Chapter 7 - Little Lost Lady

8 1 0
                                    

****

"tidak biasanya kau menurut."

Justin menatapku dengan bingung ketika aku membenarkan bagian bawah dari gaun hitam yang kini melekat pada tubuhku. Bukan. Aku bukan akan membunuh Justin. hari ini ia akan membawaku keupacara pemakaman Darren –karena Darren adalah salah satu teman Justin. aku mendengus dan melirik Justin yang duduk dikasur ku dengan stelan jas serba hitam –kecuali kemeja nya yang berwarna biru, dengan santai dari pantulan cermin.

"jika aku menentangpun kau akan tetap memaksaku, bukan begitu ?" aku bisa mendengar Justin terkekeh dibelakang sana. Aku menepukkan sedikit bedak diwajah dan mengoleskan lipstick kesukaanku untuk berikan kesan cerah yang tetap terlihat natural. Justin memutar bahuku untuk berhadapan dengannya. Ia segera mengecup bibirku dan melumatnya sekilas. Entah mengapa kali ini aku terkejut dengan sikapnya.

"bibir mu adalah salah satu favourite ku, my Cherry lips." Ujar Justin ketika ia melepaskan ciuman kami.

"Ku fikir kau tidak akan bertindak manis ketika tidak ada siapapun." aku mencibir Justin yang malah ditanggapinya dengan sebuah kekehan kecil yang mempesona tanpa berniat membalas ucapanku. Aku terdiam memperhatikan senyuman tipis yang tersungging dari bibir Justin.

"apa kau sudah siap ? ku rasa kita akan telat jika kita diam disini terus."

Aku mengangguk dan membiarkan Justin menarik tanganku keluar. Ia kembali menggunakan mobilnya untuk mengangkut aku menuju suatu tempat. Aku tidak mau tatanan rambutku berubah rusak hanya karena kami menggunakan motor besar Justin menuju upacara pemakaman. Angin menyapu helaian rambut nakal yang berhasil meloloskan diri dari sanggulku dengan lembut ketika aku dan Justin berhasil menapakan kaki direrumputan hijau pemakaman yang terpotong rapih. Sudah ada beberapa orang yang berdiri dan beberapa lainnya terduduk dikursi yang berada tepat didepan sebuah peti mati berwarna coklat gelap. Aku mengaitkan tanganku pada lekukan siku Justin agar tidak terjatuh karena menggunakan sepatu heels yang cukup tinggi. Justin terlihat sangat tampan dengan kaca mata hitam yang bertengger dihidung mancungnya guna melindungi mata coklat madu yang tersembunyi dibalik benda itu dari sinar mata hari yang cukup terik. Sial, aku menyesal tidak memakai kacamata.

Kami bergabung dengan Berth, Hime, dan beberapa orang lainnya yang turut serta datang mengantarkan Darren ketempat peristirahatan terakhirnya. Justin sempat bertegur sapa dengan beberapa orang sampai pastur mengucapkan beberapa kalimat doa untuk mengantarkan Darren masuk keliang lahat. Aku mengedarkan pandangan kesekeliling dan mendapati wanita tua dengan balutan gaun hitam dan topi besar yang melindungi wajahnya dari sinar matahari terisak dalam pelukan seorang laki-laki tua yang tampak nelangsa menatap peti mati yang menampung Darren didalamnya. Ku fikir itu adalah orang tua Darren. Juga seorang gadis cantik dengan rambut Brunnet cantik dengan balutan gaun hitam selutut dan rambut yang diikat dalam satu gelungan juga terisak penuh kesakitan didalam pelukan temannya ketika peti mati Darren mulai tenggelam dalam tanah. Georgia benar-benar hancur menghadapi kematian Darren. Suasana haru benar-benar kental terasa disini.

"babe, aku akan berbicara dengan beberapa temanku, tidak apa aku tinggal sendiri ?" Tanya Justin ketika acara pemakaman selesai. Kini hanya tertinggal tundukan tanah basah yang menimbun jasad Darren didalam sana. Aku mengangguk dan tersenyum, membawa senyum Justin ikut terkembang. "aku tidak akan lama." Ia mengecup bibirku cepat dan mulai berlalu pergi meninggalkanku. Ku edarkan pandanganku kesekeliling dan mendapati Georgia menatap nelangsa sebuah potret Darren yang tampak sangat tampan menggunakan stelan jas. Ku hampiri gadis itu.

"he looks good." Ucapku pelan ketika aku sudah sampai disamping nya. kulihat gadis itu melirikku sekali dengan senyuman pahit. Terlihat sekali terpaksakan, terlebih matanya yang mulai berkantung dan menghitam menunjukan betapa hancurnya gadis ini.

SACRIFICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang