Chapter 5 - What A Big Deal

21 1 0
                                    

*****

Malam ini tidak terlalu dingin akibat musim panas yang sudah menyapa Vegas sejak 2 minggu terakhir. Waktu siang terasa lebih lama, bahkan mereka baru bisa melihat bulan waktu jam menunjukan pukul 9 malam. Aku masih bersandar pada mobil merah Cody dengan sebotol Smirnoff –minum beralkohol, yang dibawa oleh Cody tadi. Sedangkan cowok dengan rambut jagung itu masih bergulung dengan jaket merah nya yang sedikit basah karena tersiram minuman milik Berth tadi. Ya, aku dan Cody akhirnya terpaksa datang ketempat ini karena hari ini Berth ingin mengenalkan aku sebagai bagian dari kelompoknya –walaupun aku tidak pernah membenarkan permintaannya itu. Berth dan beberapa orang lain datang bersama kami menggunakan motornya sedangkan aku dan Cody memilih memakai mobil karena Cody melihat wajahku yang sedikit pucat tadi sore.

"oh ayolah Cody, itu sudah cukup kering. Keluar sekarang!" erangku kesal melihat Cody masih mengelap jaketnya dengan tissue, entah sudah berapa banyak tissue yang ia gunakan untuk mengeringkan jaket itu sejak beberapa menit yang tai.

"Keykey.... Jaket ini pemberian adik ku. Aku tidak mau ini rusak."

"terserah." Ku lepmpar logam penutup botol Smirnoff ku pada Cody disusul dengan erangan kesal nya. Cody bergegas keluar mungkin berniat untuk membalas dendam nya padaku. jaketnya tidak lagi terlihat besar jejak basah nya. benda itu sudah kering dengan baik. "see, it's better."

"hem.." Cody bergumam membalas ucapan ku. "key, aku turut bersedih dengan kematian Robert. Ku harap kau baik."

Geez, jadi Cody benar menganggap aku terlihat pucat dan kelelahan hanya karena bersedih menghadapi kematian Robert beberapa hari yang lalu ? yang benar saja ? Robert bahkan mati di tanganku. Well, jika bukan karena alasan membuat alibi-ku lebih kuat, aku tidak akan merubah tatapan ku menjadi sendu seperti sekarang dan mulai berakting jika aku benar-benar kehilangan pencundang kecil itu. "ya, aku sedikit shok mendengar dia tewas di hotelnya tepat beberapa menit setelah aku pergi dari apartmen-nya. ini...." Aku menghela nafas panjang. "kau tau, terlalu mendadak. Aku baru saja akan mendapatkan cowok keren Vegas, dan laki-laki itu malah tewas disaat aku hampir mendapatkan nya."

"oh Keykey yang malang..." Cody merangkul pundak ku sebagai bukti simpatik nya. anak kecil ini mudah sekali di tipu. "masih banyak laki-laki tampan di Vegas, kau bisa memacari salah satu nya." kini tangan Cody beralih pada kepalaku dan mengusapnya pelan. Hell, apakah aku berakting terlalu berlebihan ? mengapa Cody seperti benar-benar percaya jika aku begitu terpuruk. Codes, aku bukan gadis lemah yang mudah menangis seperti yang kau fikir.

Aku berdeham guna meredakan kerongkongan ku. "entahlah, tidak semudah itu. Satu-satu nya laki-laki Vegas yang aku kenal baik hanya kau. Setelah Robert mati karena serangan jantung, sepertinya aku harus berfikir dua kali untuk mencari pacar yang sehat disini." Cairan masam itu meluncur di kerongkonganku, tepat setelah aku meneguk botol Smirnoff ku. Cody terkekeh kecil dan mengacak-ngacak rambutku lagi.

"kau konyol. Ku fikir teman-teman ku sehat. Seperti Berth, Jimmy..."

"ku fikir bukan tindakan yang benar jika aku memacari Bert. Mungkin kuku-kuku cantik milik Hime akan menancap dikulit wajahku nanti." Ujar ku memotong ucapan Cody yang siap mengabsen beberapa teman nya yang terlihat sedikit memiliki tampang dengan memutar bola mata. Lagi-lagi Cody tertawa. Akhirnya Cody ceria dan periang yang aku kenal sudah kembali. "juga Jimmy ? yang benar saja ? aku bisa mati sesak nafas karena ia tidak pernah melepaskan cerutu sadari tangan nya."

"kalau begitu...." Cody tampak berfikir sebentar dan seringai nakal nya mulai keluar tiba-tiba. Apa yang ada di fikiran mu Simpson bodoh ? "bagaimana dengan Justin ? dia sehat, tampan dan sudah selama 2 tahun ini single. terlebih..."

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang