Entah mengapa perasaanku berubah terhadapmu. Tapi aku yakin, aku tidak benar-benar mencintaimu. Dan tapi, aku menaruh hati padamu, rrh. Apa yang terjadi.
.
.
.
."Kenzie?? Kenzie?? Kenzie, kau dimana??!"
Bryan bingung bukan kepalang saat mengetahui Kenzie tak lagi berada di belakangnya. Ia setengah berteriak sembari melangkah dan memutar-mutar badannya untuk memperhatikan sekitarnya.
Sial!! Dimana dia. Aku tidak punya firasat apapun saat ini. Kemana aku harus mencarimu, Ken? Aku hampa tanpamu. Pikiranku tersendat seakan dirimulah pelicinnya. Batin Bryan.
Bryan berpikir keras. Kemana ia harus mencari Kenzie. Berharap ini adalah salah satu jebakan dari buku ajaib itu.
Bryan terjatuh. Seakan putus asa. Padahal, dirinya belum mencari Kenzie secara maksimal. Kepalanya tertunduk. Pikirannya mulai lesu.
Ada apa denganmu, Bryan. Ini permainan. Kau tidak perlu cemas. Kenzie akan segera ditemukan. Batin Bryan meyakinkan dirinya sendiri.
Tak lama kemudian, Bryan terperangah saat melihat kotak yang sama saat siang tadi ia temukan. "Ini yang aku tunggu!". Bryan bergegas membuka kotak itu.
Hari semakin gelap. Matahari mulai menenggelamkan wujudnya. Bryan membuka lebar-lebar kain putih yang tersedia. Kali ini, dia tidak akan kebingungan dengan bahasa yang tertera. Karena su8bdah mendapatkan pengalaman siang tadi.
Kamu berhasil menemukan pintu kedua. Jika ingin melanjutkan perjalanan, temukan terlebih dahulu temanmu yang telah hilang. Sekarang, ia berada di dalam semak belukar. Kembalikan kesadarannya dengan pusaka yang terkubur tepat di bawah kaki mu. Gunakan pusaka ini dikala temanmu sedang duduk dengan kepala tertunduk. Semoga berhasil. Temukan aku di pintu selanjutnya.
Bryan dengan cepatnya menggali tanah yang dimaksud. Ia tak mau sampai waktunya terbuang sia-sia hanya untuk meratapi kehilangan Kenzie yang tiba-tiba.
"Wait me, Ken! You'll be safe!" Ucapnya terang-terangan.
Peluhnya bercucuran. Bryan tak peduli betapa lelahnya dia. Selama Kenzie belum ditemukan, ia tidak akan menyerah.
Tak lama kemudian, ujung pusaka itu terlihat. Bryan tersenyum bahagia.
"Apa?! Hanya kalung? Yang benar saja!" Keluhnya saat mengetahui bahwa pusaka yang dimaksud hanyalah sebuah kalung.
Kalung itu berwarna putih mengkilap. Mainannya juga sangat menarik.
Bryan berlari menjauhi pintu kedua.
Berlari dengan mata selalu melototi semak belukar yang ada di sekitarnya.
Tiba-tiba, langkahnya terhenti. Bryan mendengar seseorang berteriak.
Tolong... tolong...
"Itu suara Kenzie." Bryan yakin itu suara Kenzie. Siapa lagi jika bukan Kenzie? Tak akan ada orang lain selain dirinya dengan perempuan itu.
Bryan menghampiri semak belukar yang menjulang tinggi. Bentuknya seperti pintu kecil. Semak itu tergerak. Bersamaan dengan suara permintaan tolong dari Kenzie.
Bryan ragu untuk melewati semak itu.
"Kenzie." Bryan mendapati Kenzie tengah merebahkan tubuhnya di tanah. Matanya terpejam. Kenzie tidak sadarkan diri.
Bryan langsung membangun tubuh Kenzie hingga terduduk. Ia memakaikan kalung pusaka itu pada leher Kenzie.
Tak lama kemudian...
"Bryan!" Kenzie sadar dan langsung memeluk tubuh gagah Bryan. Perempuan itu merasakan kehangatan. Sedangkan Byan masih dalam keadaan terperangah tidak percaya.
Bryan merasakan kenyamanan saat Kenzie memeluk dirinya.
Mereka tidak berlama-lama. Begitu setelah mereka merasakan kehangatan, Bryan dan Kenzie langsung meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan.
"Ah sial!! Ada apa dengan diriku?" Batin Bryan. Mereka berjalan dengan tangan saling merangkul.
Mungkin aku mencintaimu, Ken.
____________________________________
*8 JUNI 2017
(A/N)
Hallo guys, part kali ini lebih pendek yaa. Sekarang bakal ada romance nya gitu. Jadi nggak monoton adventure.
Mau yang lebih baperr dari ini? Stay read this story, key👄
Aku bakal seneng banget kalo kalian beri komentar2 mendukung.BIASAKAN VOTE SETELAH MEMBACA
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐See you soon😊
# 164 dalam Adventure
-Dinar Eka Safitri-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Adventure Book
AdventureBuku yang aku baca ini nyata. Buku ini membawaku masuk ke dalam ceritanya. Tiba - tiba saja aku berada di tempat yang aneh. Semua alurnya benar - benar membuatku ingin mati saja. Tapi pada akhirnya aku berhasil kembali pada duniaku setelah melewati...