Magic - 6

85 9 1
                                    

Mereka berjalan sembari menatap lekat bangunan di depannya. Wajah mereka sangat antusias. Membuat Bryan sempat menampar pipinya pelan. Dan ternyata itu bukan mimpi. Namun nyata.

“Awesome!” Kenzie masih dalam keadaan terperangah melihat bangunan yang terbangun kokoh di depan matanya.

Hening kekaguman itu hilang setelah kaki Kenzie menginjak sebuah tombol tersembunyi berwarna hijau terang. Kepalanya merunduk sekarang. Melihat apa yang tengah mengganggu perjalanan kakinya bersama Bryan. Dan-

Cliiinggg...

Muncul seorang raja dengan sangat tiba-tiba. Ia berada di depan Kenzie. Pakaiannya mewah dan mengagumkan. Ketampanannya pun dapat membuat setiap kaum hawa meleleh.

“Raja?” Bryan sedikit bingung dengan apa yang terjadi di depan matanya barusan. “Sirriously?” Kenzie menanggapi perkataan Bryan dengan senyum lebar.

“Mari ku antar kalian menuju istana.” Raja itu mengayunkan tangannya pertanda mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.

Bryan bingung setengah mati. Dari kejauhan, istana ini tidak terlihat. Bagaimana bisa tiba-tiba ada bangunan besar dan kokoh?

Sedangkan Kenzie terus berjalan mengikuti raja itu tanpa berpikir sesuatu. Mereka melewati jembatan layang. Bryan melihat sungai yang sangat jernih. Benar-benar jernih. Tampangnya menjadi seperti orang bodoh setelah mengalami hal yang menakjubkan ini.

Ia harus terus meyakini bahwa raja itu benar-benar memiliki hati yang baik. Bryan berharap ini semua bukanlah jebakan semata.

“Aku hanya bisa mengantar kalian sampai disini. Silahkan masuk ke dalam istana kemudian lanjutkan perjalanan kalian.”

Kenzie berpikir laki-laki yang mengantarnya bukanlah raja. Pasalnya ia hanya mengantarnya hingga di depan gerbang besar istana.

Mereka berdua mengangguk sebagai jawaban pada ‘raja’ itu. Kemudian menatap gerbang yang masih tertutup.

Dua menit mereka menunggu gerbang itu terbuka. Dan akhirnya bergeser sedikit demi sedikit. Sangat lama. Benar-benar sangat lama. Membuat Bryan memilih untuk duduk selonjoran di tanah.

Sedangkan Kenzie masih terus memperhatikan gerbang itu. Indah. Hanya keindahan yang Kenzie rasakan.

“Bryan. Apa kamu nggak mau ngerasain indahya saat gerbang ini terbuka dengan lebar?” tanya Kenzie yang masih berdiri dengan tatapan kagumnya. “Tidak. Aku lelah. Aku menunggunya disini saja.” Jawab Bryan malas

Perut lelaki tampan itu mulai mengeluarkan suara. Ia menengok ke arah Kenzie kemudian berkata, “Apakah gerbangnya masih lama?”

.
.
.
.

“Sudah terbuka. Ayo masuk!!” balas Kenzie cepat.

Tanpa basa-basi, Bryan langsung berlari kecil masuk ke dalam istana. Tidak ada halaman hijau nan lebar setelah gerbang itu. Hanya ruangan yang penuh dengan cahaya serta karpet merah yang mengiringi setiap langkah.

Mereka berdua melangkah dengan bahagianya. Gerbang yang tadinya terbuka lebar beralih menjadi tertutup dengan rapat. Bryan memegang tangan Kenzie.

“Kurasa, kita akan kenyang kali ini.” jelas Kenzie polos pada Bryan. Senyumnya menipis saat Kenzie mengatakan hal itu. “Ku harap begitu.” Jawab Bryan sembari menengok ke arah Kenzie.

Mereka masih berjalan menyusuri lorong penuh cahaya itu. Rasanya seperti tak berujung. Membuat Bryan sedikit merasa gila. Tapi Kenzie membuatnya terhibur.

Kelakuan perempuan 17 tahun itu memang dengan mudahnya dapat mengembangkan senyum Bryan. Bahkan tawa gelak Bryan terdengar hingga menggema.

“Ups, jangan keras-keras, Bryan!” timpal Kenzie.

____________________________________

*5 JULI 2017

Segini dulu yaa guys. Maaf updatenya telat😧 besok bakan update lagi (:

BIASAKAN VOTE SETELAH MEMBACA
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

-Dinar Eka Safitri-

The Adventure BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang