8

3 1 0
                                    

Suasana mencekam menghampiri Gie saat mengetuk kelasnya. Pak Imam guru yang terkenal Killer sedang menatapnya tajam.
"Telat kenapa kamu?" Tanya Pak Imam dengan suara nyaringnya, membuat nyalinya ciut mendadak.
"M...maaf Pak, saya telat hari ini. Saya gak diantar jadi terlambat" Kata Gie jujur.
Pak imam nampak memperhatikan penampilan Gie dengan seksama. Rambut basah khas kehujanan, rok basah. Hanya hoddie hitam itu saja yang tidak basah.
"Sekarangkan hujan, kenapa hanya rambut dan rokmu yang basah. Kenapa jaketmu tidak?" Tanya Pak Imam yang membuat Gie tercekat.
Gie menatap Fie dibarisan belakang dengan pandangan meminta tolong.
"Payung kamu mana?" Lanjut Pak Imam masih dengan suara nyaringnya.
Gie terdiam, matanya menyelusuri tangannya, seharusnya payung miliknya ada ditangannya. Lalu kilasan di mobil Kennan terlintas. Saat ia meletakan payung itu di Dashboard mobil Kennan.
"Jaket saya dipinjamkan pak, kalau payung ketinggalan dimobil teman saya" Kata Gie dengan Jujur. Tapi Pak Imam masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.
"Benarkah? Siapa orang baik yang meminjamkanmu jaket? Katamu tidak diantar lalu kenapa bisa ketinggalan dimobil temanmu?" Pertanyaan Pak Imam semakin bertubi-tubi seakan menghakimi Gie. Rasa cemas dan takut menjalar diseluruh tubuh Gie. Membuat kakinya bergetar.
"Pak, udah dong Pak. Kasian Gie pak" suara Fie terdengar, membuat semua menatapnya dengan pandangan memohon. Pak Imam sangat terkenal Killer jika 1 orang berbuat onar, satu kelas akan dihukum.
"Kenapa? Sayakan hanya bertanya?" Ujar Pak Imam heran.
"Iya saya tau pak, tapi...."
"Tapi kenapa? Kamu belain dia? Mau saya hukum kamu?" Fie terdiam menatap Gie iba karna tak bisa menolongnya. Ia tau Gie sudah sangat takut
"Pak saya mohon pak" pinta Fie dengan nada sangat memohon.
"Kamu.."
Perkataan Pak Imam terpotong saat tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang terjatuh. Fie menatap tubuh mungil temannya yang terkulai lemas dilantai. Dengan cepat ia berlari kearah Gie
"Gie" panggilnya dengan khawatir
"Gie, jangan lagi" bisik Fie lirih.
"Tolongin dong" teriak Fie panik pada kerumunan teman-teman sekelasnya.
"Ada apa ini berisik sekali" suara tegas seorang wanita membuat keriuhan kerumunan langsung terdiam.

Nampak Ma'am Lisa dan laki-laki yang Fie pernah liat sebelumnya dirumah Gie sedang menatap mereka bingung. Tatapan laki-laki itu jatuh pada sosok mungil yang terkulai lemas dipelukan Fie.
"Gie?" Nada khawatir terdengar disuaranya.
Dengan sigap menerobos kerumunan kelas Gie.
"Gie? Kamu kenapa?" Tanyanya sembari menepuk lembut pipi Gie.
"Fie, Gie kenapa?" Tanya Laki-laki itu pada Fie yang sontak membuat Fie terkejut. Karna ia tak tau laki-laki itu tapi laki-laki itu tau dirinya.
"Dia tadi dimarahin, pas lagi ditanyain dia pingsan" jawab Fie khawatir walau terselip nada kebingungan disana.
"Ibu maaf, tapi dimana uksnya bu?" Tanya laki-laki itu sopan pada Ma'am Lisa.
"Uks ada di ujung lorong, Fie tolong antarkan kesana" Pinta Ma'am Lisa yang langsung dituruti Fie.

Laki-laki itu tak henti mondar-mandir didalam UKS. Mulutnya komat-kamit dengan tak hentinya. Fie hanya bisa terdiam menatap dengan heran pada orang tersebut. Ia sudah mengabari Dash bahwa Gie dan dirinya Di UKS tapi ia tak mengatakan ada seorang lagi di UKS.
Laki-laki itu terdiam disudut ruangan lalu kembali dan duduk dikursi lipat disamping kanan Gie. Menatap Gie lembut dan mengusap kepala Gie dengan sayang. Bagi Fie entah mengapa ia terlihat seperti pedofil.
"Kamu sebenarnya siapa sih?"suara Fie menyadarkan laki-laki itu bahwa ia tak sendiri, Fie menutup mulutnya lalu merutuki dirinya sendiri. Karna tak tahan melihat kelakuan Laki-laki itu.

Laki-laki itu melepas pandangannya dari Gie lalu tersenyum ramah pada Fie.
"Perkenalkan namaku David Viebert, aku kakak tiri Gie. Kita bertemu kemarin. Maaf atas sikapku kemarin" ujarnya sangat ramah.

Fie sangat ingat, mana mungkin tak ingat laki-laki bernama David itu tiba-tiba datang dan mengusir mereka saat berada di rumah Gie, dan juga saat melihat David. Dash, Kennan dan yang lain langsung terdiam dan menatap David dengan pandangan tak percaya.

"Oh aku baru tau Gie punya mama dan kakak tiri"komentar Fie.
"Oh ya, aku Steffie Anher" lanjut Fie memperkenalkan diri.
"Aku sudah tau namamu dari Bi Hiah nona Anher, Ibuku dan Ayah Gie belum resmi menikah tapi ibuku sudah hamil duluan" David tertawa pahit.
"2 hari yang lalu kami datang, saat Gie pulang Ayah langsung mengatakannya. jelas Gie marah dia sangat tertekan dengan sikap Ayah. Aku sebenarnya juga ingin menolak pernikahan Ibuku dan Ayah Gie. Tapi bisa apa aku saat melihat ibuku sangat bahagia, ibu orang yang sangat kucintai karna hanya ibu yang ada untukku mana bisa aku menghancurkan kebahagiannya...." David terdiam sejenak menatap Gie dengan pandangan sedih.
"Tapi aku membuat luka lagi padanya membuatnya tak bahagia" lirih David pelan tak terdengar.
Brak...
Pintu UKS dibuka dengan tiba-tiba membuat Fie menatap kelima orang didepan pintu dengan kesal sedangkan David menatap mereka tak senang. Terpampang jelas wajah kekhawatiran dan terkejut diwajah mereka.

"David?"

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang