*****It's not like usually
*****
Jumat pagi yang indah. Sejak semalam angin terus berhembus membawa sedikit uap panas yang menyelimuti Las Vegas. Bahkan pagi ini aku harus meminta Justin menjemputku untuk berangkat kesekolah bersama dari pada aku harus menunggu Andreas membelikan sebuah mobil untukku. Hey! Itu memang janjinya. Ia memang akan membelikan aku sebuah mobil minggu ini. Tapi sampai sekarang hari akan mencapai akhir minggu, Audi R8 yang kupesan tidak juga sampai. Baiklah, aku tidak boleh kehilangan akal sehat hanya karena nafsu sialan ini. Aku malaikat, aku tidak memiliki hawa nafsu. Tapi tidak sekali akau berfikir mengapa nafsuku cukup menggebu-gebu tidak seperti malaikat lainnya. Mungkin karena aku masih labil. Tentu saja, aku masih labil.
Hari ini aku begitu lelah, ini hampir sore dan semua guru dari 8 mata pelajaran yang ambil memenuhi kehadirannya. Sial. Ini yang selalu aku benci pada minggu terakhir sekolah di musim panas. Semua guru akan rajin masuk kedalam kelas. Walaupun setelah pulang nanti, akan ada pengumuman yang menjadi kabar baik. Well, kami akan mendapat libur musim panas nyaris satu bulan lamanya –sebetulnya hanya 3 minggu. Tidak ada buku, tidak ada makanan cafeteria yang membosankan, tidak ada peraturan, hanya senang-senang dan pantai. Oh, aku begitu merindukan pantai.
Aku sempat terdiam selama beberapa saat didepan loker dengan tatapan mata yang kosong kearah taman sekolah. Aku terlalu lelah untuk melangkahkan kakiku kekelas biologi. Semua pelajar sialan itu sudah berada di luar kepalaku, jika harusku sebutkan, aku sudah mendapat gelas doctor sejak kelulusan ku yang ke6 di fakultas kedokteran. Rasanya aku ingin tidur saja. Ketika aku sadar dari lamunanku dan berniat kembali melangkahkan kakiku pada ruangan kelas sialan itu, mataku menangkap dua pasangan kekasih yang mengendap-ngendap berjalan ketaman belakang sekolah. Gadis dengan rambut pirang itu tampak sangat hati-hati dengan langkahnya. Apa yang akan mereka lakukan disana? Ini memang jam pergantian mata pelajaran, walaupun mereka tidak mengendap-ngendap, tidak ada pihak sekolah yang akan menyadari jika mereka pergi.
"Sedang apa kau disini? Kau ada kelas biologi bukan, babe?" aku tersentak kaget melihat Justin tiba-tiba saja sudah berada disebelahku dengan bola basket ditangannya. Jantungku berdetak dua kali lebih cepat karena manusia ini. Sialan!
"Bisa tidak kau tidak datang tiba-tiba?! Kau fikir aku punya berapa jantung huh?" semburku pada Justin yang malah tertawa. ia mendrible bola ditangannya iseng.
"Aku sudah memanggilmu dari jauh, tapi kau tidak menjawab." Jawab Justin masih dalam keadaan mendrible bola basketnya penuh kesenangan. Bola orange itu memantul-mantul dengan patuh pada Justin. bahkan sebuah bola pun taklut padanya. "HEY JOE! TANGKAP!" Justin berteriak pada laki-laki berkulit hitam bernama Joe yang kebetulan lewat dengan beberapa orang lainnya. Justin melemparkan bola itu dengan kencang namun bisa di tangkap dengan baik oleh Joe. Justin menaikan jempolnya penuh senyuman bangga. Oh, anak laki-laki dan permainannya.
"Apa yang kau lakukan disini? Sana pergi kekelas mu!" seruku pada Justin yang kini kembali beralih padaku. ia terkekeh dan menarik kepalaku kedalam rangkulannya.
"Apa salahnya menemui kekasihku dalam waktu senggang. Setelah ini pun aku-"
"Jangan pernah berniat untuk bolos Bieber! Ini hari terakhirmu disekolah sebelum kita mendapat libur musim panas." Kini kami berjalan berangkulan sepanjang koridor.
"Yes ma'am." Justin mendelik dan mencium bibirku kilat. "Bicara tentang liburan musim panas, maukah kau berlibur bersama ku?" Kening ku langsung berkerut. Ku lirik laki-laki dengan rambut coklat model spike ini dengan tajam. Apa dia sedang mengerjaiku?
"Jangan bercanda."
"Tentu saja tidak, aku akan pesankan satu lagi tiket pesawat untukmu. Mulailah berkemas, kita akan berangkat akhir minggu ini." Perintah Justin padaku ketika kami sudah sampai pada kelas biologi. Tempatku mendengkur setelah ini. Sial. Aku masih belum beranjak dari samping Justin untuk masuk kelas karena sepertinya berbincang dengan Justin sekarang lebih menarik dari pada membicarakan rantai makanan didalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE
Teen FictionDesclaimer: SACRIFICE gendre : 1/2 fantasi, tragedi, romance, and bad behavior. insipired by (black butler, friends with bennefits, fast an furious, dll) WARNING ! WARNING ! WARNING ! There will be much bad word, bad behavior...