Aku tidak pernah menjadi seorang yang kutu buku. Aku bukan anak yang pandai. Aku hanya ingin mengetahui apa yang tidak kuketahui.
.
.
.Aku mulai menguap saat jam di dinding menunjukkan pukul 21.00. Ibu mengingatkanku untuk segera tidur.
"Kenzie... cepat tidur!" suruhnya dari kejauhan.
Aku membereskan semua alat tulisku yang berantakan di atas ranjang. Ku sisakan satu buku sejarah tentang bagaimana kehidupan di bumi pada masa praaksara. Ibu menutup pintu kamarku dari luar.
Aku sangat menyukai buku sejarahku. Karena buku itu adalah satu - satunya buku sejarah yang ku punya. Itu pun aku tidak membelinya, melainkan menemukannya di lorong bawah tanah rumahku minggu lalu.
Aku sudah membacanya hingga halaman 55. Dan aku tertarik untuk memahaminya lebih dalam lagi. Hidup mereka sangat sederhana. Hanya perlu makan, minum dan tempat berteduh untuk sementara. Itu karena mereka hidup nomaden (berpindah-pindah). Sangat berbeda jika dibandingkan dengan kehidupan saat ini. Pagi, siang, sore hingga malam tidak pernah lepas dari alat canggih bernama smartphone.
*Pagi hari,
Ibu membangunkanku pada pukul 05.00. Katanya, aku harus bersiap untuk membersihkan bagian - bagian rumah.
"Ibu... aku masih ngantuk..." alasanku padanya agar aku bisa melanjutkan tidur.
"Iya nanti saja lanjutkan tidurmu. Sekarang bangunlah. Ibu siapkan susu segar pagi ini." rayuan ibu mulai membeludak.
Susu segar memang kesukaanku. Setiap pagi, penjual itu selalu membunyikan bel sepedanya di sekitar kompleks rumah kami. Sepedanya sangat unik. Terdapat banyak gantungan berbentuk tulang - tulang putih kusam yang katanya mengandung makna mistis.
Aku pernah bertanya pada penjual susu segar itu, mengapa ia menggantungkan semua benda itu di bagian sepedanya. Dan jawaban yang ia berikan adalah 'karena benda - benda ini berguna untuk melindungi kita dari gangguan makhluk aneh ...'. Terdengar sangat menyeramkan.
Ternyata, ibu benar - benar menyiapkan susu segarnya. Aku merasa sangat bugar pagi itu.
"Kenzie... kamu beresin kamar kamu dulu, setelah itu ruang keluarga. Nanti ibu ajak kamu ke toko buku." ucapnya padaku.
"Wahh... ibu benar - benar ingin mengajakku ke toko buku?" tanyaku tak percaya.
"Iya sayang..."
Aku senang ibu mengajakku ke toko buku. Rencananya aku akan membeli buku sejarah baru tentang masa dimana makhluk aneh menyerang bumi. 'Kenzie itu kan anak yang aneh, hari - harinya dipenuhi dengan sejarah - sejarah kuno. Hiii... menyeramkan'. Aku sering mendengar perkataan anak tetanggaku. Biarkan sajalah,/
Aku bukan seorang perempuan yang kutu buku. Tapi, rasa ingin tahuku lah yang memaksaku untuk membaca buku sejarah bertema makhluk aneh. Terkadang aku suka berhalusinasi melawan mahkluk besar yang menjijikkan dan kotor di dalam kamarku. Perlu strategi yang matang untuk melawan mereka. Itu yang pernah kakek ceritakan padaku.
*Siang hari di toko buku,
"Bu, aku sangat menyukai buku ini." buku berjudul The Power of Jimat, mengisahkan seorang putri kerajaan melawan gorilla sakti yang ingin menghancurkan kerajaannya.
"Buku apa ini, Kenzie?! Setidaknya belilah buku pelajaran untuk menunjang belajarmu. Kamu ini!?"
Aku tidak menyangka ibu tidak menyetujui keinginanku untuk membeli buku itu. Dengan terpaksa kuurungkan niat untuk membeli buku berjudul The Power of Jimat. Wow... terlihat menyenangkan sekaligus menantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Book
AdventureBuku yang aku baca ini nyata. Buku ini membawaku masuk ke dalam ceritanya. Tiba - tiba saja aku berada di tempat yang aneh. Semua alurnya benar - benar membuatku ingin mati saja. Tapi pada akhirnya aku berhasil kembali pada duniaku setelah melewati...