Niat hatinya tak bisa terbantahkan, bahkan mampu membuat sahabatnya Bayu Thomas Anggara merutuki kebodohannya, karena mengabulkan permintaan gilanya.
Dengan embel-embel demi persahabatan, Tommy Abbarai mampu menghipnotis Bayu sehinggal putar kemudi membawa mobil Pagani Huayra menelusuri jalan pegunungan yang menanjak. Jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota Jogja menuju arah Timur kearah pegunungan dengan nuansa kental perdesaan dan persawahan luas."Kau harus membayar semua ganti rugi atas mobil baruku yang telah kau kotori dengan debu jalanan sialan ini Tommy".
Makian sahabatnya tak henti-hentinya mengiringi perjalanan mereka dari bandara hingga sampai ke tempat tujuannya.
"Kau mau ikut denganku atau ___?"
"Aku disini",potong Bayu cepat. "Kau pikir siapa yang akan percaya meninggalkan mobil sehebat ini disini dengan semua orang yang tak henti-hentinya mengagumi kesayanganku. Aku mulai berargumen akan niat buruk mereka untuk mencurinya dariku".
Tommy hanya terkekeh puas dengan pemikiran sahabatnya yang konyol. Kedatangan mereka di sebuah desa kecil di bawah kaki Gunung Api Purba Nglanggeran memang menjadi kehebohan tersendiri bagi para warganya dan para pengunjung yang mungkin para pendaki dan penikmat pemandangan alam. Penampilan mereka berdua dengan ditambah mobil mewah yang mereka naiki, mobil yang hanya dimiliki oleh para miliarder multi jutawan sangatlah mencolok.
"Aku tunggu disini jika kau ingin mendaki gunung itu, aku doakan saja kau selamat sampai di atas. Tapi jika kau frustasi karena penolakan seorang gadis, aku harap kau jangan bunuh diri dengan terjun bebas dari atas sana. Aku tak sudi mengurus mayatmu",cerocosnya sarkastik.
"Kau ini berharap buruk terhadapku. Begitu momen sunset selesai, aku akan segera turu. Apa kau benar-benar ingin melewatkan momen sunset ? Aku dengar, melihat sunset dari atas gunung ini adalah yang paling sempurna dan romantis".
"Aku tidak tertarik itu. Sudahlah sebentar lagi akan datang momen sunset. Sebaiknya kau harus mulai mendaki. Aku tunggu disini bersama kekasihku, Pagani sayang". Sambil mengelus-elus kemudinya.
Tommy segera bergegas keluar dari mobil warna gold milik Bayu. Tak lupa dia sematkan kacamata hitam menutupi manik cokelatnya. Sekejap membuat semua mata semakin terfokus padanya. Bagai menyambut kedatangan seorang idola bahkan teriakan heboh beberapa pengunjung wanita menjadi kebisingan yang memenuhi parkiran tempat wisata itu. Tanpa mempedulikan sekitarnya, Tommy segera menuju jalan yang akan membawanya menuju tempat tujuannya. Menjauh dari jalan utama dan bukan jalan menuju puncak gunung. Yang dia lewati justru jalanan tanah berbatu yang semakin menanjak ke arah Barat. Dikelilingi tebing-tebing curam dan sering dia jumpai bebatuan besar hitam yang menghalangi jalannya sesekali dia harus mendakinya untuk menemukan jalan selanjutnya. Hingga dihadapannya adalah tebing besar dan tinggi dengan pahatan berbentuk tangga yang memang dibuat untuk memudahkan para pendaki memanjatnya.
Butuh usaha dan kesabaran baginya untuk memanjatnya hingga dia menemukan puncak tebing yang dicarinya. Lima belas menit dia mendakinya dengan tangan kosong dan kaki telanjang, bahkan beberapa luka mulai tercipta di kedua kakinya karena goresan dinding tebing yang tajam. Sepatunya entah dia tinggalkan dibawah karena tak berguna dan hanya akan membuatnya tergelincir jika tetap setia melindungi kedua kakinya.
Hembusan angin mulai menerpa wajahnya dan segera dia rasakan dingin kebebasan. Usahanya untuk mendaki tak sia-sia dan memang tepat waktu . Segera dia dapat melihat sunset didepannya. Dibukanya kacamata hitamnya berharap tak mau ketinggalan momen berharga yang dia nantikan. Senyumnya merekah dan manik cokelatnya menelusuri setiap jengkah keindahan pemandangan yang tengah diciptakan Tuhan untuknya. Hingga nafasnya tercekat dengan apa yang tertangkap kedua maniknya. Jantungnya bahkan mulai berdetak cepat tanpa aturan. Dingin dan beku yang dirasakan hingga membuat sekujur tubuhnya kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
RomanceSetelah dua tahun enggan menginjakkan kaki dikota kelahirannya, Annesia Ditta mencoba memberanikan diri. Jogja menjadi kota yang menunggunya dengan ingatan kisah cintanya dulu yang terbalut dalam kerinduan bercampur rasa sakit. Dan benar, takdir me...