11

1K 55 10
                                    

Pertunjukan selesai dengan lancar,  bakti sosial nya pun berjalan sukses tanpa hambatan. Penampilan Prilly yang memukau menjadikannya artis dadakan. Ia disibukkan oleh penggemar nya yang ingin meminta selfie dan tanda tangan. Sementara Maxime mencuri waktu untuk pergi dari tempat ini secepatnya.

"Woaah max,  gila acara nya seru banget, thanks ya... max? Kemana tuh orang?"  Ucap Prilly kebingungan mencari keberadaan maxime.

Tak lama kemudian teman-teman Prilly pun berdatangan. Ikha,  Tiara, Abigail,  Bella mereka memeluk Prilly erat.

Mereka sangat bersyukur karena wajah yang tersenyum itu kembali lagi pada sosok sahabat yang mereka sayangi.

Mereka pun menceritakan kekaguman mereka akan penampilan duet Prilly dan Maxime barusan.

Gadis mungil ini tersipu malu dan seringkali mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal yang lain.

Tak lama kemudian sesosok gadis memakai sweater abu-abu dipadu celana jeans pendek datang menghampiri mereka.

"Gita? Elo?" Sapa Prilly pada gadis itu

"Lo semua gak kangen gue?" Balas gadis itu
Mereka semua pun menghampiri gadis itu dan memeluknya erat.

Gita
Sahabat karib Prilly sejak TK sampai sekarang. Karena suatu alasan ia selalu absen di kampus. Setelah berbulan-bulan tanpa kabar, tiba-tiba ia kembali hari ini.

"Udah... arggg mampus gue,  uhukk  peluknya biasa aja keles?" Ujar Gita kesal

"Hahaha lemesin aja say! Elo akhirnya keluar juga dari pertapaan lo" sahut abigail

"Iya nih,  akhirnya. By the way,  gimana kondisi lo piyi?"

"Gue udah gak pa pa kok,  kan ada kalian"

"Unch... tayank tayank sini peluk!"

Mereka kembali berpelukan kemudian berbincang-bincang.

Andra memperhatikan Prilly dari kejauhan,  ia tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari senyuman gadis bermata hazal yang ia cintai.

Ia berniat untuk meminta maaf dengan menelpon Prilly,  namun gadis ini sama sekali tidak peduli. Ia menyibukkan diri dengan mengobrol bersama sahabat-sahabatnya.

Sementara itu
Di rumah sakit...
Kondisi Elodie semakin memburuk,  kali ini demamnya di atas 40°c dan disertai kejang.  Mama menggenggam erat jemarinya dan mengantarkan sang putri ke ruang ICU.

Hati ibu mana yang tidak terluka melihat putri kesayangan nya kesakitan namun ia tidak bisa melakukan apapun selain berdoa.

Butiran air mata mengalir satu persatu dari hati mama. Rasa khawatir yang memuncak tengah melanda jiwanya yang rapuh. Sepasang jemari tangan yang kokoh memeluk erat jemari nya yang tak lain adalah Maxime.

Mereka saling menatap tanpa bicara sepatah kata apapun,  namun mereka sudah saling mengerti apa yang dipikirkan masing-masing. Karena ikatan seorang ibu dan putra ini begitu kuat.

'Bip... bip... bip bip...'  suara ponsel Maxime berdering beberapa kali tapi ia mengabaikannya.

Setelah beberapa saat akhirnya dokter keluar,  ia ingin bicara secara pribadi dengan mama. Maxime diperbolehkan masuk ke ruangan ICU untuk menemani sang adik.

Di ruangan dokter...

"Bagaimana kondisi putri saya dok? Semuanya baik-baik aja kan?"

"Untuk saat ini kami tidak bisa memastikan bagaimana kondisi putri ibu,  sampai demamnya turun dan kita baru akan memulai pemeriksaan yang lebih lanjut"

Monkey Mantis Story (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang