Part 23

10.3K 1K 37
                                    

"Tempat ini lebih mengerikan dari bayanganku." Alexis mengedarkan pandangannya.

Lingkungan yang cukup ekstrim untuk makluk hidup. Tangan Aslyn menggenggam erat tangan Alexis, membuat pria itu menatap ekspresi wajahnya yang terlihat takut. Alexis tersenyum memperhatikan gadis itu. 'Aku mulai gila' pikirnya dalam hati.

Tengkorak bergeletakan di beberapa tempat, ada tengkorak yang menyerupai hewan, ada tengkorak manusia dan juga tengkorak yang memiliki bentuk aneh. Langkah kaki mereka terus membawa mereka semakin ke dalam lembah kematian.
"Tempat ini semakin menyeramkan." Gumam Aslyn.

"Tenanglah, bukankah ada aku." Alexis menatap Aslyn.

Dari kejauhan terlihat kemilau cahaya terang kebiruan. Alexis menyipitkan matanya mempertajam penglihatannya. Air sebening kaca, memantulkan cahaya dari dalam air.
"Aku tidak percaya dapat menemukan tempat itu." Alexis bergumam penuh rasa bahagia. "Howen, bagaimana menurutmu?"

"Itu adalah danau kehidupan, di ujung danau kita akan menemukan pohon apel iblis." Jelas Howen. "Tapi, ada cerita yang mengatakan ada yang menjaga tempat itu."

"Aku tidak takut, aku akan menghadapinya." Alexis segera bergerak cepat menghampiri tempat itu.

"Pangeran, sebaiknya..... " Howen mencoba menghentikan Alexis tapi dia sudah terlanjur pergi lebih dulu, meninggalkan dirinya dan Aslyn.

"Sebaiknya jangan terburu-buru, bukankah begitu?" Aslyn menatap Howen.

"Kita harus cepat sebelum, terjadi sesuatu pada pangeran." Howen berjalan cepat menyusul Alexis.

Danau yang luas, Alexis mengedarkan pandangannya memastikan ada sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menyeberangi danau. Danau yang tenang mata Alexis sesaat menatap ke arah air danau kehidupan, jernih bagai cermin. Bahkan bagian dalam danau terlihat meski hanya kegelapan yang menunjukkan bahwa danau itu tak memiliki dasar.

Sesaat terlihat riak air di bagian tengah danau, Alexis menatap kurus mengamati getaran air di danau. Tapi tak ada apapun disana.
"Apa ada ikan disini?" Gumam Alexis.

Kaki Alexis menyusuri pinggiran danau. Menatap waspada ke tengah danau.

Grepp....

Sebuah tangan dari dalam danau menyentuh kaki Alexis. Mata Alexis menatap kearah kakinya, hanya tangan yang muncul dari dalam air. Tak berapa lama seorang wanita muncul dari dalam air menampakkan wujudnya.

Alexis terbelalak kaget, tubuhnya membeku seakan tak bisa bergerak. Iris mata ke hijauannya menatap lurus ke dalam mata Alexis. Rambut hitam legamnya terurai kedepan menutupi bagian atas tubuhnya yang tanpa busana.

Mereka saling menatap tanpa mengatakan apapun, tapi perlahan kaki Alexis bergerak melangkah maju menuju danau.
"Pangeran berhenti!!!" Howen berteriak berlari kearah Alexis mencoba menghentikan Alexis.

Tapi wanita itu langsung menatap Howen dan hanya dalam waktu super sekian detik Howen terkulai tak berdaya. "Pangeran.... " Lirih Howen.

"Tuan Howen.... " Aslyn menghampiri Howen.

"Nona... " Howen mengeluarkan belati perak dari sakunya memberikannya pada Aslyn. "Kekuatannya hanya bisa di gunakan ketika dia berada di dalam danau, dia akan mengendalikan setiap iblis yang berada di dekatnya. Hanya kau yang bisa menyelamatkan pangeran." Howen menatap Aslyn.

Aslyn menggenggam belati perak di tangannya dan mengangguk pada Howen.

"Jantung.... Eggrrr.... " Sebelum Howen selesai dia mengerang kesakitan.

Aslyn terkejut dan menatap wanita yang masih di dalam air. Dia menatap tajam tubuh Howen yang terbaring di tanah. "Apa dia menggunakan kekuatan pikiran?" pikir Aslyn.

Devil Child [ TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang