BERAKHIRNYA HUBUNGAN YANG SUDAH DIPERCAYA II

29 2 0
                                    

Hembusan angin mempermainkan rambutnya yang menjutai panjang. Gadis disampingnya tersenyum menang memperlihatkan deretan gigi putihnya. Kedua tangannya memeluk erat botol hitam kaca yang baru saja ia pertahankan dari jangkauan lelaki disampingnya. Sedangkan lelaki itu, entah apa yang dirutukinya memaki-maki tidak jelas .

Setelah perdebatan yang baru selesai mereka lakukan dengan berakhir,Tommy harus mengalah untuk Ditta. Gadis itu tidak segan melukai lengan kanan Tommy dengan gigitannya.

Tak mengerti apa yang membuat botol anggur dipelukannya begitu berarti saat ini. Wine Henri Jayer Cros Parantoux asal negara Perancis yang terkenal dengan harga fantastiknya. Ditta tak peduli merknya bahkan dia tak mengerti apapun tentang minuman itu. Mengingat alkohol bukanlah minuman yang cocok untuknya, bahkan seumur hidupnya tak pernah Ditta mencicipinya dan anti menyentuhnya. Tapi tidak untuk malam ini, dia melanggar aturan sumpah serapahnya untuk tidak menyentuh minuman beralkohol itu. Dia sering mendengar dari teman- temannya tiap kali di club malam, tapi bukan berarti dia gadis yang sering berkunjung di club malam, dia menginjakkan kakinya disana bisa dihitung jari itupun kaŕena paksaan teman-temannya dan Ditta bisa memastikan tak menyentuh minuman itu setetespun.

Alkohol bisa membuat kita sejenak melupakan masalah dan membuat pikiran lebih rileks. Dan apa yang ada dipikiran Ditta saat ini, dia begitu tergiur untuk mencobanya ditambah udara malam yang dingin, pikirannya yang sedikit kacau dan dimana mereka berdua sekarang berada.

Tommy mengajaknya ke Bukit Bintang dan suasana malam itu, mungkin jika mereka dua insan yang sedang mengadakan kencan, suasana disana benar-benar mendukung untuk sebuah kesan romantis. Tapi nyatanya, mereka datang dengan masalah masing-masing dan pikiran yang kacau. Ditta bahkan bingung apa yang akan dia lakukan disini, menatap jurang dibawahnya yang menampilkan view kota Jogja yang seharusnya begitu menarik untuk dinikmati. Tapi suasana hatinya benar-benar tak bersahabat. Dilihatnya Tommy yang duduk disampingnya, lelaki itu juga diam tak bersuara, pandangannya lurus kedepan.

"Ehem...",Ditta berdehem membuka suara " Aku tak berniat bunuh diri, jadi untuk apa kau mengajakku kesini?"

"Ku pikir, setelah tadi yang kau alami. Kau lebih seperti orang yang frustasi", sindir Tommy sinis.

" Dan nada suaramu lebih seperti orang yang sedang cemburu", balas Ditta langsung melemparkan telak ke Tommy.

"Aku? Cemburu? Untuk apa? Kau dengannya?"

Gadis disampingnya mengangguk, dan manik hitamnya tepat menatap Tommy, entah apa yang ada dibenak Ditta, tatapan gadis itu bagai menelanjanginya dan setelah beberapa menit , Tommy bisa menangkap jelas gadis itu mengernyit seolah miris mengetahui kondisinya.

"Yah seperti yang kau lihat, aku yang justru lebih frustasi Ditta".

"Kenapa kau harus seperti ini? Aku bahkan tidak ingin menjadi tersangka atas dirimu Tommy".

Dirabanya wajahTommy yang terlihat tirus dan letih. Cekungan matanya yang gelap, dan rambut kusutnya tak terawat, Ditta begitu iba.

Tanpa ia sadari belaian tangan Ditta diwajahnya begitu membuat Tommy merasa nyaman dan dia justru menutup mata menikmatinya. Hingga tangan lembut itu membelai pipinya, Tommy raih dan dikecupnya telapak tangan itu dan segera pemiliknya menarik paksa dari genggamannya.

Gadis dihadapannya salah tingkah dengan pipinya yang merona, Ditta segera menyelipkan beberapa helai rambutnya yang mengganggu pandangannya untuk menutupi kegugupannya dan Tommy harus mengontrol dirinya untuk tidak tertawa.

"Emm. . . Apa kau tidak ingat Ditta tempat ini___?"

"Apa?"potong Ditta cepat. Rupanya gadis itu lebih cepat mengontrol dirinya kembali.

MisunderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang