[ ANGKASA ]

470 15 0
                                    

Bryna terduduk diam dengan tangan saling menggenggam. Rasa takut menyelimutinya karna zero begitu marah dan rasa khawatir akan keadaan blenda.

Angkasa dengan setia menemani bryna disampingnya. entah karna apa cowok itu masih setia disampingnya.

"Lo bisa balik ko" ucap bryna kini.

Angkasa menatap mata biru bryna. "Gue mau nemenin lo"

Bryna menatap aneh "lo bukan siapa siapa gue".

Angkasa tersenyum dan membuat jantung bryna semakin gak karuan. "Tapi bokap lo udah titipin lo ke gue,jadi lo harus gue jaga"

Bryna tertegun akan ucapan angkasa. Mata hitam legamnya terus memandangnya. Lalu seulas senyum muncul dari wajah angkasa. "Makasih" jawab bryna sekenanya

Angkasa mengangguk lalu mendekap bryna. "Gue bakal jaga apa yang udah dititipin ke gue,termasuk lo"

Bryna hanya mampu diam tanpa mampu berkata kata karna ucapan angkasa. Cowok itu berhasil membuat hati nya menghangat setelah dingin menerpa hatinya karna putus dari jendra

***

Angkasa terus menatap gadis yang kini tidur dalam dekapannya. Rambut pirang sebahunya itu menjuntai bebas. Wajah pucatnya dan manik biru milik gadis itu tertutup sempurna.

Angkasa menghembuskan nafasnya. Entah kenapa ia justru nyaman dengan gadis ini. Ingin terus berada disampingnya. Menjaga gadis ini.

Lalu bryna terbangun dan sadar kini ia tertidur dipelukan angkasa. "Maaf udah nyusahin lo"

Angkasa kembali tersenyum "gapapa ko"

Bryna mengangguk kikuk namun rasa lapar kini mengganggu dirinya. Angkasa dapat menangkap raut wajah bryna yang tengah menahan lapar. Sangat lucu dengan bibir nya yang agak merucut.

"Lo laper?" tanya angkasa

Bryna tersentak dengan pertanyaan angkasa seakan akan dapat membaca pikirannya "hmmm iya"

Angkasa bangkit "yaudah lo tunggu sini jangan kemana mana"

Bryna menunggu dengan sabar. Hingga akhirnya seseorang memberikannya segelas kopi. Bryna menanggapinya namun terhenti karna jendra yang memberikannya.

"Nih ambil" ucap jendra.

Bryna mengambil kopi. Lalu menyesapnya. Jendra duduk disamping bryna. "Dasar pembunuh"

Suasana menjadi dingin karna ucapan jendra. Dengan gemetar ia menaruh kopi disampingnya. Lalu menatap jendra disampingnya. "Setelah lo berbaik hati mau ngasih gue kopi,lo justru malah berkata jahat kaya gitu?"

Jendra tersenyum "itu diri lo,lo slalu baik sama blenda,sayang sama dia tapi sebenerny lo gak kaya gitu,lo itu cuman lagi pake topeng lo bry"

Bryna tak tahan dengan ucapan jendra. "Maksud lo,gue gak pernah tulus sama blenda? Dia itu kembarannya gue,gue sayang sama dia gue takut terjadi apa apa sama dia"

Jendra menyesap kopinya kembali. "Lo penipu,kalo lo emang beneran sayang sama dia lo percaya sama dia, sejak awal dia udah ngorbanin perasaannya buat lo harusnya lo tau dia gak pernah ada niat buat nyakitin lo"

Suasana hening

Jendra kembali menyesap kopinya "harusnya lo percaya,kalo blenda gak pernah sedikit pun ingin ngambil gue dari hidup lo"

Bryna tertegun

"Maksud lo?"

Jendra menatap bryna "dia nolak gue ditaman waktu itu,dia nyuruh gue balikan sama lo,dia gak bisa liat lo hancur,dan disaat gue peluk dia,dia bahkan gak bales pelukan gue,dia cuman diem dan mikirin perasaan lo,cuman lo gak mau dengerin penjelasan dia"

"Hingga lo dorong dia dan buat dia celaka" lanjut jendra.

Bryna hanya mampu diam dan matanya terasa panas ingin menangis. Harusnya dia percaya blenda. Bukan malah menuduhnya membuat drama. Ingin rasanya ia memukul dirinya sendiri

Jendra bangkit lalu pergi meninggalkan bryna dengan tangis.

Angkasa berjalan dengan plastik berisi 2 box bubur. Mata menangkap bryna yang sedang menunduk dan menangis.

Dengan sigap ia mendekat dan menaruh plastik itu dibangku lain. Ia langsung memeluk bryna menenangkan gadis itu.

Gadis itu terus menangis karna rasa bersalah memenuhi hatinya.

Angkasa hanya mampu memeluknya berusaha menenangkan gadis itu.

Entah kenapa bryna tergerak membalas pelukan angkasa.

Kenapa harus lo si angkasa
Batin bryna



Blenda and BrynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang