13

6 1 0
                                    

Kennan menatap iba Gie yang sudah tertidur dipundaknya. Setelah berbicara panjang lebar tentang masalahnya. Kennan pun membawa Gie ketempat duduk ditaman karna Gie terus termenung duduk di tanah. Selang setelah duduk dibangku, Kennan malah merasa pundaknya berat seperti ada yang bersandar padanya dan yang bersandar adalah Gie yang sudah tertidur dengan mata sembab serta suara sesegukan yang masih terdengar walau pelan.

"Kita ini terbalik ya Gie, kamu gak mau Papamu nikah tapi aku malah mau Papa ku nikah walau Papa gak mau"

"Walau aku tau kamu pasti merasa gak adil karna setelah 6 tahun Papamu baru kembali. Dan saat kembali malah akan menikah. Mungkin, kalau Papa melakukan hal yang sama kaya Papa mu mungkin aku juga gak mungkin minta Papa nikah lagi" tangan Kennan mengusap pelan pipi Gie yang masih basah.

"Sabar ya Gie" pikir Kennan lalu mengangkat tubuh mungil Gie dan meninggalkan taman menuju ke mobil Gie.

"Tok...tok...tok" dengan susah payah Kennan mengetuk pintu rumahnya. Ya tujuannya adalah kerumah Kennan karna Kennan tidak mengingat arah jalan rumah Gie.

Setelah sekian lama mengetuk dengan susah payah. Pintu pun terbuka.
"Mas Ken kok ada disini?" Tanya Wanita yang merupakan pembantu rumah Kennan.

"Maaf bi nanti dulu nanyanya. Ini berat" Kata Kennan tak enak saat melihat perubahan wajah Bi Kus yang terkejut.

"Ini siapa Mas? Pacar Mas yo? Tanya Bi Kus saat Kennan selesai menyelimuti Gie.

Kekehan terdengar dari mulut Kennan sambil merangkul Bi Kus agar keluar dari kamar.
"Bukan Bi, dia adik Kelas saya. Bibi jangan khawatir Nanan gak macam-macam sama dia kok bi"

"Terus kenapa di bawa kerumah Mas?"

"Dia lagi ada masalah Bi, masalah keluarga. Ketemu Nanan ditaman dekat sini. Awalnya mau Nanan kembaliin kerumahnya tapi Nanan lupa rumahnya bi" ujar Kennan sembari terkekeh kecil.

Bi Kus menatap pintu kamar berwarna hitam itu sejenak, lalu kembali menatap Kennan kembali.
"Terus mas mau tidur dimana?"

Kennan terkekeh kembali.
"Ya mau gimana lagi Bi, kan saya gak mungkin biarin dia tidur di sofa, kamar tamu juga dipakai tante kan. Lagipula Nanan laki-laki Bi"
*********************
Entah sudah berapa jam Kennan termenung didepan tv yang sedang menyorakan kegembiraan atas gol pemain Real Madrid tersebut. Tidak ada keinginan sedikit pun untuk menonton acara bola tersebut, pikirannya terus mengingat kata-kata yang dikatakan Gie.

"Aku gak mau Ayah nikah lagi, Bundaku cuman Bunda Angel, Abangku cuman Abang Gio. Aku gak mau lagi yang lain. Ketika Ayah pulang setelah 6 tahun, aku sangat gembira. Ku kira Ayah kembali karna merindukanku rupanya tidak, Ayah kembali membawa sesuatu yang sangat tidak kuharapkan. Membawa sesuatu yang malah membuatku semakin terluka. Aku tidak mau hal ini, aku tidak mau Tante Wulan, aku gak mau Abang David, aku gak mau adik baru. Aku cuman mau Ayah, Bunda dan Abang Gio gak ada yang lain"

Kennan menutup matanya. Tangannya mengusap matanya pelan. Ketika mendengar kata-kata Gie hatinya jadi panas. Tapi mengembalikan orang yang sudah tidak ada itu tak mungkin jika mungkin pun ia pasti akan melakukan hal itu untuk orang yang disayanginya.

"Untuk sang Bunda"

***********************************
Kennan mendengus kesal kala pipinya ditepuk-tepuk kasar, nampak Bi Kus dengan wajah khawatir menepuk wajahnya terus menerus.

"Mas Nan itu temennya teriak gak jelas. Bibi tadi udah keatas tapi dia malah ketakutan Mas"

Dengan cepat Kennan langsung berlari ke kamarnya, mendorong pintu dengan kuat tetapi kamar itu kosong membuat Kennan panik. Kemudian, tak sengaja matanya menatap pintu balkonnya yang sudah terbuka. Kennan langsung berlari ke arah balkon dan mendapati Gie sudah berdiri di balkon hendak menaiki pagar pembatas

"G-Gieee!!" Pekik Kennan tak percaya.
Gie menatap Kennan ketakutan.

"S-S-Siapa kamu?"

"Gie ini aku Kennan Gie, Kakak kelas kamu" Kennan berusaha menenangkan Gie, dengan perlahan mendekati Gie.

"Gie kamu kenapa dibalkon?" Tanya Kennan lembut berusaha mengalihkan perhatian Gie.

Gie terdiam sejenak lalu tersenyum pahit
"Aku mau.....M-Mati"
"Gie jangan gegabah Gie, gue mohon pikirin dengan baik-baik Gie"
"Apalagi yang harus gue pikirin? Gue gak punya siapa-siapa lagi disini" tangis Gie "Im Alone Here" Lanjutnya.

Kennan terdiam menatap iba Gie.
"Gie lo gak sendiri, lo punya Fie, Gue dan anak-anak yang lain, kita disini buat lo Gie. Jadi, gue mohon Gie Please tetap disini"

Gie menatap Kennan tajam memastikan apakah ada kebohongan diwajahnya.

"Im afraid you Lie, Ken" jawab Gie sedih

Kennan tersenyum lalu mendekati Gie perlahan lalu mengulurkan tangannya.
"Pegang tangan Gue Gie, pegang kata-kata gue sama lo tadi"
"We with you Georgie" Lanjutnya.

Gie terhenyak mendengar kata-kata Kennan, air mata bertambah deras mengalir diwajahnya dengan perlahan digapainya tangan Kennan.
"Promise".
"Yes Promise"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Triangle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang