"I love and I love and I lost you.... It hurts like hell."
-Fleurie-
Anna.
Didepan mataku sekarang, aku melihat sebuah rumah yang begitu besar dan mewah, hampir mirip sebuah istana. Halamannya begitu luas antara pagar depan hingga ke pintu depan rumah. Setelah bertahun – tahun aku menunggu, akhirnya aku bisa masuk ke dalam rumah ini. Namun kali ini, semuanya telah berbeda.
Dulu aku berharap aku bisa datang ke sini untuk berkenalan dengan seluruh keluarga besar Harrys sebagai calon istrinya. Namun sekarang aku datang untuk berkenalan dengan istri Harrys. Itu pun juga karena Harrys memaksaku. Ia bilang ia ingin menyelesaikan masalahku dengannya. Tapi, pernahkah ia tahu betapa hancurnya hatiku saat ini menyadari kenyataan itu?
Harrys meraih tanganku dan mengajakku masuk, namun aku memilih untuk melepaskan tanganku dan berjalan mengikutinya. Harrys sempat mempertanyakan sikapku, namun kemudian ia sadar dengan kesalahannya.
Setelah pintu depan terbuka, aku melihat sebuah ruangan besar dengan berbagai perabotan kelas dunia. Guci – guci besar dan mahal berjajar di sisi tembok. Sebuah lukisan besar yang dipesan khusus dari Italia terpajang di ruang tamu. Rumah ini memang begitu mewah dan besar, namun aku merasakan kehampaan.
Harrys mengajakku ke halaman belakang yang masih juga terdapat halaman luas dengan sebuah taman indah terbentang dan juga kolam renang. Di situ, mataku menangkap sosok wanita yang sedang duduk seraya membaca buku di gazebo sisi kolam.
Dari jauh aku bisa melihat keistimewaan wanita itu, hingga aku bisa berdekatan dengannya, aku bisa melihatnya dengan jelas. Wanita itu memiliki rambut pendek sebahu yang sedikit bergelombang dan berwarna coklat. Kulitnya putih dan hidungnya mancung. Ia terlihat seperti keturunan kaukasian, namun kesan Indonesianya masih terlihat. Ia memakai kacamata dan ia tampak begitu menikmati membaca bukunya. Namun, ketika ia menyadari kalau dua orang tengah mengamatinya, ia meletakkan bukunya dan tersenyum pada Harrys.
"Tumben pulang siang?" tanyanya dengan senyum yang masih tersimpul di bibir merahnya. Ia tidak mengenakan make up sedikitpun di wajahnya.
"Key, ini Anna." Harrys mengenalkanku pada wanita yang sedang berdiri di depannya. Ia terlihat tinggi meski hanya mengenakan sandal tidur.
"Oh, Hai Anna. Aku Keylila." Wanita itu mengulurkan tangannya padaku. Dan aku pun membalasnya. Setengah memaksa, aku tersenyum padanya.
"Anna." Ucapku singkat.
"Sudah lama aku ingin bertemu denganmu, Anna. Harrys selalu cerita tentangmu." Ucap Keylila masih dengan senyumnya yang menempel di bibirnya.
Aku terkejut mendengar ucapannya. Rasanya tidak percaya kalau Harrys bercerita tentang aku pada istrinya sendiri. Sementara, ia memilih untuk menyembunyikan pernikahannya dariku selama dua tahun.
"Kamu cantik, persis seperti yang Harrys ceritakan padaku. Tidak heran jika dia lebih mencintaimu daripada istrinya sendiri." Keylila melanjutkan ucapannya, namun kali ini aku melihat senyumya sedikit dipaksakan. Aku bisa melihat kesedihan yang terpancar dari matanya saat mengucapkan hal itu.
"Aku hanya masa lalunya, Key. Kamulah masa depannya. Kamulah yang benar – benar memilikinya." Balasku. Aku mengikutinya untuk duduk di sampingnya. Harrys sudah pergi setelah mengenalkanku pada Keylila. Ia mendapat telepon dari kantor. Ia tadi meninggalkan meeting hanya untuk membawaku ke rumahnya.
Keylila tersenyum padaku. Namun senyum itu terlihat getir.
"Anna, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara aku dan Harrys, kenapa pada akhirnya aku tetap tersembunyi di sini dan kenapa Harrys masih 'belum menikah' bagi semua orang termasuk kamu. Kamu tidak tahu Anna." Keylila menatap kosong pada taman. Matanya yang bulat tampak sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [END]
Romance(Sudah Terbit cetak maupun Google Books) Tidak mudah untuk menjadi kekasih dari seorang laki - laki yang hidup di langit. Meski ia selalu memberikan dunia untuk Anna, tetapi dunia tidak pernah tahu jika Anna memilikinya. Harrys adalah lelaki yang hi...