(4) Masalah

122 31 7
                                        

Hai i'm back

So kemaren sempet bilang kan Minggu ini gak updet, tapi gak tau kenapa, tangan gatel aja rasanya. Jadi ya, so have fun dan happy reading.

Evelyn sampai di kampus dan melihat Arion sedang bertengkar dengan seseorang.

Pertengkaran mereka di saksikan oleh anak-anak kampus yang masih ada di sekitar daerah kampus. Karena penasaran, ia pun mendekat ke arah kerumunan, wajah Arion dan orang itu sudah terlihat beberapa lebam akibat tonjokan dari keduanya. Saat keduanya siap menyerang lagi, tiba-tiba Evelyn berdiri diantara mereka berdua.

Membuat keduanya terkejut dan menghentikan serangan mereka. Evelyn memandang keduanya bergantian, karena Evelyn muncul, terdengar riuh suara mengejek dari kerumunan, hal itu membuat Harry yang baru saja datang mengusir kerumunan tersebut dan kerumunan mulai hilang, menyisakan mereka berempat yang saling diam.

"Apa yang sedang kau lakukan!?", Tanya orang itu.

Evelyn memandang pria di hadapan nya dengan wajah menantang, ia tidak pernah melihat orang itu ada di sekitaran kampus, sepertinya dia bukan anak kampus ini.

"Harusnya aku yang menanyakan hal itu, apa yang kau lakukan dengan bocah seperti dia?", Evelyn tak mau mengalah. Ia melipat kedua tangan nya di dada, memandang pria di depan nya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Minggir kau! Urusan ku dengan Arion, bukan denganmu!", Orang itu menyingkirkan Evelyn. Membuat Evelyn terdorong beberapa langkah dan ditangkap oleh Harry agar tidak jatuh. Namun, Evelyn kembali maju dan menghadang orang itu.

"Tentu saja menjadi urusanku, dia adalah mahasiswa di kampus ini dan kau, kau bukan siapa-siapa di sini. Berani-beraninya membuat gaduh di tempat orang lain."

"Sudahlah, kau pergi saja, aku bisa mengurus ini sendiri", Arion menarik tangan Evelyn agar Evelyn tidak menghadang mereka berdua.

"Kalau mau ribut, jangan di sini, di luar kampus saja. Kalau kamu merusak fasilitas, dan ketahuan dekan, bisa kena scors"

Arion memutar bola matanya, benar juga apa yang di bilang Evelyn, Alvina juga sudah percaya pada dirinya agar tidak berbuat macam-macam.

Ah, anak sialan itu, untuk apa dia datang dan memukuliku seperti ini, batin Arion. Jujur, ia sedikit lelah dan merasakan nyeri yang teramat di wajahnya. Tapi, ia tidak mau menunjukkan itu apalagi di depan bocah ingusan yang wajahnya sudah babak belur juga.

Evelyn menarik napas dalam, "Sebenarnya apa yang membawamu kemari?", Tanya Evelyn tiba-tiba. Orang itu menatap Arion dengan murka.

"Sudah jelaskan!? Aku ingin bertemu bocah ini", ujar orang itu sembari menunjuk Arion. Harry, hanya diam saja. Karena dia juga tidak tau masalah apa yang dialami oleh temannya itu.

"Iya, untuk urusan apa kau menemuinya?", Tanya Evelyn lebih dalam.

Orang itu mengepalkan tangan nya, ia menahan amarah yang sudah memuncak sejak lama. Lalu, menarik napas panjang dan membuangnya perlahan.

"Jadi, bocah ini-", orang itu menggantungkan kalimatnya.

Evelyn masih menunggu kalimat selanjutnya yang akan di selesaikan oleh orang itu.

"Bocah ini, bocah yang membuat adikku menjadi depresi, beberapa jam yang lalu, ia menelpon ku. Ia menangis dan berbicara melantur, bahkan ia berniat ingin membunuh dirinya sendiri, karena apa? Karena cinta adikku di tolak mentah-mentah oleh bocah itu!!"

Harry membelalakkan matanya, begitu pula Arion sembari memegang wajahnya yang mulai terasa perih.

Perihal adiknya di tolak, laki-laki aneh itu sampai memukuli Arion dan membuat gaduh satu kampus. Harry pun menepuk dahinya sendiri, gila, sungguh gila. Baru kali ini Arion dilabrak lantaran tidak menerima cinta seseorang. Padahal kalau dihitung, itu bukan korban pertama, mungkin sudah korban ke seratus bahkan seribu sejak Arion berkuliah di sini.

Crazy PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang