1

2.2K 117 2
                                    

Prilly Arsheena
Kenapa Tuhan mengujiku seperti ini, kadang aku berpikir untuk menyerah, disaat yang sama hatiku bergerak bangkit. Tapi apalah dayaku,  aku punya badan yang kecil, sekuat apapun aku mencoba melawan maka secepat kilat mereka mulai menghakimiku lagi.

Seperti yang saat ini terjadi padaku,  mereka mengambil kacamataku dan meletakkannya di atas pintu kelas.

Dengan susah payah aku melompat, berjinjit, tapi tetap saja aku tidak bisa meraihnya. Dan mereka,  mereka malah sengaja menabrakku berkali-kali sehingga membuatku jatuh berkali-kali pula.

"Awas,  gue mau lewat!" Ucap gadis sexy berambut segi warna coklat menabrakku hingga terjatuh

"Upps,  sorry,  bisa berdiri sendiri kan?!" Ucapnya lagi, menunduk mendekatkan wajahnya padaku.

"Gue bisa kok sendiri,  THANKS!"  Balasku kesal dan bangkit untuk mengambil kacamata ku.

Sementara teman.... ,  hmm bukan entahlah,  mereka malah mertawaiku dari bangku masing-masing.

Aku masih melompat-lompat sambil berusaha meraih kacamata itu dan sesekali melihat ke arah jam dinding.

Waktu menunjukkan pukul 08:30 am,  sebentar lagi ujian dimulai tapi aku masih belum bisa mengambil kacamataku.

Aku mulai letih dan mengatur nafasku sambil memijat lututku yang terasa sakit karena harus melompat berkali-kali.

Kemudian seorang pemuda datang dan mengambilkan kacamata ku.

"Nih!"  Ucapnya menyodorkan kacamataku di depan wajahku

"Andra?! Hufff... thanks ya"  baru saja aku ingin mengambilnya tiba-tiba seorang gadis menyahutnya dari tangan Andra.
"Andra,  ngapain sih kamu bantuin cewek ini?" ucap gadis berambut coklat ini memainkan kacamataku diudara.

"Salsha, mana kacamatanya balikin sekarang!"  Seru Andra meminta kacamata ku dari Salsha,  cewek sok sexy di kampus.

"Gak mau wlee ambil aja kalau bisa!" Ejek gadis ini memainkan kacamata ku di udara dan Andra masih berusaha merebutnya.

"Salsha please aku mohon balikin kacamata ku,  please please banget!" Pintaku memohon pada gadis arogan ini sembari berusaha merebut kacamataku.

Namun tidak sengaja Andra memukul tangan Salsha hingga membuat kacamataku terjatuh dan pecah karena diinjak-injak siswa yang lain.

Rasanya aku ingin mencabik-cabik gadis arogan ini karena kesal. Andra merasa bersalah dan memunguti pecahan kacamataku.

"Ly please maafin gue ya,  gue bener-bener gak sengaja tadi"  ujarnya menyesal

Aku pun ikut memungut kacamataku "Gak pa pa kok ndra, lagian lo kan gak sengaja"

Tak lama kemudian dosen datang, kami pun kembali ke bangku masing-masing.

Sebagian cewek-cewek dikelas seperti nya begitu tertarik dengan dosen ini. Aku mendengar mereka membicarakannya. Tapi karena gak pakai kacamata, aku gak bisa melihat apapun dengan jelas.

"Wah,  ini ya dosen baru nya? Unch cakep banget sih..."  seru cewek berambut bob disampingku, Bella.

"Masih cakepan Andra kemana-mana lah!"  Balas Salsha yang duduk disamping Bella.

"Tapi lihat dong,  lesung pipi nya itu loh. Arrrghh..." sahut Ikha

"Come on,  dia itu kelihatan tua,  Andra is the best!" Sahut Yuni

Dasar cewek jaman sekarang, cowok aja yang dipikirin,  kayak gue dong,  mikir keras gimana cara ngerjain soal ujian tanpa kacamata 😭

"Oke,  good morning ladies and gentlemen. Let me introduce myself,  my name Maxime Gallahault kalian bisa panggil saya max.  Disini saya hanya sebagai dosen pengganti selama tuan Arya cuti. Saya mohon kerjasama nya"  ucap dosen baru itu panjang lebar

"Mungkin ada yang ingin kalian tau tentang saya?" Tambah orang itu lagi

Secepat angin Bella mengangkat tangan dan bertanya "Kamu ehh maksudnya anda ini keturunan indo ya? Kok wajahnya kayak campuran gitu"

Semua orang menggoda Bella dengan meneriaki "cieeee... Bella... unch... TTP (baca; to the point) Banget sih "

"Tenang guys,  well yeah aku ini indo. My dad from French and Mom from Bali. Umur aku masih dua puluh empat kok,  jadi panggil aja kakak atau panggil nama aja gak pa pa" balas Max

"Well, kita bisa mulai ujiannya sekarang"  pemuda jangkung ini pun segera membagikan lembar UTS

Ujian dimulai lima belas menit yang lalu tapi aku masih belum menulis apapun karena aku tidak bisa membaca tulisan ini tanpa kacamata. Aku hanya memandangi lembar soal ini,  menggenggam pulpenku erat dan aku merasa benar-benar gagal.

Andra
Aku hanya bisa melihatnya dari jauh, dia terlihat begitu gelisah, semua karena kecerobohan ku. Seharusnya aku lebih hati-hati tadi.

Karena merasa bersalah rasanya aku ingin menghampirinya dan membantunya mengerjakan soal ujian. Tanpa sadar aku berjalan ke arah nya. Dan seseorang menghentikan langkahku dengan menyentuh bahuku.

"Hei,  what are you doing here? Kerjakan soal kamu! Ini ujian bukan main-main please,  back to your sit,  now!" Seru dosen pengganti ini dengan nada tinggi

"I'm sorry"  balas ku singkat dan kembali duduk dibangku ku.

Lagi-lagi aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan dengan penyesalan yang semakin dalam.

Maxime
Hari pertama mengajar ternyata tidak terasa membosankan seperti yang aku bayangkan semalam. Semua berjalan lancar, hanya saja, ada satu orang yang ku perhatikan sejak tadi ia hanya memainkan pulpen dan memandangi lembar ujian tanpa menggoreskan satu huruf pun di lembar ujian. Ia menunduk murung, dan aku melihat air matanya terjatuh di kertas.

Bel berbunyi,  ujian berakhir, semua mahasiswa mengumpulkan lembar jawaban mereka di meja ku,  tapi gadis itu masih diam mematung.

"Hey,  kamu!"  Panggilku kepada sosok pemuda yang baru saja mengumpulkan ljk nya.

"Saya?"  Tanya nya memastikan

"Iya kamu,  nama kamu siapa?"

"Andra"

"Ok,  mmm Andra bisa minta tolong?"

"Oh... ya"

Aku memintanya membawakan semua Ljk ke ruang sekretariat.

Satu persatu mahasiswa pergi,  tinggal aku berdua dengan gadis ini. Aku menghampirinya dan berdiri disampingnya.
Namun gadis ini masih belum menyadari keberadaanku.

Dia justru menjatuhkan kepala nya ke meja dan menangis.

Aku berdiri merendah dan menyibakkan rambutnya. Sepertinya dia terkejut dan segera bangkit menghapus air mata nya.

"Kamu kenapa gak ngumpulin Lembar Jawaban kamu?"

Gadis itu memberikan ljk nya yang basah kepadaku kemudian pergi begitu saja tanpa bicara sepatah kata pun.

Sesuatu terjatuh dari tas nya,  sebuah kacamata yang pecah. Aku memungutnya,  sekarang aku mengerti kenapa gadis itu menangis. Mungkin karena ini.

Aku membaca LJk nya,  dia hanya menulis "Maaf"  aku hanya bisa mengernyitkan dahi dan menggelengkan kepala.

Monkey Mantis Story (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang