Suara deburan ombak yang menghantam tebing terdengar begitu keras. Alexis menggenggam erat pedang di tangannya. Iris merahnya menatap lawan di hadapannya.
Aslyn hanya terdiam pikirannya di penuhi rasa bersalah pada Alexis dan juga ketakutan jika Alexis membencinya. "Ta... Tak bisakah kita membicarakannya baik-baik?" Aslyn mencoba menengahi mereka.
Alexis tersenyum mendengar ucapan Aslyn. Sedangkan Rhodri menatap Aslyn tak mengerti. "Aslyn, berhenti bicara omong kosong!!"
"Robbin... Ke.. Kenapa kau berubah, dulu kau bertarung untuk kebaikan. Kau bilang akan membantu semua orang yang membutuhkan, kenapa jadi seperti ini?" suara Aslyn terdengar bergetar.
"Kenapa aku harus melakukan hal itu lagi, toh tak akan ada yang mengingat kebaikanku. Lagi pula... " Rhodri menatap lurus ke arah Alexis. "Tidak adil jika hanya aku yang menderita."
"Jika kalian ingin kencan, bisakah aku pergi sekarang. Kalian membuang waktuku." Alexis menatap Rhodri datar.
"Pergi? Tidak akan semudah itu." Rhodri menatap Alexis penuh emosi dan melesat kearah lawannya.
Rhodri mengangkat pedangnya tinggi, dia melompat ke udara, Alexis segera menangkis serangan Rhodri. Ke dua senjata berbenturan keras, Rhodri kembali mendarat dengan mulus dan melesat kembali ke arah Alexis mengayunkan pedang panjangnya ke arah lawannya.
Alexis memblok pedang Rhodri dan mendorongnya. Dia membalas serangan Rhodri mengayunkan pedangnya untuk membalas serangan lawannya. Suara dentingan senjata silih berganti di iringi suara deburan ombak. Dengan wajah cemas Aslyn memperhatikan pertarungan mereka. Dalam kepalanya dia terus memikirkan bagaimana cara melerai mereka, tapi mereka berdua sama-sama unggul kecepatan dan kekuatan mereka sangatlah luar biasa.
Serangan demi serangan di lakukan Rhodri tanpa jeda. Membuat Alexis mulai kualahan mencari celah untuk kembali menyerang dan terus bertahan. Hingga sebuah serangan Rhodri berhasil mengenainya, lengan kanan Alexis. Darah segar mengalir membasahi lengan baju Alexis yang robek.
"Sebaiknya kau menyerah!" Rhodri tersenyum penuh kemenangan."Hanya dalam mimpimu." Alexis kembali maju membalas Rhodri.
Tapi luka di lengannya membuatnya tak bisa bergerak dengan mudah. Rasa perih membuat gerakannya menjadi sedikit melambat. Rhodri kembali mengayunkan pedangnya dengan sekuat tenaga, sigap Alexis menahan serangannya dengan pedang di tangannya. Tapi, rasa sakit di lengannya membuat pegangan pada pedanganya terlepas dari tangannya.
Alexis menyentuh luka di lengannya, darah terus mengucur tanpa henti. Membuat Alexis sedikit heran.
"Lukamu tidak bisa sembuh?" Rhodri menatap Alexis dengan seringai mengerikan."Luka kecil seperti ini tak akan menggangguku." Alexis menatap Rhodri tenang. "Aku bahkan bisa melawanmu dengan tangan kosong." Iris merah Alexis berpendar kemerahan.
"Baiklah, ayo kita buat menjadi lebih Adil." pedang di tangan Rhodri menghilang.
Aura gelap muncul mengitari tubuh Rhodri, membuat Alexis menatap Rhodri dengan tatapan merendahkan.
"Majulah!" Gumam Alexis dingin."Dasar sombong!!" Rhodri melesat ke arah Alexis, melayangkan tinjunya yang berhasil di hindari Alexis.
Alexis meraih lengan Rhodri yang melewati samping kepalanya, mengampit lengan kekar lawannya dan berbalik mengarahkan sikunya ke wajah Rhodri. Siku Alexis tepat mengenai hidung Rhodri membuatnya terhuyung kebelakang.
Rhodri menyentuh hidungnya yang berdarah dan melesat ke arah Alexis. Tangan Rhodri menyentuh leher Alexis, mencengkramnya dengan kuat. Bibir Rhodri mulai komat-kamit, mantera-mantera aneh mulai ia rapalkan. Iris Rhodri seketika menyala ke abu-abuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Child [ TAMAT]
خيال (فانتازيا)#10 in fantasy 18/04/2017 Ketika seorang bayi harus terlahir dengan pengorbanan nyawa sang ibu yang membuatnya harus berada diantara hidup dan mati menunggu adanya keajaiban atau kemurahan hati sang dewa. Bayi yang hadir kedunia tanpa dosa tapi juga...