Ep: 5. Naskah

402 39 8
                                    

Shane menghampiri Kian dan Mark yang berada di taman depan kelasnya,"Ki, kau di izinin sama Mamamu?" tanya Shane pada Kian sebelum dirinya bertanya pada Mark.

👇👇👇👇👇

"Di izini dong!" jawab Kian senang.

Shane mengangguk dan tersenyum, lalu menoleh ke arah Mark. "Dan kau Mark?"

Mark mengingat kejadian semalam,

Flashback

"Mark.. Mark.." panggil Marie, Mama Mark membangunkannya yang masih tertidur pulas.

"Mark.. Ayo bangun nak! Uda sore nih." pinta sang Mama mencoba menggoyang-goyangkan badan Mark.

"Hm?" Sahut Mark sambil mendongakkan kepalanya.

"Kamu sakit ya nak?" Marie mengecek kening dan badan Mark yang terasa sedikit panas.

Mark menggeleng lemah.

"Tapi badan kamu panas sayang.." lirih marie kemudian berjalan untuk mencari kotak P3K.

"Nah, ini diminum obatnya!" Marie menyodorkan satu sendok obat cair dan beberapa obat lainnya.

Mark nerimanya dan langsung meminumnya.

Setelah minum obat, Mark menyenderkan kepalanya pada tiang kepala tempat tidurnya. Sepertinya memang benar apa yang diucapkan Mamanya bahwa dirinya sakit.

Dan saat itu Mark teringat apa yang harus dia katakan pada Mamanya. "Ma.." panggilnya lirih yang sontak membuat Marie menoleh kearahnya.

"Ada apa nak? Ada yang sakit?" tanya Marie dengan cemas.

Mark menggelengkan kepalanya, "enggak Ma, aku cuma mau ngomong sesuatu sama Mama." jawab Mark dengan sedikit gugup.

"Ngomong apa sayang?" Marie yang awalnya berdiri langsung duduk ditepi kasur sebelah Mark.

"Hm.. Ma, aku boleh ikut drama gak?" tanya Mark pada akhirnya.

"Ha?" sahut Marie bingung, ingin
sekali dia tertawa.

"Hahaha," tawanya pecah karena tidak bisa lagi ditahan. "Kamu barusan nanya ke Mama Mark?" tanya Marie tak percaya, pasalnya dari dulu putra sulungnya itu tidak pernah meminta izin darinya saat akan mengikuti drama. Bahkan Marie tidak pernah tau seberapa banyak anaknya mengikuti drama.

Mark hanya nyengir kaku sambil menggaruk-garuk tengkuk kepalanya.

"I-iya Ma." jawabnya gugup.

"Kamu ini kayak anak kecilll.. Aja," ujar Marie gemas masih dengan tawa gelinya, "emang dulu kamu kalo ikut drama pernah bilang-bilang ke Mama?" tanya Marie  sambil geleng-geleng kepala. Marie merasa kehidupan anaknya itu serba kebalik. Dulu waktu kecil gak pake izin, giliran uda besar malah izin. Mungkin pemikiran Mark sudah lebih dewasa. Pikirnya.

"Hehe," Mark malah cengengesan. "Boleh enggak nih Ma?" ulangnya lagi.

Marie memberhentikan tawanya, "boleh kok sayang. Boleh!"

"Tapi inget!" timpal Marie dengan tegas. "Kalo pas latihan itu harus serius. Jangan main-main, terus harus PD!" pintanya.

Mark mengangguk senang, lalu dia memeluk Marie.

Flashback off

"Hey, Mark!" tegur Shane yang melihat Mark melamun sambil tersenyum sendiri. "Kok malah bengong?"

Suara Shane memecahkan lamunan Mark, "eh, iya-iya. Aku di izini kok!" jawab Mark yang kemudian nyengir.

Shane menggelengkan kepalanya, "bagus deh!" sahutnya sambil tersenyum.

Perjalanan 5 Sahabat (WestLife) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang