"Hmm.. Kami sepakat untuk memilih..-" ucap Pak Simon menggantung. Hal itu membuat Shane, Mark, dan Kian makin penasaran."Peserta bernomor 122 dan 123!" lanjutnya.
"Wah berderet tuh. Tapi atas nama siapa Pak?" tanya Mark.
"Atas nama Bryan Mcfadden dan Nicky Byrne." jawab Pak Simon sambil memberi kertas hasil nilai dari para peserta tadi.
Shane, Mark, dan Kian menerima kertas pemberian Pak Simon, lalu melihatnya. Dalam pikiran mereka bertanya-tanya dan mengingat kembali wajah dengan nama Bryan dan Nicky itu.
"Ohh.. Ya, aku ingat! Nicky itu, yang orangnya manis kan? Dan Bryan..-" kata Shane yang ingat dengan Nicky, namun lupa dengan wajah Bryan.
"Bryan.. Bryan.. Bryan nomor 122, berarti sebelum Nicky. Tapi yang mana ya?" tanya Shane kepada diri sendiri sambil masih terus berusaha mengingat wajah si Bryan.
"Ohh.. Ya.. Aku ingat! Bryan yang suaranya lembut itukan? Yang badannya besar." kata Shane yang telah ingat dengan wajah Bryan.
"Iya, bagus banget kalau mereka gabung sama kita!" ucap Kian senang.
Mrs. Mary, Pak Simon, dan Mr. Louis Walsh menanggapinya dengan tersenyum.
"Oh ya, setelah ini kita langsung saja mengumumkannya pada mereka, dan kalian harus bernyanyi bersama mereka untuk mengukur seberapa bagus suara kalian jika digabungkan!" seru Mrs. Mary.
Shane, Mark, dan Kian mengangguk.
°°°°
Bryan terus saja mondar-mandir tak jelas karena memikirkan hasilnya nanti. Menjadi seorang personil grup band itu adalah impiannya sejak kecil, begitupun dengan temannya, Nicky.
"Bryan.. Kau duduk aja dulu!" seru Nicky yang pusing melihat temannya mondar-mandir kayak setrika.
Bryan duduk disamping Nicky, "Tapi kan Nix, kau tau kalo aku pingin kali jadi anggota mereka." kata Bryan cemberut.
"Iya, iya. Aku tau! Tapi kan kita gak tau takdir kita bagaimana. Kalau Tuhan berkehendak, pasti kau atau aku bakalan gabung dengan mereka. Tapi kalau enggak? yauda kita pasrah aja." jelas Nicky panjang lebar.
"huhhh.." Bryan membuang napasnya lalu tersenyum kearah Nicky. Dia mulai mengerti maksud dari ucapan Nicky. Dan dia pun mencoba untuk tenang dan bersabar.
Kini, Bryan dan Nicky tediam. Namun hati dan pikiran mereka tidak dapat diam didalam sana. Mereka masih terus saja memikirkan siapa yang akan dipilih.
Tiba-tiba, pintu yang menghubungkan ruang audisi dan ruang peserta terbuka, dan menampakkan lima orang pria dan satu orang wanita yang tak lain adalah, Pak Simon, Mr. Louish Walsh, Mrs. Mary, Shane, Mark, dan Kian.
Mereka tersenyum kearah seluruh peserta yang penasaran dengan hasilnya.
°°
Setelah berada diruangan peserta, Mark menelusuri satu persatu wajah mereka untuk mencari peserta yang bernama Bryan dan Nicky.Dan tak lama dia melihat-lihat, akhirnya dia dapat menemukan kedua orang itu. Dan tak sengaja mata Mark dengan mata Bryan bertemu, lalu Mark tersenyum dan mengacungkan jempolnya kepada Bryan. Dan Bryan melihat itu.
....
"Nix, itu Mark bukan sih?" bisik Bryan kepada Nicky sambil menunjuk Mark.
Nicky melihat arah tunjuk Bryan.
"Hmm, kayaknya sih iya. Emang kenapa Bri?" jawabnya dengan berbisik juga."Gapapa. Cuma tadi dia senyum kearah kita terus ngacungi jempolnya." kata Bryan.
Nicky hanya mengangguk, tak berniat membalas. Karna sepertinya para juri akan mengumumkannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan 5 Sahabat (WestLife)
FanfictionIni adalah sebuah kisah perjalanan Westlife saat dulu masih bergabung. Tapi tidak semua dicerita ini yang real terjadi pada porsonil-personil Westlife. Westlife yang awalnya terbentuk, hingga menjadi band terkenal dan menjadi band lagendaris. Lalu b...