Langit kelabu, matahari sama sekali tak terlihat. Awan tebal abu-abu gelap menghalangi sinarnya. Terlihat beberapa orang berlalu-lalang di sekitar mansion besar beratap biru tua. Beberapa prajurit iblis juga sesekali nampak berkeliaran.
Braaakkk....
Pintu besar mansion terbuka dengan keras, membuat semua yang berada disana langsung memandang ke arah Sumber suara.
Rhodri terlihat menyeringai, baju zirah besi telah terpasang lengkap di badannya. Sebilah pedang perak dengan pegangan hitam di dalam genggamannya. Seringai mengerikan terlihat jelas di bibirnya, di belakangnya Aslyn dengan pandangan kosong mengikuti Rhodri. Tanpa Ekspresi dia berdiri diam bak patung manusia hidup.
"Siapkan seluruh pasukan, hari ini kita akan melawan kerajaan Aldwick dan sekutunya!!" Perintah Rhodri dengan suara lantang."Hyaaaa...!!!" Suara sorakan terdengar dari setiap pendukung Rhodri.
Rhodri berjalan cepat, dia berdiri di tengah halaman mansion. Terlihat bibirnya mulai berkomat-kamit merapalkan kalimat yang sulit di mengerti. Tak berapa lama dia mengacungkan pedangnya ke langit. "Wahai para jiwa yang terkutuk, para iblis yang di penuhi dengan rasa haus akan jiwa manusia kotor. Bangkit dan berdirilah bersamaku untuk meraih kembali apa yang telah di janjikan!! Bangkit, BAANGKITTT!!!"
Ccrreeepp..
Rhodri menancapkan pedangnya di tanah, perlahan tanah di sekitar mansion bergetar. Tak berapa lama muncul retakan di mana dia menancapkan pedangnya, retakan mulai memanjang dan melebar membentuk jalanan berundak. Di dasar retakan terlihat nyala lava panas yang mengalir, dari dalamnya muncul monster, iblis dan juga jiwa yang di penuhi kebencian mereka berjalan menaiki tangga tersebut.
Satu persatu mereka mulai berbaris, hingga tanah kembali menutup seakan tak pernah terbelah. Rhodri mengamati ribuan pasukan iblis dan monster di hadapannya dengan senyum lebar penuh rasa puas. "Kali ini, kau akan hancur Devian." Gumamnya yakin.
*****
Tubuh Alice bergetar hebat, terlihat raut cemas di wajah Devian dan juga Alexis. "Apa yang terjadi?" Tanya Devian pada salah satu tabib."Sepertinya apel mulai bereaksi, apel iblis sama halnya dengan upacara kebangkitan yaitu dengan melenyapkan jiwa manusia. Tapi karena Ratu adalah manusia seutuhnya, kita hanya bisa bergantung pada darah iblis yang mengalir di tubuhnya. Rasa sakitnya akan melebihi kebangkitan setengah iblis. Jiwa manusia mereka akan di bakar dalam tubuh dan menggantinya dengan jiwa iblis. Jika Ratu tidak bisa bertahan... "
"Tutup mulutmu!!" Devian menatap tabib itu garang. "Dia akan bertahan."
"Apa kau yakin?" Tanya Alexis ragu. Iris merahnya menatap ke arah tubuh ibunya, perasaan iba melihat ibunya yang tengah kesakitan di antara hidup dan mati.
"Aku percaya padanya." Devian meraih pergelangan tangan Alice.
Memejamkan matanya dan mengalirkan energi yang ia miliki. Baru beberapa saat Devian mengalirkan energinya, seseorang memasuki ruangan dengan buru-buru.
"Maaf, Yang Mulia!!" Terlihat Howen menunduk memberi hormat."Ada apa Howen?" Tanya Alexis.
"Rhodri telah menyiapkan pasukannya untuk menuju Aldwick." Lapor Howen.
Alexis dengan cepat melangkah hendak pergi. "Kau tetap disini!!" Perintah Devian.
"Tetap alirkan energi kehidupan pada Ratu, akan ku bereskan ke kacauan di luar." Devian menatap istrinya.
Jemari Devian membelai wajah istrinya. "Kau harus bertahan!" bisiknya pelan seraya mengecup lembut kening sang istri.
Devian segera melangkah pergi, jubah merah yang sedari tadi di pakainya di lepasnya dengan sekali sentakan. Membiarkan jubah merah itu tergeletak di lantai. "TORN!!" panggil Devian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Child [ TAMAT]
Fantasy#10 in fantasy 18/04/2017 Ketika seorang bayi harus terlahir dengan pengorbanan nyawa sang ibu yang membuatnya harus berada diantara hidup dan mati menunggu adanya keajaiban atau kemurahan hati sang dewa. Bayi yang hadir kedunia tanpa dosa tapi juga...