[9]

3.8K 396 15
                                    

Rikuto melesat ke arah Hiura, dia memutar-mutar spearnya, kemudian saat sudah memasuki jarak serangannya, dia mencoba mengakhiri pertarungannya dengan sekali tusukan, namun Hiura tak hanya berdiam diri, tangannya yang terlindungi gauntlet membelokan arah serangannya, kemudian Hiura menggenggam pegangan spear tersebut dan menariknya, tubuh Rikuto mulai tertarik, perutnya hampir saja lutut Hiura bila saja dia tidak melepaskan soul weaponnya dan menyilangkan tangannya untuk bertahan.

Sementara itu Rikuga terus menyerang Iva, Iva sendiri terlihat terus menghindari serangannya tanpa masalah.

"Hey, sepertinya adikmu terlalu meremehkan Hiura."

"Tidak masalah, adikku pasti akan menyelesaikannya sebentar lagi, memang dia bisa menghindari serangan adikku dan memberikan perlawanan yang tak terduga, tapi dia bukan lawan adikku."

"Haha, aku akan memperingatkanmu, Hiura adalah ahli dalam bertahan, serangan yang bisa menembusnya setidaknya harus sekuat seranganku, tapi aku ragu, aku sendiri belum pernah membuat luka pada tubuhnya. Selain itu, aku setuju bahwa Hiura bukanlah lawan yang sebanding dengan adikmu."

Bruagh!

Rikuto menghantam kekkai setelah mendapatkan sebuah pukulan telak di dadanya.

"Rikuto!"

"Dan untung memalingkan pandanganmu saat sedang bertarung adalah sebuah kesalahan."

Slash!

Serangan Iva berhasil melukai tangan kiri Rikuga. Rikuga mengambaikan lukanya dan bergerak mundur mendekati adiknya.

Iva berjalan mendekati Hiura, dia menepuk bahunya.

"Kerja bagus, Hiura. Kau memang selalu bisa diandalkan dalan merusak keseimbangan kekuatan rals. Dia itu kelas Knight dan kau bisa menerbangkannya hingga menghantam kekkai."

"Tidak, ini cukup sulit, serangannya penuh dengan kekuatan. Mungkin kekuatan penuhnya sekitar 18.500 rals."

"Hey, tatap mataku saat berbicara, bukannya menengok ke arahku sembari memejamkan matamu."

"Maaf, mataku sedikit perih."

"Oh ... sepertinya lawan kita sudah siap menyerang kembali."

Iva kembali menjauh, dia kembali bersiap dengan posisi bertarungnya.

Sementara itu Rikuga menatap Hiura, kemudian dia menatap kembali pada saudaranya, mengerti maksud saudaranya, Rikuto mengangguk.

Rikuga bersiap dan melesat ke arah Iva, sementara itu Rikuto mengambil spearnya, dia melangkah beberapa kali, lalu meleparkan spearnya pada Hiura.

Hiura menghindarinya dengan berputar sedikit kesamping kanan, namun serangan yang sesungguhnya baru akan terjadi. Entah sejak kapan Rikuga melesat ke arah Hiura, kini dia melayang di udara dan bersiap melakukan tendangan yang mengarah ke kepala Hiura.

Bught!

Hiura berhasil menahan serangan Rikuga, namun dia terseret sedikit ke belakang, dia juga sedikit meringis.

"Ada apa? Apa tanganmu terluka?"

Tak berhenti sampai disitu, Rikuga terus menyerang Hiura dengan pukulan-pukulannya, dan serangan selanjutnya adalah sebuah tendangan yang mengarah ke perutnya. Sekali lagi Hiura berhasil menahan tendangannya dan membuat Rikuga berputar, namun justru hal itulah yang diharapkan olehnya, dari belakang Rikuga, tombak melesat ke arahnya dan berhasil menggores pipinya.

Hiura segera mengambil langkah mundur, namun Rikuga tidak membiarkannya begitu saja, dia sudah bersiap dengan ayunan pedangnya.

Klang!

Uncrowned King [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang