya bergoyang menampakan wajah cantiknya lebih jelas. Nando melihat itu. Hatinya terasa damai dan nyaman melihat pemandangan itu. "Ka,gue boleh nangis?" suaranya terdengar pelan tapi nando dapat mendengarnya dengan jelas. "Kenapa lo nangis?" matanya ikut menatap kearah danau. "Gue nangis karna hati gue patah hati gue hancur dan karna gue harus bener bener lepasin orang yang gue sayang buat orang lain terlebih buat kembaran gue". Nando terdiam mendengar itu menunggu lanjutan perkataan blenda. "Gue gak tau harus ngapain selain nangis ka". Reflek nando menarik gadis itu kedalam pelukannya membuat blenda menangis dengan terisak tangan mungilnya membalas pelukan nando. Nando mengeratkan pelukannya seakan menguatkan gadis itu. "Gue hancur ka,gue sakit ngeliat orang yang gue suka justru dia gak suka sama gue dia suka sama kembaran gue ka".

Nando melepaskan pelukan mereka. Matanya menatap kearah mata blenda yang penuh air mata dan sembab. Tangannya mengusap pelan bulir bulir air mata gadis itu. Hatinya juga ikut sakit melihat perempuan yang disayangnya menangis didepannya. "Ada gue blend,jendra mungkin emang udah nyakitin lo tapi gue yang bakal ngobatin luka lo blend". Blenda hanya diam mendengar setiap perkataan yang diucapkan nando. Mencari cari kebohongan dari perkataan yang diucapkan nando dari kedua mata laki laki itu. Tapi blenda hanya menemukan ketulusan dari mata nando. "Gue gak tau ada obatnya apa engga buat hati gue".

Nando mengepal tangannya  menahan emosi yang bergejolak dihatinya. Bukan marah karna blenda yang masih menyimpan rasa terhadap jendra. Tapi lebih tepatnya marah karna jendra membuat gadis kesayangan merasakan sakit yang luar biasa dan meneteskan air mata berharganya. "Gue bakal pastiin lo gak bakal ngerasain patah hati kaya gini lagi blend" hanya itu yang terdengar di kuping blenda. Entah benar atau tidak. Blenda merasakan bahwa cowok disampingnya ini menyimpan rasa untuknya. Dan blenda gak tau harus berbuat apa jika benar cowok itu menyukainya. Karna blenda tau rasanya menyukai seseorang yang tidak menyukai kita. Blenda tau bagaimana rasa sakitnya membiarkan orang yang disukainya berjalan pergi meninggalkannya bersama orang lain. Blenda sangat tau itu. Karna blenda memang diposisi itu.

Blenda tersenyum miris kearah pemandangan danau didepannya. Menikmati setiap hembusan angin yang terasa sangat dingin. Blenda memejamkan mata indahnya berharap luka ikut pergi bersama hembusan angin tapi sia sia. Luka itu justru memilih bertahan dan menetap dihatinya.

Sedangkan nando menatap gadis itu dengan lekat. Wajahnya yang indah dengan mata terpejam menikmati setiap hembusan angin. Rambutnya yang tergerai indah dan bibir mungilnya yang tersenyum penuh luka. Dengan keberanian yang dia punya nando mengecup singkat puncak kepala gadis itu. Perlahan blenda membuka matanya kaget dengan perbuatan nando itu.

"Lo nyium gue ya barusan?". Nando tersenyum tangannya menarik tubuh blenda agar lebih mendekat ketubuhnya. "Abis gue gemes banget sama lo jadinya ya gue cium aja hehehe". Blenda hanya diam menatap lurus kearah danau. Jarak antara blenda dan nando sangat dekat membuat blenda dapat mendengar jelas detak jantung nando.

Pikirannya kini entah kemana,hati yang hancur membuatnya pusing hebat dikepalanya. Rasanya bercampur aduk dihatinya. Tapi kehadiran nando membuatnya lupa akan patah hatinya. Blenda tersenyum sambil menatap wajah nando yang sedang merangkulnya erat

Blenda and BrynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang