[8]

4.1K 347 20
                                    

Tak!

Hiura berhasil menahan serangan Iva.

"Lumayan."

Iva terus menyerang Hiura, dia tanpa ampun terus memberikan serangan-serangannya pada Hiura, Iva juga tidak memberikan kesempatan beristirahat untuk Hiura.

Bught!

Sebuah serangan terasa di punggung Hiura, dia melihat Refina dengan senyuman yang memperlihatkan gigi putihnya.

"Hey, itu curang."

"Dalam pertarungan tidak ada namanya curang, apapun bisa dilakukan oleh musuh."

"Tapi ini latihan kendo."

"Kami tidak pernah bilang bahwa ini adalah latihan," elak Iva dan Refina berbarengan.

"Dan, jangan lengah hanya karena terkena satu serangan musuh."

Iva menedang Hiura hingga tersungkur, lalu keduanya mendekati Hiura dan memukulinya dengan shinai.

Bught!

Bught!

Bught!

"Tidak!!!"

Beberapa menit kemudian, mereka bertiga memutuskan untuk beristirahat, Iva dan Refina tidak terlihat di dojo, berbeda dengan Hiura yang masih berada di dojo sambil terus menyentuh memar yang dia dapatkan.

"Aduh! Mereka berdua memang iblis, melakukan kecurangan dalam latihan, apa tidak ada suatu kebanggaan dalam jalan pedang mereka?!"

Ces!

"Uwa! Ap-apa yang kau lakukan?!"

"Bukankah sudah jelas?! Aku memberimu es batu untuk mengkompres memarmu. Selain itu, kau itu laki-laki, jadi kau tidak boleh mengeluh terus."

"Berisik, dasar bawel."

Hiura mengambil es tersebut dan mulai mengkompres lukanya.

"Iva, di mana Refina?"

"Dia sudah kembali ke asrama terlebih dahulu."

"Oh ... selain itu kau cepat akrab dengannya ya."

"Itu karena kami punya tujuan yang sama, tapi aku tidak akan mengalah."

"Tujuan yang sama? Apa itu?"

"Rahasia. Hey, aku akan kembali ke asrama sekarang, tolong kembalikan kunci dojo ke ruang guru ya."

"Hey! Jangan seenaknya begitu."

Iva pergi meninggalkan Hiura, dia terlihat senang hingga terdengar bersenandung sambil meninggalkan dojo.

Selang beberapa menit, Hiura segera membereskan peralatan kendo lalu mengunci dojo, setelah mengembalikan kunci ke ruang guru, Hiura kembali ke asramanya untuk beristirahat.

Keesokan harinya, para guru mengadakan rapat dadakan, jadi murid-murid dibebaskan, banyak murid yang terlihat di sekitar arena untuk melakukan pertandingan latihan. Tentu saja Hiura tidak termasuk, saat dia tahu bahwa murid-murid akan dibebaskan dari pembelajaran, Hiura segera pergi ke atap academy. Setelah membuka pintu, dia berjalan mendekati pagar pembatas.

"Dengan ini semuanya aman, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," gumamnya.

"Ya, atap memang tempat teraman di academy ini," ucap seseorang di belakangnya.

"Haha, jadi kau berpikir bergitu juga ... Re-Refina?! Se-sedang apa kau?!"

"Tentu saja sedang menunggumu, aku akan menyeretmu ke arena. Apa kau ingin aku meminta izin khusus pada guru untung menggunakan arena di tempat turnamen akan dilakukan?"

Uncrowned King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang