Bab 2 - Banyak Aturan

852 110 29
                                    

Langkah Siwon terhenti ketika melihat tubuh mungil seorang wanita sedang menata piring - piring dan makanan yang sudah di buat tadi.

"Kenapa berdiri di situ oppa? Kemarilah, ayo sarapan sama - sama" sapa Tiffany menghentikan aktifitasnya.

Hati Siwon mendesir hangat, ketika mendengar Tiffany memanggilnya 'Oppa'. Terlihat sepele memang, tetapi sudah lama Siwon tidak mendengar seseorang memanggilnya 'Oppa'. Tinggal di Negara asing selama tiga tahun membuat Siwon merindukan Negaranya, merindukan Ibu dan sahabat - sahabatnya.

"Malah melamun? Ayoo" Siwon terkejab saat Tiffany menarik tangannya, menggandengnya ke meja makan.

"Aku tidak pernah sarapan, kenapa kau repot - rep...."

"No.. No.. Tidak ada penolakan, kau harus makan ini Oppa" sela Tiffany cepat sambil memberikan Siwon satu mangkuk Salad buah dan sayuran.

"Salad? Oh God! do you think I'm a goat?"

Kesabaran Siwon mulai Hilang. Ia sudah pusing dengan rapat proyeknya nanti, di tambah dengan kejadian tidak masuk akal ini, dan ditambah sekarang ia sarapan dengan salad buah dan sayuran?

Dalam hatinya Tiffany tertawa mendengar celotehan marah Siwon, namun yang ia tunjukan sekarang adalah ekspresi acuh tak merasa bahwa dia sudah membuat hati Siwon dongkol.

"Tidak ada daging dan tidak ada rokok"

"Sial" umpatan Siwon keluar ketika gerakannya mencari rokok di saku celana terhenti, karena perkataan Tiffany tepat sasaran. Dari mana dia tau kalau aku sedang mencari rokok.

Siwon memijat pelipisnya pelan, seraya menyentuh layar pipih persegi, berniat menghubungi seseorang.

"Dari mana saja kau! Kenapa baru mengangkat telepon? Men, apa kau mengirimkan salah satu wanita simpananmu kemari?" bisik Siwon menjauh dari meja makan begitu telepon tersambung.

terlihat gerutan garis pada kening Siwon saat mendengarkan lawan bicaranya di seberang telepon sedang melontarkan pendapat. Sesekali ia melirik ke arah Tiffany yang sedang santai dan acuh menyantap sarapan paginya.

"Baiklah, kita bertemu di kantor" Siwon menghembuskan nafas kasar ketika menutup sambungan teleponnya. Ia berjalan kembali ke meja makan hanya untuk mengambil tas kerjanya.

"Aku akan kekantor"

"Kau tidak sarapan Oppa?"

"Jika kau benar - benar istriku, pasti kau tau kalau aku tidak terbiasa sarapan pagi!"

Tiffany tersenyum ramah mengerti raut marah suaminya "Nanti akan ku
jelaskan, aku janji"

"Kau berutang penjelasan padaku, dan cepat habiskan makanmu, karna aku tidak akan membiarkan orang asing tinggal di apartemen ku sendirian"

"Aku juga tidak akan membuang kesempatan dan waktu ku hanya untuk berdiam di rumah. Aku akan jalan - jalan" jawab Tiffany tak mau kalah.

***

Jabatan tangan antara Siwon dengan Direktur dari Proyek pembangunan Apatremen IGiom yang di sambut dengan tepuk tangan dari seisi ruangan, menandakan bahwa presentasi Siwon hari ini sangat mengagumkan, dan ia berhasil memegang tender untuk pembangunan Apatremen yang berlokasi di pesisir pantai Bettery Park City, New York.

Senyum ceria yang terpancar dari wajah Siwon tidak bisa menutupi kebanggaan atas keberhasilan memegang proyek besar yang ia impikan selama ini. Tiga tahun berkarir di Negeri orang, ternyata ada hasilnya juga. Bangga dan puas ia rasakan. Rancangan asiktekturnya terpilih dari tiga karya terbaik, dan Siwon mendapatkan kesempatan itu.

"Kita rayakan keberhasilan ini!" teriak Charles yang di ikuti sorakan dari Siwon dan karyawan lain. Sekarang Siwon dan teman - temannya sudah berada di kafe dekat kantornya. Selesai presentasi dan hasilnya fix proyek IGiom di pegang oleh Siwon dan tim, mereka memutuskan untuk makan bersama.

"Men, bagaimana bisa ada wanita yang tiba - tiba mengaku istrimu? aku ingin bertemu dan melihatnya sendiri, karna ini terlihat konyol" kekehan Charles melebar setelah mendengarkan cerita Siwon akan kejadian pagi tadi.

"besok main lah ke apatermen.. Ah, aku lupa tadi pagi sudah menyuruh dia pergi"

"Kau mengusirnya?"

Siwon bergeming, Tiba - tiba ia menghawatirkan Tiffany. Apa wanita itu baik - baik saja sekarang?.

Tidak bisa di pungkiri New York bukanlah kota yang aman untuk seseorang wanita yang pergi sendirian, ditambah lagi ini kali pertama Tiffany pergi ke New York.

***

Pukul sebelas malam, Siwon baru saja sampai. Ia memarkirkan Mobilnya di parkiran depan Apartemen yang menjulang tinggi tiga puluh lantai. Langkahnya terhenti ketika ia memasuki loby, dan melihat Tiffany duduk di salah satu sofa tunggu dengan mata yang terpejam.

Dia menunggu ku? Batin Siwon iba.

Siwon menghampiri Tiffany, menepuk halus lengannya. Tiffany mengerjap kaget ketika melihat Siwon yang membangunkannya.

"Ayo masuk" ajak Siwon Singkat, lalu berjalan mendului.

Tiffany beranjak dari tempat duduknya dan berlari sedikit agar langkahnya beriringan dengan Siwon.

Mereka memasuki lift, Siwon menekan angka dua puluh tempat kamarnya berada. Beberapa detik lift berjalan mereka hanya diam dengan pemikirannya masing - masing.

Canggung, tentu saja itu yang di rasakan oleh Siwon. Ia belum bisa menyerna benarkah Tiffany adalah istrinya yang datang dari masa depan.

Memang Siwon belum percaya dengan ini semua, tetapi entahlah kenapa ia malah mengajak Tiffany untuk tinggal di kamarnya. Siwon hanya mengikuti hati nurani.

BERSAMBUNG

Tadaaa.. Next Chapter 2 ini aku publis.
Makasih yang udah tertarik dan dukung Cerita ini.

Partisipasi Readers berperan penting buat aku semangat lanjutinyya.
Jadi jangan lupa komen dan klik 🌟

See You Next Time! 😄

Istri Dari Masa Depan (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang