[1]

10.3K 665 91
                                    

"Apa kau sudah mendengar gosip itu?"

"Gosip? Ah, maksudmu tentang Pawn terlemah itu?"

"Ya, dia bahkan lebih lemah dari Pawn lainnya, tapi dia berhasil masuk academy ini."

"Benarkah? Mungkin dia keluarga salah satu petinggi academy."

"Tidak, kudengar dia hanyalah anak dari keluarga biasa."

"Ho ... apa kau tahu yang mana orangnya?"

"Itu ...."

Begitulah, itu salah satu pembicaraan yang terdengar di telinga pemuda berambut dark silver. Matanya yang berwarna biru cerah terlihat lesu, pandangannya mengatakan bahwa dia membenci orang-orang yang mengasihaninya dan merendahkannya.

Kalian semua, matilah ditendang kuda, batinnya.

Merasa kesal, akhirnya dia beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas, tatapan yang paling dibencinya masih tertuju padanya sepanjang koridor.

Pemuda tersebut berusaha sabar, dia tidak ingin memancing perkelahian tidak penting. Dia terus berjalan hingga akhirnya sampai di toilet.

Pemuda berdiri di depan wastafel lalu dia membasuh wajahnya, setelah itu dia menatap wajahnya di cermin, wajah seorang pemuda yang tidak terlihat tangguh, bahkan bisa dikatakan hampir mirip dengan perempuan yang hampir menangis.

Dia merogoh kantung celananya dan mengambil saputangan, setelah menghapus sisa air di wajahnya dia bermaksud untuk kembali ke kelasnya.

Namun tak jauh dari sana, dia dicegat oleh dua orang siswa, satu siswa tinggi dengan otot yang terlihat jelas dan juga temannya yang lebih pendek dan terlihat biasa saja.

"Lihat, bukankah dia si Pawn terlemah?" ucap siswa berbadan tinggi dan berotot.

"Ya, sampah di antara para sampah."

Mereka berdua tertawa terbahak-bahak, lalu memandang rendah pemuda tersebut.

"Maaf, bisakah kalian izinkan aku lewat?"

"Boleh saja, tapi bayar tiga ribu Faza dahulu."

"Aku tidak memegang uang sebanyak itu. Jadi biarkan aku lewat, koridor adalah jalan umum yang selalu dilalui siswa academy sini."

"Tapi tidak untuk orang lemah sepertimu, jika kau menolak maka aku akan menghajarmu hingga babak belur."

"Maaf, aku sudah bilang aku tidak punya uang sebanyak itu."

"Kau!!!"

Siswa berotot itu melesat dan berusaha memukul perutnya, pemuda itu menyamping lalu mendorong tangan lawannya sedikit, siswa berotot itu terus menyerangnya bahkan hingga menambah kecepatan serangannya, sang pemuda terus menghindar hingga akhirnya kakinya tersapu dan membuatnya terjatuh, siswa berontot itu melompat dengan sebuah tinju yang siap menghantam lawannya.

Bruak!

Pukulan siswa berotot itu hanya menghantam lantai dan membuatnya sedikit retak.

"Kau berguling seperti seekor kera."

"Setidaknya hal itu bisa menyelamatkanku dari pukulan seekor gorila."

"Gorila?!"

Siswa berotot itu mulai emosi, keningnya berkerut.

"Navraja."

Sebuah celah dimensi muncul di hadapan siswa berotot itu, siswa tersebut memasukan tangannya, lalu dia menarik tangannya bersama sebuah axe yang tengah digenggamnya.

Uncrowned King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang