Chanyeol membasuh wajahnya dengan air. Dia menatap cermin, melihat pantulan dirinya sendiri. Wajah tirus. Kantung mata yang terlihat sangat jelas karena kurang tidur.Dia tersenyum.
"Sebegitu cintanya gue sama lo, zen?" gumamnya pelan. Dia meraih handuk lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ahhh!!!"
Chanyeol segera keluar dari kamar mandi dan berlari menghampiri kamar sehun yang menjerit kesetanan.
"HUN JANGAN!!"
Chanyeol menepis tangan sehun yang tengah memegang pecahan kaca. Lelaki itu berhasil menyayat leher dan pergelangan tangannya.
"Lepas!" sehun memberontak dan hendak mengambil pecahan kaca itu lagi. Chanyeol menahannya kuat kuat.
"Sadar hun!! Jangan kayak gini!!" bentak chanyeol. Sehun terdiam. Dia menangis.
"Gue kangen zena, yeol. Gue kangen diaa.." isak sehun lirih. Chanyeol tidak menjawab. Dia segera menahan darah yang mengalir deras dari lehernya.
"Yeol.."
"Diem!"
"Yeol jangan. Gue mohon.."
Airmata chanyeol mulai luluh lantak. Sehun menarik tangan dia menjauh. Tubuh chanyeol melemas. Sehun menepuk bahu sobatnya itu.
"Gue sayang dia, yeol. Gue sayang zena.." bisik sehun lirih.
Chanyeol memeluk sobatnya itu. Sehun balas memeluknya.
"Jangan tinggalin gue hun.." isak chanyeol.
Sehun hanya tersenyum dari balik bahunya.
"Makasih, yeol. Makasih"
***
Chanyeol melihat gundukan tanah merah di hadapannya itu dengan sendu. Hanya tangisan mama sehun memecah keheningan.
Tubuh chanyeol bergetar hebat. Tidak. Dia bukan pembunuh. Sehun yang menginginkannya. Chanyeol tidak bisa menahannya lagi. Hampir setiap hari sobatnya itu berusaha buat bunuh diri. Dia juga tidak tega melihat sehun yang tidak mau makan sama sekali. Bahkan saat malam terakhir sebelum sehun bunuh diri, dia sempat muntah darah.
Chanyeol menunggu semua orang meninggalkan tempat itu. Setelah sepi, dia berlutut, menatap dua kuburan yang saling bersampingan dengan satu kuburan kecil di tengahnya.
"Kalian berdua emang jahat.." desis chanyeol lirih. Dia kehilangan kata-katanya. Tak ada yang bisa menggambarkan kesedihan seorang park chanyeol hari itu.
Sebuah tangan menepuk pundaknya. Chanyeol menoleh.
"Udah. Ini pilihan dia. Kita gabisa berbuat apa apa lagi" ucap kai lirih. Chanyeol mengusap gudukan tanah itu, lalu dia berdiri.
"Semoga kalian tenang. Sehun. Zena"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Selingkuhan •OSH ✔
FanfictionSelingkuhan? -zena Cewe gila. Lama lama gue cinta -sehun [04 in Short Story 190417] 🔥Ena![18+] 🔥Receh! 🔥Harsh words! + lowercase intended Copyright ©2017 by Hanna