Di tempat lain...
Seorang gadis duduk termenung di tepi jendela apartment nya.
Tidak ada senyuman di wajahnya. Hanya isak tangis yang entah telah meneteskan ribuan bulir air dari mata.Gadis bermata hazal yang indah, kini matanya hanya di penuhi sorot kesedihan dan penolakan pada dirinya sendiri.
Beberapa lembar koran berserakan di lantai. Makanan tidak disentuh sama sekali.
Mama dan Papa hanya bisa menangis mengawasi dari pintu, putri kecilnya yang beranjak dewasa, masa-masa dimana seharusnya ia merasa bahagia menikmati hari. Justru berganti pahit oleh cemoohan orang-orang, umpatan-umpatan kasar mereka, di sosial media bahkan di rumah.
Raja pun tak kalah sedih melihat orang tua nya bersedih dan kakak tersayang nya yang terpuruk.
Ayah mencoba masuk, ia merapikan koran-koran itu dan membuangnya ke tempat sampah lalu duduk disamping putrinya, membujuknya untuk keluar melihat dunia dan menghabiskan sarapan nya.
"Putri raja kenapa nangis terus? Tuh matanya jadi bengkak. Makan ya sayang, papa suapin"
Gadis mungil ini tidak bergeming, matanya menerawang keluar jendela melihat panorama ibukota tanpa tujuan, melainkan kekosongan.
Wajahnya memerah seperti tomat, tiada senyuman, atau tawa nya lagi.
Namun papa tidak menyerah, ia memaksakan putri nya agar menelan sesuap nasi.
Entah apa yang meracuni pikiran gadis ini, ia menolak suapan itu dan mendorong ayahnya sendiri. Sampai-sampai piring terjatuh dan pecah berkeping-keping.
Mama yang melihat dari jauh semakin terpukul dan menangis.
Ayah mengerti kesedihan putrinya, ia pun keluar ruangan tanpa berkata.
Kini saatnya siti masuk membereskan pecahan-pecahan piring dengan air mata yang mengucur deras.
"Prill..." panggil siti
"Keluar!" Sahut Prilly lirih
"Hiks... pril jangan gini dong 😭"
"Keluar!" Ucap prilly lagi dengan nada yang sedikit tinggi
Siti hanya bisa menangis dan keluar membawa nampan berisi pecahan piring itu.
Sahabat-sahabat Prilly baru saja tiba, mereka melihat nya, dan ikut merasakan kesedihannya.
Ikha PoV
Ini semua gara-gara cowok biadab itu, dan salsha, Ya Allah, aku gak nyangka mereka se tega ini. Apa salahnya Prilly coba?! Tenang Prill, aku pastiin mereka akan dapet balesannya.
Pikirku dalam hati sembari menghapus air mataku.Kami berempat, aku, Bella, Abigail dan Tiara menghampiri om Arsheen dan bunda Alya.
Kami berusaha mengembalikan senyuman di wajah Prilly. Kami memaksa masuk meski Prilly menolak.
Kami mengajaknya bermain truth or dare, permainan favorite kami sejak dulu yang selalu membuat kami tertawa karena keisengan-keisengan yang kami lakukan.
Kami pikir ia akan tertawa bersama kami, tapi kami salah, ia justru meminta kami keluar dan meninggalkannya sendirian.
Tak lama kemudian Maxime datang membawa berkas laporan kepolisian.
Ia bingung melihat kondisi apartment Prilly yang kosong namun pintu terbuka lebar.
Ia pun menyusuri setiap sudut rumah dan melihat semua orang berkumpul didepan suatu ruangan dengan bersedih.
Maudy KW memberitahu Pak Arsheen tentang kehadiran Max.
Tuan Arsheen pun menghampiri Max yang memandangi nya dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monkey Mantis Story (slow update)
Teen Fiction"Monkey itu identik dengan bulu, terutama disekitar wajah, jadi gimana kalau aku panggil kamu monkey aja?" Ucap Max sembari menarik jambang Ily gemas "Kok monkey sih?! Aww sakit max!" Keluh Ily menepok tangan maxime "Abis aneh sih, cewek kok pun...