"Everyone comes with baggage.You just need to find someone who loves you enough to help you unpack."
-Unknown-
Harrys.
Mobil berjalan sangat cepat, hingga tanpa menyadarinya, aku sudah sampai di Bandara. Aku melangkah turun dan berjalan memasuki Bandara. Setelah semua kekalahan yang aku terima hari ini, aku tahu aku harus kembali ke Jakarta dan membiarkan wanita yang aku cintai hidup bahagia. Meski hanya mulut dan logikaku yang mendukungnya, aku harus mengajari hatiku untuk menerimanya. Menerima bahwa aku sudah tidak bisa lagi membahagiakannya. Meski cintaku padanya tidak pernah berkurang, namun biarkan saja cinta ini menerima kekalahannya.
Aku merasakan kepalaku yang terasa sangat sakit. Ku pijat - pijat kepalaku saat aku berada di dalam pesawat. Biasanya, setiap kali aku berada di pesawat seperti ini, Anna akan selalu menemaniku. Aah, Anna lagi. Andai aku bisa menghapus ingatan tentangnya seperti aku menghapus kesalahan saat menulis. Kalau saja menulis ingatan di otak bisa dengan mudah dihapus seperti saat menulis dengan pensil.
Tanganku meraih handphone yang sedari tadi di saku celana. Tampak di layar beberapa telepon dari Kaylila yang aku abaikan. Dadaku berdenyut sakit tiba - tiba. Aku merasa sangat berdosa padanya. Banyak hal yang telah ia lakukan padaku. Pengorbanan besar yang telah ia lakukan hanya untuk berada di sampingku telah membuatnya merasakan sakit berkali - kali. Aku tahu itu. Jangan dikira aku tidak pernah tahu ia menangis setiap malam. Aku juga bisa melihat kesedihan yang berusaha ia tutupi setiap kali berada di depanku. Ingin rasanya aku bisa berhenti menyakitinya, namun aku juga tidak bisa memaksa hatiku untuk mencintainya di saat yang bersamaan.
Menikah dengan Keylila adalah pilihan terburuk yang pernah aku ambil dalam sejarah hidupku. Pilihan yang pada akhirnya akan menyakiti begitu banyak orang, termasuk diriku sendiri. Dan yang paling tersakiti dari pilihan ini adalah Keylila. Tiga tahun yang lalu, saat keputusan perjodohan ini tercetus dari Ayah, aku adalah orang yang paling menentangnya. Dan tentu saja, sikapku membuat Ayah murka dan mengancamku akan menyisihkan Anna dari kehidupanku selamanya. Aku yang bodoh dan pengecut hanya bisa berpikir untuk memanfaatkan Keylila, tanpa pernah berpikir bahwa Keylila akan menjadi pihak yang paling tersakiti. Dan Keylila yang ternyata lebih bodoh dariku justru mengiyakan perjodohan ini selama aku terus bersama dengannya dan tidak pernah menceraikannya seumur hidupku.
Aku menyandarkan kepalaku sementara tanganku memainkan gelas wine yang berada di sisi kursi. Sakitnya semakin terasa di kepala, seiring dengan sakitnya hatiku yang menyadari kekalahanku karena kebodohanku sendiri.
-00-
Keylila.
Telepon ditutup. Marissa baru saja memberitahuku bahwa Harrys dalam perjalanan kembali ke Jakarta. Aku tersenyum tipis. Ku letakkan handphoneku di meja dan segera bersiap. Perjalanan ke Bandara yang cukup jauh membuatku harus segera berangkat. Jika tidak, Harrys bisa sampai duluan di Bandara. Aku meraih blouse tanpa lengan warna putih, celana jeans skinny warna denim dan blazer warna navy. Ku rapikan rambutku yang sedikit bergelombang. Aku meraih clutch berwarna navy juga dan memasukkan handphoneku ke dalamnya. Setelah memakai flat shoes warna gelap, aku memacu sedan hitam milik Harrys menuju bandara. senyum terus terkembang di bibirku.
-00-
Anna.
Aku berada di dalam mobil bersama Nathan. Entah kemana ia akan membawaku. Ia hanya bilang ia ingin mengajakku berjalan - jalan sebentar. Sesekali aku melirik pria di sampingku yang terus mengulum senyum. Ia bernyanyi - nyanyi sesekali saat mendengarkan lagu yang bisa ia nyanyikan. Aku tersenyum saja mendengarnya bernyanyi - nyanyi kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/94951575-288-k439943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [END]
Romance(Sudah Terbit cetak maupun Google Books) Tidak mudah untuk menjadi kekasih dari seorang laki - laki yang hidup di langit. Meski ia selalu memberikan dunia untuk Anna, tetapi dunia tidak pernah tahu jika Anna memilikinya. Harrys adalah lelaki yang hi...