Malam hari nya aku mulai belajar, aku mulai dari menandai kosakata penting, mencari gagasan utama setiap paragraph dan menyusun ulang kalimatnya agar mudah diingat. Lalu aku mengerjakan beberapa soal-soal latihan dengan mendengarkan musik agar tidak mengantuk.
Seseorang tiba-tiba saja melempar kerikil ke jendela, aku berdiri dan berusaha melihat siapa yang melemparkan batu itu. Ternyata Andra, dia ada dibawah sana melambaikan tangannya padaku dan memintaku untuk turun.
Ngapain sih dia kesini, kalau sampai ada yang tau pasti ribet urusannya.
Aku pun mengirimkan pesan
On the chat
A: Andra
P: PrillyP: Ngapain pak?
A: Turun lo, cepetan gue tunggu
P: Gak, gue gak bisa, ada mama dirumah
A: Its ok, terus kenapa?
P: Aku bilang gak ya gak, pulang aja sono, aku lagi belajar buat ujian susulan
A: Yee justru karena itu ini penting banget, udah deh turun aja bentar, abis ini gue balik kok
P: Ok, gue turun, tapi cuma tiga menit aja abis tu lo pulang!
A: Anjayyy tiga menit doang 😲 ok deh buru!Aku pun turun ke bawah lewat pintu belakang dengan mengendap-endap supaya tidak ada yang tau.
Andra terlihat begitu tampan dengan out fit nya hari ini. Aku menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Ngapain liatin gue kayak gitu?" Tanya Andra mengejutkan ku sembari mencubit hidungku.
"Gak pa pa, rapi banget malam ini, gak kayak biasanya"
"Oh ini, gue mau kondangan ntar jadi pakai formal deh"
"Terus lo ngapain kesini?"
Andra mengambil sesuatu dari saku nya, sebuah kotak kecil bertuliskan Dior. Merk kacamata favorite ku yang harganya lumayan merogoh kocek.
"Lo gila, serius lo kasih ini ke gue?" Ungkapku heran
"Tadi kan gue udah mecahin kacamata lo, jadi gue mau gantiin, biar lo bisa baca lagi"
Kami terdiam sejenak dan saling menatap satu sama lain.
"Thanks banget lo udah mau beliin gue ini" ucapku sembari menyerahkan kembali kacamata ini padanya.
"Tapi aku gak butuh itu, aku masih punya yang lain. Seenggaknya itu hasil kerja keras ku sendiri" ungkapku sedih dan meninggalkan Andra tapi ia memegang tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya.
Ia membelai lembut rambut panjangku dan aku hanya bisa meneteskan air mata tanpa balas memeluk nya."Maafin aku yang gak bisa ngeyakinin mereka, maafin aku katena udah buat kamu kecewa, maafin aku yang belum bisa mengakui hubungan kita. Aku mohon maafin aku" ujar Andra tulus dari hatinya yang terdalam.
Perlahan tanganku meraih punggungnya dan melepaskan pelukannya."Udah cukup, kamu bohongin aku ndra, aku bukan anak SD lagi, yang saat kecewa kamu kasih permen urusan beres. Aku gak mau terus-terusan kayak gini. Buat apa kita maksain sesuatu yang gak mungkin bersatu?! Cukup, aku rasa yang terbaik buat kita kamu jauh-jauh dari aku dan aku gak akan ganggu hidup kamu lagi"
Kami saling menatap satu sama lain dengan air mata yang tak mampu dibendung.
Andra PoV
Kamu adalah setiap hela nafasku Senyummu adalah matahariku
Tangismu badai untukkuIngatanku hanya bisa memutar kembali kenangan kita, kenangan yang akan selalu abadi bersama hidupku.
Saat pertama kali aku mengenal mu, lalu hati ini jatuh padamu.
Pertama kali nya aku merasakan cinta.
Saat matamu mampu mengungkapkan segala rasa
Maafkan aku yang sama sekali tak mampu membuatmu bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Mantis Story (slow update)
Teen Fiction"Monkey itu identik dengan bulu, terutama disekitar wajah, jadi gimana kalau aku panggil kamu monkey aja?" Ucap Max sembari menarik jambang Ily gemas "Kok monkey sih?! Aww sakit max!" Keluh Ily menepok tangan maxime "Abis aneh sih, cewek kok pun...