+1 ; Lost

18.5K 1.7K 113
                                    


Alan walker - Faded

***

Where are you now?

Were you only imaginary?

The monster's running wild inside of me

I'm faded

So lost, i'm faded


Sehun memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya semakin kurus. Bahkan sekarang dia sedang demam berat. Sorot matanya redup. Kantung matanya mulai terlihat
sangat jelas. Tidak. Tidak ada lagi airmata disana.

Dia lelah untuk menangis.

Sehun hanya menatapi bantal putih disampingnya dengan tatapan kosong. Biasanya gadis itu selalu menatapnya dengan lembut. Memeluknya. Terkadang dia menciumnya dengan malu-malu.

"Harusnya gue ga ngejadiin lo selingkuhan gue, ya kan zen?" gumam sehun lirih. Dia semakin memeluk tubuhnya dengan erat.

Sebuah tangan hangat menyentuh pundaknya.

"Hun?"

Sehun terdiam. Dia menoleh.

Zena. Senyuman manis tercetak di wajahnya. Sehun menatapnya sebentar, lalu berbalik lagi. Sehun merasakan tubuhnya direngkuh dengan erat. Dia masih terdiam.

"Gue kangen sama lo, hun" bisik wanita itu lirih, "Gue ada buat lo. Bayi kita--"

"Berhenti"

"Hun"

"Gue gamau dokter nyuntik gue lagi. Lo tau kan gue takut suntikan?"

***

"Skizofhrenia"

Chanyeol terdiam. Dia melirik Sehun yang terus bergerak gelisah dikasurnya. Kemudian dia menatap lagi psikiater itu.

"Apa itu dok?" tanya Chanyeol pelan.

"Dia tidak bisa membedakan mana yang nyata atau tidak. Butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Dia sangat terpukul atas kematian zena hingga otaknya membuat imajinasi zena dalam versinya"

Dokter itu menatap mereka berdua secara bergantian. Miris. Dua lelaki yang kehilangan cintanya secara langsung dalam waktu yang bersamaan. Untuk orang yang sama pula.

"Saya akan datang lagi besok. Permisi"

Chanyeol membiarkan dokter itu keluar dari kamar sehun. Dia menghampiri sehun yang mulai melukai tangannya dengan kuku jarinya.

"Hun, jangan" Chanyeol mencekal kedua lengannya. Sehun hanya terdiam. Dia menggenggam erat tangan chanyeol.

"Gue ga sanggup lagi, yeol. Gue.. Gue.."

Chanyeol mengelus punggung sobatnya itu. Dia tau bagaimana rasanya kehilangan. Apalagi saat sehun mengetahui bahwa zena hamil. Sehun tidak pernah memaafkan dirinya sendiri.

"Zen, gue kangen lo. Lo baik-baik aja kan? Bayi kita pasti lo jaga dengan baik kan? Maafin gue yang ga bisa nemenin lo. Iya, gue tau lo kesakitan. Lo kuat, zen. Gue yakin lo kuat.."

Airmata chanyeol kembali turun mendengar sehun kembali bermonolog dengan pikirannya sendiri. Dia membalikan tubuh sehun lalu mengguncang pundak sehun dengan kasar.

"BANGUN, HUN! JANGAN KAYAK GINI! ZENA UDAH LAMA GAADA DISINI! LO GABOLEH TERPURUK KAYAK GINI, HUN! GUE MOHON JANGAN KAYAK GINI!" teriak chanyeol parau. Dia tak sanggup lagi melihat sehun seperti ini. Sehun menatap chanyeol dengan sendu.

"Zena.."

"HUN! DIA CUMA IMAJINASI LO! BANGUN! LO KUAT OH SEHUN!!"
"Yeol.. Zena.."

"HUN!!" Chanyeol menjatuhkan kepalanya di dada sehun, "Gue mohon, hun. Bangun.."

Sehun hanya menatap langit-langit kamarnya dengan kosong.

"Yeol.. Bayi gue.."

Tangisan chanyeol semakin keras. Sehun bangun lalu memeluk chanyeol dengan erat.

"Zena baik-baik aja yeol. Mereka baik-baik aja.."

***













Maaf pendek. Ya gitu. Intinya Sehun gabisa lupain zena gitu aja. Sulit.

Tapi gatau kenapa gue nangis sendiri bikin ini😢

Selingkuhan •OSH ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang