1. KEMBALI KE KOTA KENANGAN (JOGJA) I

52 1 0
                                    

Sambil mengepaki pakaiannya satu persatu dan dengan segera koper besar itu terisi penuh. Diiringi suara perdebatan yang tiada habisnya antara dua gadis yang masing-masing mempertahankan argumennya.

"Kenapa mendadak sekali?"

"Ayolah Lan. Aku tidak bisa menolak keinginan orang tuaku. Lagi pula dua tahun aku tidak kembali".

Mendengar jawaban sahabatnya gadis itu hanya bisa memutar mata mengerti. Namun tak habis ide baginya untuk menahan kepergian sahabatnya.

"Apa kau sudah siap, menghadapi ingatan masa lalumu? Kota itu kau bilang penuh dengan kenanganmu bersamanya?"

Pertanyaan itu seketika menghentikan kedua tangan gadis yang tadinya tengah sibuk dengan kegiatan mengepak pakaiannya. Dan ingatan dua tahun yang lalu, kembali berputar dalam benaknya seakan terekam dengan jelas dan rinci. Kembali membuka luka dalam hatinya dan rasa sesak dalam dadanya, lagi-lagi kembali terasa perih bagai disayat.

Sunyi. Apartemen itu menjelma seperti hutan yang tak berpenghuni.

"Ditta. Maaf. Aku hanya tidak ingin kau kembali lagi merasakan kehancuran itu. Aku peduli padamu",sesalnya segera.

Sahabatnya itu hanya tersenyum miris dan menghelai nafas mengusir rasa sesaknya.

"Aku sudah melupakannya dan percayalah aku sudah menentukan pilihanku. Bagiku dua tahun adalah waktu yang cukup bagiku untuk sakit hati karena perbuatannya. Jika kau pikir dia meninggalkanku dengan tidak mendengar penjelasanku membuat aku diam saja. Kau salah, perasaan sakit itu masih kuingat jelas. Sakit atas kesetiaanku terhadapnya yang hanya dia nilai dengan sebuah salah paham omong kosong ",jelas Ditta dengan nada tegas.

Bibirnya tersenyum miris merasakan sengatan sakit didadanya setiap mengingat kesalahpahaman dua tahun lalu.

"Kau yakin Ditta. Kau mampu menghadapinya?"

Sahabatnya itu mengangguk pasti. "Aku sudah punya Riyan. Dia terbaik bagiku saat ini".

"Terus kau ingin meninggalkanku? Ah kau ini tega sekali padaku",gerutu Lani.

Sahabatnya itu tersenyum jail,"Kalau begitu, kau bisa ikut denganku ke Jogja besok pagi".

"Aku pastikan Riyan tidak akan mengizinkanmu ke Jogja. Dia akan menahanmu untukku".canda Lani

"Oh... boleh saja, dan kau ingin mengajarinya menjadi calon menantu yang durhaka? Silahkan saja. Pasti orang tuaku tak akan merestuinya menjadi suamiku", balas Ditta.

Dan segera ruangan itu dipenuhi gelak tawa kedua gadis yang saling bercanda.

* * *

Ditta berjalan pelan sambil memeluk lengan kekasihnya yang seorang pemilik penerbit tempat novelnya akan dirilis, Alexander Riyan. Didampingi sahabat terbaiknya, Lani Elsania Yurry.

Dari perjalanan menuju bandara Soekarno Hatta, sahabatnya itu tak henti-hentinya menggerutu. Entah yang menjadi obat nyamuk lah. Entah rasa tak rela akan ditinggalkan Ditta, dan diiringi gelak tawa Ditta dan Riyan tiada hentinya menertawakan kekonyolan Lani. Hingga mereka sampai ditempat yang akan memisahkan mereka. Sebentar lagi pesawat yang akan dinaiki Ditta akan segera take off.

"Aku pamit ya semuanya", Ditta berusaha tersenyum.

"Kau tega sekali Ditta meninggalkanku seorang diri", gerutu Lani.

"Hey... Jakarta Jogja itu hanya sebentar .Kau bisa berkunjung kekampungku",hiburnya.

"Kabari aku jika kau sudah sampai, dan berhati-hatilah disana. Terutama jaga hati kamu untukku", sela Riyan. Sambil dikecupnya kening kekasihnya.

MisunderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang