Prilly PoV
Aku tidak mengerti meski hanya lima detik saja menatap matanya hatiku merasa teduh. Padahal aku baru saja mengenal nya hari ini.Entahlah aku masih bingung, sebenarnya apa yang terjadi padaku. Kenapa aku merasa ada yang aneh disaat aku bersamanya.
Iya dia,
Pemuda jangkung berlesung pipi, sebelumnya aku berpikir dia orang yang membosankan dan tidak akan memberiku kesempatan kedua sama seperti dosen lainnya.Ternyata tidak sesuai dengan dugaanku, dia orang yang baik, yang terbaik yang pernah ku kenal, mungkin.
Dia bahkan tidak mengenal ku, tapi dia sudah banyak membantuku.
Sedang asik memikirkan pemuda ini, tiba-tiba Siti menyadarkanku dari anganku tentangnya.
"Oiii prill lu kenapa? perasaan Senyam senyum aja dah dari tadi. Sehat?" Ujar Siti menepok pahaku.
"Ya sehatlah, lo pikir gue gila apa gimane nih? Harusnya gue yang nanya lo tuh yang kenapa?!" Balasku mengalihkan pembicaraan.
Siti terlihat bingung sembari menggaruk kepalanya yang dibungkus jilbab biru.
"Kok jadi siti sih? Perasaan neng prilly deh yg senyum-senyum dari tadi""Lo tuh tadi ngapain ngelambai-lambai kayak gitu ha? Alih profesi lu dari assistant gue jadi kernet metro mini? Hahah"
"Oh yang barusan hehe gak kok, tadi sengaja gitu biar kamu denger atuh, kan waktunya udah mepet" balas Siti ngeles
"Oh iya, tadi aku lihat kamu jalan sama cowok, siapa?" Tambah Siti kepo
"Iuhhh kok lo jadi kepo sih? Jangan-jangan lo demen lagi sama tuh cowok? Ngaku lo"
"Semua cewek pasti demen lah kalau lihat yang cakep-cakep mah sikat atuh neng hehehe, beneran itu jajaka teh meuni kasep pisan, bule ya?"
"Hahaha siti oh siti, iya sih cakep"
"Uhukkk tiba-tiba keselek biji salak nih gue"
"Apaan sih lu?! jangan mulai lagi deh, dia itu dosen baru gue. Namanya maxime, cakep ya? Udah cakep baik lagi emang bule sih"
"Hahaha mpril, tumben muji cowok ampe segitunya, biasanya biasa aja, ekheemm... atau jangan-jangan ada getaran getaran gitu hahaha"
Aku mulai kesal mendengar siti yang menggodaku daritadi. Aku pun mencubit kedua pipinya gemas.
"Kepo banget cihhh!!!"
"Aww sakit atuh neng, hehe iya maap maap maapken siti kan cuman becanda"
Dilain tempat....
Caffe SunriseSeorang pemuda berpenampilan formal sedang mengobrol dengan pemuda lainnya yang bergaya casual dengan atasan kemeja putih yang sengaja dibuka dengan dalaman kaos hitam. Bawahan jeans putih dengan sedikit sobekan di lutut dan paha.
"Makasih ky lo udah mau ngisi acara musik di caffe gue hari ini" ucap pemuda berpakaian formal itu ke Rizky, seorang musisi handal yang namanya telah dikenal banyak orang.
"Udah deh bro, gak perlu makasih, kan lo yang bayar gue, gue dong yang harusnya bilang thanks gimana sih lu" balas rizky menepok pundak Arif, si owner caffe.
"Hahah, padahal gue udah minta kontrak lo sejak setahun yang lalu. Tapi jadwal lo padet banget sih bro, kan gue jadi ngantri selama ini"
"Alhamdulillah dong artinya gue udah berhasil sekarang, dan gue gak perlu ngamen lagi di bis kayak dulu hahah"
"Anjirrr lu masih inget aja sih, haha konyol banget dulu kita"
"Iya.."
"Eh gue tinggal bentar ya, lo prepare aja dulu"
"Oh yaudah, gue ke stage dulu"
Arif meninggalkan Rizky dan menghampiri salah satu pegawainya.
"Prilly mana? Harusnya dia udah nyampe kan sekarang?"
"Bentar lagi bos, masih otw"
Sebuah mobil apv putih terparkir di halaman caffe
"Eh itu dia bos" seru pegawai itu menunjuk mobik apv Prilly.
"Hufff thanks God"
Prilly keluar dari mobil, Siti membawakan kopernya, koper biru medium size yang berisikan keperluan show Prilly.
Pak Arif sudah menunggu di depan pintu caffe.
"Pril, baru nyampe, darimana aja kamu? Kebiasaan!" Omel pak Arif geram
Prilly PoV
Hufff, gue udah bisa nebak bakal diomelin kayak gini. But, hello! Perasaan baru sekali ini gue telat, napa pak bos bilang kebiasaan 😒😑"Maaf pak tadi saya harus ujian dulu"
Pak bos malah bertingkah aneh, dia seperti menahan tawa kemudian memasang wajah kesal lagi.
"Yaudah cepet ganti kostum!"
Aku pun hendak melangkah masuk tapi lagi-lagi dia menghalangi ku.
"Mau kemana?"
"Katanya suruh ganti kostum, ya saya mau ke backstage pak"
"Lewat pintu belakang aja ke backstage nya, hari ini pengunjung kita banyak banget, ntar mereka histeris lagi lihat kamu"
Histeris? WHAT THE HELL, Emang nya gue jurik, hmmm aneh banget bos gue hari ini. Karena gak mau urusannya jadi panjang, gue cuma bisa pasrah
Lima belas menit kemudian...
Prilly sudah bersiap masuk ke backstage dengan gayanya yang casual tapi selalu modis.Presenter memanggil namanya untuk mulai bernyanyi.
Seseorang tengah memainkan grand piano classic di stage. Prilly tidak mengenali pemuda itu karena ia terlalu fokus menyapa fans setianya.
Tetapi pemuda ini tak mengalihkan padangannya dari sosok Prilly yang terlihat begitu cantik dan ellegan.
Prilly baru menyadari, siapa sosok ini ketika mereka bernyanyi bersama.
"Rizky?"
"Oi pril"
Mereka terlihat bahagia satu sama lain, namun rasa canggung masih saja menghantui keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Mantis Story (slow update)
Teen Fiction"Monkey itu identik dengan bulu, terutama disekitar wajah, jadi gimana kalau aku panggil kamu monkey aja?" Ucap Max sembari menarik jambang Ily gemas "Kok monkey sih?! Aww sakit max!" Keluh Ily menepok tangan maxime "Abis aneh sih, cewek kok pun...