Makanan itu terlihat sangat menggiurkan. Kenzie tak bisa menenangkan mulutnya untuk sedetik saja. Begitu juga dengan Bryan. Mereka terlihat rakus.
Tidak ada gangguan apapun di sela-sela aktivitas mereka. Entah itu hal yang magic dan sebagainya. Dunia fantasi mulai menyelubung. Disetiap langkah kaki dua insan itu. Jadi tidak heran, jika mereka sangat cerdik memecahkan suatu misteri.
“Ini milikku!” teriak Kenzie sembari merebut lauk lezat yang dipegang Bryan. Bryan juga tak kalah otot.
“Ini milikku!” balasnya. “Baiklah, ini milikmu.” Suaranya terdengar begitu santai. Kenzie mengalah.
Jin apa yang merasuki tubuhnya?! Hiii..- Batin Bryan ngeri.
Sungguh, makanan tadi benar-benar membuat mereka kekenyangan. Salah satu efeknya adalah, perut Bryan tiba-tiba buncit. Kenzie malah tertidur pulas.
---------------
---------------Kenzie Pov
Mataku terbuka. Kemudian mengerjapkannya berkali-kali. Aku masih berada di istana besar penuh makanan ini. Sudah cukup aku makan kemarin siang. Sudah banyak asupan makanan maupun cairan yang kubutuhkan. Entah bagaimana dengan Bryan.
Perutnya membuncit. Sedikit memang. Tapi itu tak membuat badan sixpacknya memudar. Dasar perut karet!
Aku melihat secercah cahaya matahari dari atas. Ada jendela kecil di atas sana. Ternyata ini sudah pagi. Mataku sungguh kuat untuk terpejam selama beberapa jam. Huh!
Aku tak akan membuang-buang waktu kali ini. Bryan yang masih tertidur, ku bangunkan paksa. Meskipun suara manjanya masih terdengar. Tidak mau dibangunkan. Kuat untuk berapa jam lagi?
“Bryan! kita harus segera pergi dari sini!” ah, lantangnya suaraku. Sepertinya cocok untuk menjadi pemimpin upacara anak sekolahan.
Bryan masih tetap dengan dehamannya. Menolak untuk ku bangunkan. “Lima menit lagi, Kenzz...” ucapnya di sela-sela kegiatanku menarik lengannya agar bangun.
“Tidak ada! Kita harus segera pergi.” Aku masih setia untuk menarik tangannya. Menyuruhnya untuk segera membuka mata.
Ya, aku berhasil membuatnya membuka mata setelah ku siram bagian wajahnya. Ha-ha! Kalau seperti ini, aku cocok menjadi ibu tiri bawang putih. Oke, dia mulai menunjukkan wajah ngambeknya padaku
.
Matanya masih tetap sayu. Masih mengantuk rupanya. Mulutnya manyun. Entah seperti apa. Itik atau bebek? Eh, maaf Bryan. Dan yang paling menjengkelkan, lubang hidungnya terus bergerak maju mundur. Haha!
Kami sudah berada di alam terbuka. Menginjakkan kaki keluar dari istana menyenangkan itu. Kami harus memulai petualangan. Jika memang ingin pulang. Dan itu suatu keharusan.
Berjalan, berjalan, berjalan. Terus saja begitu. Masing-masing memegang peta. Peta tak berguna! Sungguh, aku lelah melakukan ini semua. Akupun sampai lupa, sudah berapa hari aku tidak mandi. Tidak merapikan rambutku, tidak mengganti baju kotorku. Erhhh... menjijikkan. Oke, aku jijik pada diri sendiri.
Bryan masih sama dengan wajahnya. Kucel. Ia masih marah padaku. Beberapa hari ini, aku semakin mengenalnya. Mengenal kebiasaan baik dan buruknya. Dan... yang paling menyenangkan, aku mengenal perasaannya. Maksudku, aku mengetahui perasaannya terhadapku.
Jadi apa artinya semua ini? Aku jatuh cinta? Oh, tidak,tidak. Ku harap, ini hanyalah perhatian belaka. Aku tidak mau mencintai sahabat sendiri.
📗📗📗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Book
AdventureBuku yang aku baca ini nyata. Buku ini membawaku masuk ke dalam ceritanya. Tiba - tiba saja aku berada di tempat yang aneh. Semua alurnya benar - benar membuatku ingin mati saja. Tapi pada akhirnya aku berhasil kembali pada duniaku setelah melewati...