Lucky Dream Café
Ditta sampai di Lucky Dream Cafe tepat pukul 05.30pm, setengah jam lebih awal dari jam janjian mereka. Dia mencari meja yang sudah direservasi atas nama Tommy Abbarai . Meja yang menghadap langsung ke taman kecil yang ada di tengah cafe. Pemilihan meja yang sempurna, dari sana Ditta dapat melihat taman bunga yang memang sengaja dibuat ditengah-tengah cafe dan letak meja mereka bahkan tak jauh dari panggung hiburan, dan ini malam Minggu, untuk menghibur para pengunjung, cafe itu menyediakan hiburan akustik. Dan lagu yang sedang di nyanyikan oleh penyanyi wanita dipanggung sekarang adalah lagu milik Taylor Swift dengan judul Mine.
Seorang waiters mengantarkan Milkshake rasa cokelat pesanan Ditta. Dia sengaja tak memesan makanan apapun karena Tommy sudah melarangnya untuk jangan makan sebelum lelaki itu sampai.
"Hey. . .bukankah kau Ditta?"tegur seseorang dengan suara maskulinnya.
Ditta yang tadinya asyik mengaduk milkshakenya harus menengadah untuk memastikan siapa pemilik tubuh jangkung yang sekarang berdiri tepat dihadapannya.
Seorang lelaki tampan tersenyum padanya. Bahkan bukan sekedar tampan, lelaki itu lebih dikatakan seperti seorang model, dengan tubuh jangkungnya dan kulit putih, ditambah nilai plus untuk lelaki itu dengan hidung mancungnya. Siapapun kaum hawa yang melihatnya pasti tergoda dan memujanya.
Ditta bahkan menelan ludah dengan pesona yang ditebarkan lelaki itu. Dia mengernyit mengingat-ingat siapa lelaki dihadapannya, sepintas dia tak asing dengan wajah familiarnya.
Tanpa dipersilakan, lelaki itu bahkan berani menarik kursi dan duduk langsung dihadapan Ditta.
"Apa aku mengenalmu?"
Lelaki didepannya yang tadinya tersenyum tiba-tiba memudar dengan ekspresi tak percaya.
"Apa kau tak ingat denganku? Oke. Mungkin kita memang baru bertemu dua kali dulu yang pertama saat kau dan Tommy berkunjung ke rumahku. Dan yang kedua, aku adalah orang yang menjadi saksi sekaligus pembawa cincin tunanganmu dan Tommy ketika lelaki itu meninggalkannya di rumah. Setidaknya aku orang yang berjasa yang harus repot - repot disaat seharusnya duduk manis menjadi tamu diacara tunangan kalian tapi harus pergi dan balik ke rumah Tommy untuk sebuah cincin tunangan", jelas lelaki itu panjang.
"Oh", mulutnya benar-benar membentuk huruf O " Kak Bayu?"teriak Ditta kemudian.
"Yah akhirnya kau mengingatku".
" Aku tidak menyangka saja kau bisa setampan ini", timpal Ditta terang-terangan diikuti senyum senangnya.
"Heh. . . Bukankan aku memang sudah tampan dari dulu walaupun aku selalu saja kalah dengan Tommy", belanya.
"Bukan maksudku seperti itu Kak, hanya saja kau memang terlihat lebih-lebih tampan dan menarik sekarang. Aku pastikan jika mantan kekasihmu Fahira itu pasti akan menyesal karena tidak memilihmu Kak".
KAMU SEDANG MEMBACA
Misunderstand
RomanceSetelah dua tahun enggan menginjakkan kaki dikota kelahirannya, Annesia Ditta mencoba memberanikan diri. Jogja menjadi kota yang menunggunya dengan ingatan kisah cintanya dulu yang terbalut dalam kerinduan bercampur rasa sakit. Dan benar, takdir me...