Bab 15 - Harapan

884 98 13
                                    

Tiffany menggeliat, begitu bunyi alaram menggema di kamar tidurnya. Belaian tangan di kepalanya semakin membuat matanya terbuka sayup.

"Bangun Sayang" suara Siwon mengalun indah di daun telinganya.

Tiffany menatap manik mata Suaminya, sambil mengeratkan selimut tebalnya yang menutupi tubuh polosnya. "Oppa, aku tidak joging hari ini ya?"

Tiffany dan Siwon memang rutin melakukan olahraga di pagi hari, sebelum Siwon berangkat ke kantor pastinya. aktifitas yang selalu mereka lakukan tiga bulan ini.

"Kau sakit?" tangan Siwon terulur memegang kening Tiffany, namun suhu tubuhnya masih batas normal.

Entah kenapa tubuhnya terasa sangat lelah saat ini. Aktifitas semalam benar - benar menguras tenaganya. Bahkan ia baru tertidur pukul satu dini hari, karena perguluman penuh cinta semalam.

"Aku sedikit pening" jawab Tiffany memeluk tubuh Siwon, mencari kehangatan.

"Pakailah bajumu dulu sayang, nanti kau bisa masuk angin" Siwon membelai punggung polos Istrinya sayang.

"Nanti dulu. Ahh, ini nyaman Oppa" Tiffany semakin menyelusupkan kepalanya ke lengkungan ketiak Siwon, merengkuh pinggangnya posesif.

Siwon tersenyum, Tiffany selalu manja padanya, ia lebih agresif setelah mereka menikah. Siwon mencium  puncak kepala Tiffany berkali - kali, semakin bersyukur atas hidupnya.

***

Siwon berjalan mengitari ruang tengah apatermen Tiffany, yang saat ini menjadi tempat tinggal mereka.

"Fany~ahh, aku bawakan bubur asparagus kesukaanmu" Siwon berteriak, karena tak menemukan keberadaan Istrinya di ruang tengah dan kamar. Biasanya ia akan di sambut dengan senyuman dan pelukan dari sang Istri di saat ia pulang kerja.

Siwon melangkahkan kakinya ke dapur, berharap Tiffany ada di sana sedang sibuk menyiapkan makan malam.

"Sayang!" seru Siwon menemukan selulet tubuh Tiffany di meja makan, sedang mengadahkan kepalanya di lipatan lengannya.

"Oppa.." Jawab Tiffany lemah, mendongak menatap Siwon sayu.

Wajahnya semakin pucat pasih, Membuat Siwon semakin khawatir. Di tambah dengan kondisi dapur yang berantakan, berbagai bahan mentah masih dalam keadaan setengah di potong.

"Kau kenapa sayang? Kita panggil dokter ya" Siwon meletakkan tas kameranya, menggulung kemeja sebatas lengan dan menggendong Tiffany, merebahkannya ke ranjang.

Tak berapa lama, seorang wanita berbaju putih datang, memeriksa kesehatan Tiffany. Wanita muda itu tersenyum, ketika sudah menemukan jawaban akan analisis kondisi Tiffany.

"Apa yang kau rasakan nona Choi?" wanita yang sudah lima tahun terakhir menjadi dokter pribadi Ny. Choi ini bertanya keluhan yang Tiffany rasakan.

"Aku hanya merasa pusing sedikit, dan perutku terasa mual ketika mencium ikan - ikan mentah itu dok" keluh Tiffany menceritakan.

"Oh panggil saja aku Tiffany dok, sepertinya umur kita tidak terpaut terlalu jauh" lanjudnya.

"Baiklah Tiffany, kau juga bisa memanggilku Jessica, dan nampaknya kita akan semakin akrap delapan bulan kedepan" Jessica terkekeh, membuat Tiffany menautkan alisnya binggung. Apa maksudnya, ada apa dengan delapan bulan kedepan?

Tiffany ingin mengajukan pertanyaan, namun tertahan karena Siwon membuka pintu kamar dan bergabung membawakan minuman untuk Jessica.

"Sica~yaa, bagaimana keadaan Tiffany?" Siwon bertanya khawatir setelah meletakan minuman di nakas.

"Tiffany sangat sehat saat ini, bahkan diperutnya ada sebuah kehidupan, janin berusia enam minggu" jawab Jessica membelai halus perut Tiffany.

Siwon dan Tiffany terkejut, mereka bertatapan, takut jika telinganya salah mendengar.

"Selamat Siwon, kau akan menjadi seorang ayah" kekeh Jessica karena geli melihat sepasang suami istri yang terdiam takjub.

"Astaga! Aku sangat bahagia mendengar kabar ini" seru Siwon memeluk Tiffany, menyalurkan rasa syukur atas karunia yang sekali lagi ia dapatkan.

"Ingat Tiffany, kau tidak boleh terlalu lelah, harus tidur cukup dan makan makanan yang bergizi" Jessica menulis resep dan menyerahkan pada Siwon.

"Ini vitamin yang harus kau tebus" Jessica berdiri dari duduknya.

"Terimakasih Jessica, aku akan sering - sering berkonsultasi denganmu" senyum Tiffany yang tak pernah pudar sedari tadi.

"Tentu, kau harus cek up minimal dua bulan sekali, dan dua minggu sekali untuk trimester lanjud. Baiklah, aku pamit ya"

"Aku antar sampai depan" tawar Siwon yang mendapat anggukan dari Tiffany dan Jessica melangkah keluar, di ikuti oleh Siwon.

***

"Oppa! Kau ingin anak laki - laki atau perempuan?" tanya Tiffany bersemangat.

Siwon tampak berfikir dan tersenyum "Apapun jenis kelaminnya, aku tak mempermasalahkannya" Ia membelai perut rata sang Istri, mengecup puncak kepala Tiffany sayang.

"Dari dulu aku sangat menginginkan anak perempuan. Aku akan menguncir rambutnya, memakaikan baju yang lucu - lucu. Tapi aku juga tak mempermasalahkan jika dia laki - laki, yang pasti anak kita tampan sepertimu" ucap Tiffany menerawang.

Siwon terkekeh akan bayangan masa depan yang Tiffany impikan tentang anak mereka kelak. Ia yakin, Tiffanybakan menjadi Ibu yang sangat penyayang dan telaten. Siwon tak pernah meragukan itu.

"memangnya kau mau memberi nama siapa?" Tanya Siwon penasaran.

Tiffany tampak berfirir sebentar "Emm.. Jika perempuan akan kuberi nama Seun, Choi Seun. Jika laki - laki akan ku beri nama Min Oh, Choi Min Oh"

Siwon mematung, belaiannya di perut Tiffany terhenti, ketika nama Choi Min Oh mengalun dari mulut Tiffany. Mengingatkannya akan kejadian dua tahun lalu, tepatnya saat ia pertama bertemu dengan Tiffany, yang saat itu mengaku sebagai istrinya dari masa depan, dan mengatakan bahwa mereka memiliki seorang anak laki - laki bernama Choi Min Oh. Apakah anak dalam kandungan Tiffany saat ini benar berjenis kelamin laki - laki?

Ingatan - ingatan itu berputar, mengungkapkan fakta yang menyohok hatinya kembali. Bahwa ia akan mati karena kangker paru - paru, meninggalkan keluarga kecilnya yang sangat ia cintai.

Ketakutan kembali datang menyelimuti hatinya, karena jika di pikir - pikir lagi ucapan Tiffany saat itu sangat tepat, beberapa peristiwa benar - benar kenyataan. Apa memang ia akan mati? Apa takdir tak dapat berubah, walaupun ia sudah hidup sehat?.

Wanita itu, merubah gaya hidupnya, menyadarkan akan kesehatan tubuhnya. Wanita yang sama dengan yang saat ini mendekap tubuhnya, mempunyai harapan penuh akan keluarga kecilnya.

Namun bedanya Wanita yang ada di dekapannya saat ini, tidak pernah tau akan kematian yang siap menjemput Siwon kapan pun, jika memang takdirnya tidak berubah.

Hari - hari bahagia mengungkapkan cinta untuk Tiffany, selama ini sempat membuatnya lupa akan peristiwa tidak masuk akal yang pernah ia alami itu, dan kali ini kegundaan mendatanginya kembali.

Siapkah dia? Kehilangan semua kesempurnaan yang baru saja ia raih? Kebahagiaan dan kehangatan yang baru ia dapatkan? Siwon tak bisa memikirkannya. Yang mampu ia lakukan hanya berharap, jika takdir berkata lain akan kematiannya.
Sang pencipta akan memberinya kesempatan lebih lama, bahkan hingga ia dapat melihat cucu - cucunya kelak, bercengkraman dengan kehangatan keluarga kecilnya. Siwon hanya mampu berharap.

BERSAMBUNG..

Yuhuuu.. Readers!

Terimakasih atas partisipasinya ya. Berguna banget buat nyemangatin aku nulis. 😘

See You Next Time 😉

Istri Dari Masa Depan (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang