Ammar
Suasana ramai alun alun begitu ramai. Ammar meneruskan langkah panjang larinya. Ia terobsesi untuk terus membentuk tubuhnya yang atletis seperti kakak kakaknya. Dengan wajah sumringah penuh semangat udara panas bekas polusi sehari sudah tidak ia hieaukan lagi. Sedikit senyuman pun menghiasi wajah sangarnya sejenak. Terlintas sorang perempuan yang selama ini ia kagumi diam diam.
Flashback
"Dia beneran cakep ya, padahal dari kejauhan." Melihat seorang siswi di seberang kelasnya.
"Ehh lihat apaan sih?"
"Apaan sih Ja? Gue kan lagi pengen refreshing aja." Membalikkan muka sambil tersenyum.
"Udah nggak usah bohong gue ini temen kecil elo jadi gue faham lah gimana tingkah elo, apalagi pas elo ngejar cinta pertama elo itu."
"Gue udah nggak peduli kalau yang itu males ah dia tuhh anaknya rada nggak sopan."
"Masak?? Tapi masih kamu kejar kan setelah kamu putus dari dia."
"Sekarang kan udah enggak lagi."
"Kalau tuhh anak seberang kelas kita mau kamu tempelin nggak? Atau mau kamu..."
"Kamu apa? Nggak jelas dehh kamu."
"Ehh gurunya udah datang tuhh."
"Ohh." Membuang pandangan dari seorang siswi itu lalu terfokus kepada guru yang datang.
Flashback off
"Aduhh." Ammar tersandung kerikil dan terjatuh menunduk.
"Eh kamu nggak kenapa kenapa kan?" Suara gadis lembut yang berada di depan Ammar.
"Haaa kamuu???" Pandangar Ammar tertuju pada gadis itu.
"Ehh Bang Ammar ngapain Abang ada di sini?" Mendadak ekspresi gadis itu berubah menjadi kejengkelan.
"Dewi....""Iya kenapa sih Bang Ammar?"
"Kamu ngapain di sini." Ammar salah tingkah.
"Aku lagi nungguin seseorang Bang, lha Abang sendiri lagi ngapain?"
"Abang lagi latihan biasa, masak kamu lupa kamu dulu kan suka abang ajakin jogging di sini juga."
"Kapan ya?? Aku kok lupa ya?"
"Ya ampun Dewi kamu kayaknya masih kesel sama Abang ya? Abang tuhh dulu kan masih belum tahu apa apa."
"Itu kan udah masa lalu Dew masak kamu masih belum maafin Abang juga?"
"Nggak ya bang, eh itu pacar baru aku udah dateng jadi aku pergi dulu ya, nggak jelas di sini cuma ngeladenin anak nggak jelas satu ini." Berlari pergi menuju ke arah seseorang.
"Ahh sialan, kenapa sih masa lalu gue ngenes banget masak cewek yang dulu bisa bikin gue tergila gila bisa segitu teganya sama gue." Ucap Ammar sendiri.
Ammar pun segera pulang dan bersih bersih. Rasa sesal masih terus merajai fikirannya. Dia pun menuju kamar yang penuh dengan nama nama perempuan yang selama ini ia taksir. Tetapi Ammar masih menyiapkan suatu tempat yang indah yang telah disiapkan khusus seseorang di masa SMA nya. Ammar hanya mampu tersenyum sendiri melihat kertas berbwntuk separuh hati itu. Dia membayangkan bahwa seseorang yang sekarang hanya ia kagumi dari kejauhan itu suatu saat akan dia lukiskan di hatinya yang sebenarnya. Semua itu hanya perlu waktu dan kata kata yang tepat untuk mengungkapkan. Diam adalah caranya mengagumi seseorang. Karena dari Dewi dia belajar tidak perlu tergesa untuk menyatakan perasaan, karena ketergesaan itu akan membuat orang yang disayangi tergesa gesa untuk pergi dari hati kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Palsu
Teen Fiction'Dia' adalah hal yang paling indah dan abadi. Meski terkadang hanya aku yang mampu menyadari semua itu. Dan kemanapun aku pergi bayangmu tetap akan mengikuti langkahku. Terkadang aku berfikir bisa melupakanmu meskipun akhirnya selalu gagal. Tapi per...