16

21.1K 1.9K 120
                                    

Warn! Mature content!

Author POV

Zena pasrah.

Seberapa kalipun dia berharap, sehun mungkin tidak akan bisa menemukannya disini.

Mark membawanya ke tengah kota seoul. Bisa dibilang dia menyewa apartemen yang sulit ditemukan orang lain.

Mark melepas ciumannya. Dia mengambil gelas yang berisi air putih lalu menyerahkannya kehadapan wajah zena.

"Minum ini"

Zena menggelengkan kepalanya kuat kuat. Mark mendengus kesal. Dia meminum minuman itu lalu mencium kembali bibir zena. Memaksa dia meminum air laknat itu.

Zena tersedak. Mark mulai menciumi leher zena. Membuat tanda di sana. Airmata zena terus mengalir.

"Jangan.."

"Hmm tubuh lo enak ya"

Zena berusah menghindari wajah mark yang hendak menciumi dia lagi, membuat lelaki itu mendengus kesal.

Plaak!

"Diem!" Mark menangkup wajah zena lalu menyerang bibirnya kembali. Tangannya menggerayangi tubuhnya. Zena menjerit jerit saat mark mulai membuka paksa bra nya.

Braak!

"Zen!"

Mark ditarik oleh seseorang sampai terjungkal. Samar zena bisa melihat siluet tiga orang lelaki.

"Renjun.."

Renjun langsung menyelimuti tubuh zena. Dia berusaha melepas ikatan di tangannya, tetapi dia terlihat kesusahan.

"Sial!" Dia turun dari ranjang, mencari cara untuk melepaskan ikatan simpul mati itu. Jaemin dan jeno sedang sibuk memukuli  bajingan itu.

Renjun menemukan vas bunga yang terletak di atas nakas. Dia membawanya dan hendak memecahkannya.

"Ren jangan dipecahin disitu!"
"Sini!"

Renjun melempar vas bunga itu ke arah jaemin. Tanpa pikir panjang, jaemin langsung memukul kepala mark dengan vas itu.

Praang!

"AKH!"

Jaemin tertawa.

"SAKIT?! SAKIT HAH?!"
"LO PIKIRIN SAKIT HATINYA DIA LO GITUIN!"

Zena mengenal jaemin. Sekalinya marah dia tidak akan setengah setengah untuk menghancurkan apapun yang ada di sekeliling dia.

Renjun membawa salah satu pecahan vas itu lalu memotong tali itu. Dia langsung memeluk zena, membuat gadis itu menangis sesegukan dipelukannya.

"Tenang. Ka sehun bentar lagi nyampe" renjun berbisik lirih. Zena tak bisa menjawab apa apa. Dia hanya menumpahkan kesedihannya di pelukan sahabatnya itu.

"Bocah kalian!" Mark bangun dengan kepala berdarah lalu memukuli mereka berdua. Renjun ditarik paksa dari pelukan zena dan ikut dipukuli. Zena bisa saja menolong mereka. Namun sayang, kakinya masih terikat dengan kuat.

"WOI!"

Chanyeol datang dan langsung melemparkan penggorengan yang dia pegang tepat pada  wajah mark. Sehun muncul di belakangnya. Wajahnya benar benar merah padam.  Dia langsung berlari memeluk zena.

"Hun.."

"Shh tenang"
"Kita pulang"

Chanyeol memukuli mark secara bertubi-tubi. Sehun berusaha melepas ikatan kaki zena. Tetapi sama. Simpul ikatan itu sulit dilepaskan.

Selingkuhan •OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang