Rizky mulai mengambil gitar dan mengiringi Prilly bernyanyi. Semua pengunjung caffe larut dalam penampilan mereka.
Usai pertunjukan mereka berdua kembali ke backstage.
"Woi ky, apa kabar? Lama banget gak ketemu sok sibuk lo"
Sapa Prilly bertos dengan Rizky.Rizky terlihat malu-malu "Baik, alhamdulillah baik, lo sendiri gimana?"
"Ya beginilah gue, masih manggung di caffe-caffe, gak kayak elo. Lo kan udah go international"
"Haha biasa aja pril, harusnya elo yang bisa lebih fam dari gue, kan gue belajar dari lo, btw masih belum bisa main pianonya?"
"Iya nih, rencananya gue mau kursus buat ngasah itu"
"Kursus apaan?"
"Ada deh"
Sedang seru mengobrol tiba-tiba pak arif datang. Memeluk keduanya (rizky & prilly)
"Nah, gini dong kalian akur. Jangan mentang-mentang udah putus terus lost contact gitu aja"
Ejek pak arif"Sekate kate lu rif, sotoy lu kumat, laper? Makan dong jangan bikin gossip! " balas rizky kesal
"Eh eh eh tunggu tunggu, pak arif kenal sama rizky?" Sahut Prilly bingung
"Yaiyalah, rizky ini temen gue dari TK, udah ya dramanya, lo gak perlu manggil gue formal gitu Prill, panggil arif aja hehe"
"Maksudnya drama?" Tanya ii yang semakin bingung
"Jadi gini, Rizky dulu yang minta gue ngajak lo main dicaffe gue!" Ucap arif jujur
Rizky yang tidak mau rahasianya dibongkar kini sudah pasrah karena sang mantan sudah terlanjur tau.
"Ember banget sih lu!" Bisik rizky ke arif sembari menginjak kaki arif
"Sorry, keceplosan ky" balas arif berbisik sambil melepaskan kakinya dari injakan rizky.
Gadis bermata hazal ini masih heran dan bingung.
"Jadi, selama ini... (menunjuk rizky dan arif) hah... hahahaha... parah dan gue gak tau?!" Seru Prilly kecewa karena tidak diberitahu.
"Selow (baca; slow) pril, tenang aja, rizky cuman suggest in nama lo dari beberapa singer yang cocok buat ngisi caffe gue. Karena caffe gue temanya remaja and sedikit jazzy so, gue yang pilih lo" ucap arif menjelaskan panjang lebar.
"Oh, gue pikir, yaudah lah ngapain bahas itu mending bahas yang lain aja..."
Dilain tempat...
Seekor kelinci hampir saja terlindas mobil. Tapi beruntung ada seseorang yang menolongnya.Max mengelus kelinci ini di kursi yang tersedia di pinggir jalan.
"You fine right? Let's go home" seru pemuda ini menggendong kelinci putih ini pergi
Beberapa saat kemudian pemuda ini sampai di Apartment nya.
Pemuda berlesung pipi ini meletakkan kelinci itu di sebuah kandang putih berukuran 1x1 meter persegi.Ia mengambil beberapa sayur yang ada di kulkas dan memberiakan kelinci itu.
"Nah, sekarang kamu makan ya" serunya pada kelinci itu.
Ia melirik pianonya yang tertutup kain putih. Kemudian menghampirinya dan melepaskan kain penutup itu.
Pemuda ini tersenyum simpul sembari memandangi piano kesayangan nya ini.
Kini ia duduk didepan piano dan siap memainkan nya.
Awalnya Ia mainkan lagu muse, band favorite nya sejak dulu. Namun tiba-tiba ia teringat kembali gadis bermata indah yang tadi ia temui. Mata hazalnya terlihat sangat sempurna dengan bulu matanya yang lentik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Mantis Story (slow update)
Teen Fiction"Monkey itu identik dengan bulu, terutama disekitar wajah, jadi gimana kalau aku panggil kamu monkey aja?" Ucap Max sembari menarik jambang Ily gemas "Kok monkey sih?! Aww sakit max!" Keluh Ily menepok tangan maxime "Abis aneh sih, cewek kok pun...