[10]

3.7K 357 6
                                    

Suasana di kelas begitu sepi, itu karena murid-murid pergi ke arena untuk berlatih, jadi di kelas itu hanya ada tiga orang. Dan orang-orang itu tak lain adalah, Hiura, Iva dan juga Refina.

"Hahaha, kau memang luar biasa, aku tidak salah dalam memilih rekan untuk turnamen nanti."

"Tidak, itu hanya kebetulan saja ... eh?! Tunggu dulu, kenapa aku harus menjadi rekanmu dalam turnamen Vega nanti?! Akukan sudah memenangkan duel di antara kita, dan kau bilang jika aku menang, maka aku tidak harus menjadi rekanmu dalam turnamen Vega nanti."

"Ya, aku kalah satu kali saat itu, tapi aku memenangkan duel terakhir, bahkan dua kali berturut-turut."

"Eh?! Itukan latihan kendo, lagian yang terakhir itu karena kau dan Refina bekerja sama dalam latihan tanding."

"Aku tidak ingat bahwa itu adalah latihan, bukankah begitu, Refina?"

"Hm. Kau benar," jawab Refina sembari mengangguk.

"Eh? Itu tidak sesuai perkataan awalmu, Iva!"

"Mau bertanding lagi? Aku tidak keberatan."

"Hah, aku mulai sedikit mengerti tentang dirimu, jika kau sudah mengincar sesuatu, kau pasti akan terus mengincarnya, tidak peduli berapa kali kau gagal."

"Yup, kau pintar, seperti sekarang ini, kau memenangkan satu duel, tapi aku memenangkan dua duel. Jadi kau harus tunduk padaku."

Sudah kuduga, dia licik sekali, batin Hiura.

"Hah, kau ini ...."

"Apa?"

"Tidak," jawab Hiura sembari berbalik.

Hiura melangkahkan kakinya ke luar kelas.

"Kau mau ke mana?" tanya Iva.

"Jalan-jalan."

Hiura berjalan menuju atap academy. Sesampainya di sana, dia mendekati pagar pembatas, dia menatap langit yang paling jauh dari pandangannya.

"Apa waktunya semakin dekat ya?

Matanya terlihat lesu, dia menarik napas panjang dan mulai tertunduk lemas.

"Hah, aku tidak siap untuk itu."

"Untuk apa?" tanya seseorang.

Hiura berbalik dan menemukan seorang siswa berambut dark blue. Wajahnya terlihat tampan namun sedikit garang.

"Hey, jawab aku."

"Oh ... maaf, maksudku, aku tidak siap untuk turnamen yang akan datang."

"Oh, jadi begitu. Tenang saja, kau hanya perlu melakukan hal terbaik yang bisa kau lakukan dalam turnamen."

"Hm ... omong-omong, kau siapa?"

"Eh? Kau tidak kenal aku?"

Hiura menggelengkan kepalanya, siswa tersebut menutupi wajahnya tak percaya.

"Hah, aku Mizukusi Akaze. Murid tingkat dua, dengan kata lain aku adalah seniormu."

"Senior ya, maaf, aku tidak kenal satu seniorpun, bahkan untuk mengingat teman satu angkatan saja sudah cukup sulit untukku."

"Hah?! Kau ini ... tapi tak apalah, karena mulai saat ini, kau akan mengingat namaku."

"Akan kuusahakan," ucap Hiura pelan.

"Senior, selain itu, apa kau perlu sesuatu dariku?"

"Tentu, aku ingin mengundangmu dalam kelompokku."

Uncrowned King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang